Jadi Orang Baik

Abis selesai baca buku Wonders tentang Auggie Pullman. Awalnya beli buku itu buat Aghnan sebetulnya soalnya lagi menggalakkan more books less gadget rules. Berdasarkan review, bacaannya ringan bisa buat anak-anak elementary school, ya lumayan sebagai selingan selain Geronimo Stilton atau buku-bukunya Road Dahl.

Berhubung Aghnan masih sibuk baca si Geronimo, jadinya aku iseng baca bukunya si Wonders. Dari awalnya iseng kok langsung selesai dibaca dalam waktu satu hari. Bagus banget ya bukunya, bikin hati kita hangat dan sedikit menampar aku sebagai orang tua. Kenapa begitu? Nanti akan sampai kesana. Sebelumnya mau cerita tentang Wonders itu sendiri.

Wonders itu cerita tentang Auggie Pullman, anak yang lahir dengan kondisi khusus yang membuat dirinya harus melewati beberapa prosedur operasi dan menghabiskan masa-masa pendidikan awalnya secara home schooled. Dalam cerita itu kita melihat bagaimana lingkungannya Auggie (baik yang lama dan baru) menerima kehadiran Auggie yang memang unik. Selain itu kita juga bisa melihat sudut pandang Auggie dan orang-orang terdekat Auggie tentang kondisi Auggie.

Dari sini aku tersadar. Di era digital nan kompetitif ini, sering sebagai orang tua kita mengharapkan anak mencapai potensi nya yang terbaik. Secara gak langsung, kita “mengajarkan” anak-anak untuk menjadi kompetitif dan fokus terhadap tujuan. Salah? Jelas gak sih, karena khususnya anak jaman sekarang harus punya motivasi dari dalam diri agar “survived”. Tapi yang kadang terlupa, khususnya aku, bagaimana mengajarkan anak-anak untuk menjadi anak baik.

Kesannya klise ya, yaa orang itu ya harus jadi orang baik. Kalau gak baik ya jahat. Well, dunia gak se hitam putih itu. Menurut aku ya baik itu ada gradasinya. Ada orang baik bangeeet, ada orang yang baik aja. Menurut aku yang top adalah orang yang baik bangeet adalah orang yang memilih untuk tidak egois ketika mereka bisa egois. Orang yang baik banget itu adalah orang yang memilih tersenyum ketika dijahatin orang. Selain itu buat gua orang yang baik banget itu adalah orang yang memilih untuk menjadi baik ketika banyak kesempatan untuk dia untuk bersikap acuh.

Pesan yang ternampol dari buku Wonders, adalah #choosekind. Kita bisa memilih untuk jadi orang baik kalau kita mau. Somehow hal inilah yang harus aku tanam dalam-dalam buat anak-anak aku. Memilih jadi orang baik itu kadang bukan hal yang gampang. Kita bisa memilih untuk acuh atau tidak perduli dan hidup kita less repot. Ya kan? Easier said than done. Tapi untuk menanamkan ke anak-anak kita, kita harus memulai dari diri sendiri dan menjadi contoh buat mereka.

When given the choice between being right and being kind. Choose Kind..

It’s not enough being friendly. You gave to be friend.

Courage. Kindness. Friendship. Character. These are the qualities that define us as human beings, and propel us, on occasion, to greatness.

Btw, aku sendiri belum nonton film nya. Tapi katanya juga bagus. Yang belum baca bukunya, baca deh. Sungguh menghangatkan hati.. 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.