Menyatukan Dua Keluarga

Pernikahan itu tidak sekedar menyatukan dua insan manusia, namun juga menyatukan dua keluarga yang berbeda untuk menjadi satu keluarga besar. Nah tentunya tidak semua keluarga mempunyai culture yang sama. Itulah terkadang yang sering menjadi friksi dalam pernikahan nanti. Hal ini akan mulai terasa sejak persiapan pernikahan ko. Dimana kita berusaha mengakomodir keinginan kedua belah pihak yang terkadang mempunyai tujuan dan maksud yang berbeda.

Melelahkan memang dan terkadang tidak gampang. Namun u know what ? Ini semua ada hikmah dibaliknya. Aku dan mas pribadi. Jika kita menghadapi perbedaan-perbedaan tersebut dengan kepala dingin, kita selalu mencoba melihat suatu permasalahan dari sisi yang berbeda. Dan kita dapat belajar banyak hal mengenai karakter masing-masing keluarga.

Pembelajaran karakter masing-masing keluarga inilah yang benar-benar membantu aku dan mas untuk merumuskan kira-kira konsep keluarga ideal seperti apakah yang kita inginkan. Kita ambil semua hal-hal bagus yang kita dapat. Dan kita dapat buang semua hal-hal buruk yang kita temukan. Dan aku benar-benar enjoy disaat kita berdiskusi, kita benar-benar sevisi. Sampai kita memikirkan saat kita punya anak nanti, apa yang kita ingin accomplished… Bagaimana kita ingin mendidik mereka. Dan bagaimana caranya.. Not like we’re in a hurry to have child. As I always said.. Sekasihnya yang di Atas. Allah maha tau yang terbaik untuk kita. Dan semua itu akan indah pada saatnya.. 🙂 Amiin..

Tapi friksi perbedaan itu tentunya tidak akan terhindarkan. Tinggal bagaimana cara kita menghadapinya. Prinsip aku dan mas, jika hal-hal disekitar kita sudah mulai ruwet dan gak jelas, yang terpenting adalah KITA. Kita maunya apa dan bagaimana. Itu yang pertama. Komunikasi adalah hal yang penting antara kita berdua. Kita boleh jaim dihadapan keluarga masing-masing. Namun diantara kita harus saling terbuka. Jujur itu lebih baik walaupun menyakitkan. Daripada dipendam namun tidak menyelesaikan masalah. Dan, cobalah untuk tidak saling memihak antara salah satu keluarga. Keluarga kita sudah memihak. Kita harus tetap netral. Yang pentiing kita berdua harus kompak. Baruu deh kita bisa buat kompak dua keluarga kita.. Tul gak ?

Alhamdulillah, so far perjalanan kita, aku merasa aku dan mas are a very good team. Memang belum teruji secara full sih. But I really have my confidence in us. InsyaAllah, mas memang imam yang selalu aku impi-impikan. Dan dengan dia aku bisa mengarungi bahtera rumah tangga sampai akhir hayatku nanti.. Amiiin..

9 thoughts on “Menyatukan Dua Keluarga

  1. ayu says:

    Anggi.. iya emang betul banget apa yang kamu bilang.. yang penting diantara kita adalah komunikasi. Aku aja ampe sering ngotot-ngototan gt sama si mas.. semoga kita bisa lebih sabar ya menghadapi semua ini 🙂

  2. Yulia Maki Cakes says:

    Semoga kompak terus yaa… Aku dulu nikah umur 20 tahun, dan mas 23 tahun, hihihi, alhamdulillah sebelum dan setelah menikah baik2 saja sampe sekarang 🙂

    Mbak, btw besok hari minggu aku ke PIM mau ketemu calon penganten juga mo ngasih tester cupcakes, aku ngubek2 HPku nggak ketemu no henponmu :(( Kalo jadi mau ketemuan besok aja sekalian yah, mungkin jam 7an malem gitu… Kalo bisa kabarin aku yaa, nanti dibawain testernya sekalian… Thank you ya mbak…
    🙂

  3. ayu says:

    Anggi… dirimu ke QZM gak minggu pagi kemarin ?? diriku juga say.. jangan-jangan yang kemaren sebelahan sama akyu dirimu ya ?

  4. Anggraini Widjanarti says:

    @Ayu
    Iya say gw ke QZM kemarin. Oooh dirimu yang jahit celana buat acara lamaran yaa ? Panteess looks familiar.. 😉
    Kemaren kebaya ku tidak ketemu yang pink. Aku sediih.. Pdhl itu buat pre-wed. Katanya mau dikabarin hari ini.. Huhuhuhu..

  5. ayu says:

    ya ampyun Anggi.. tau gitu kan kita bisa ngobrol2 🙁
    kemaren aku ragu mau menegur mu.. takut salah.. maaf ya say..
    wua.. dirimu pre-wed nya kapan ? bon nya masih ada kan ? mudah-mudahan hari ini ada kbr baik ya 🙂

  6. Anggraini Widjanarti says:

    @Ayu
    Hihihi.. kemaren gw juga ragu2 say. Tau gitu kan drpd nungguin mbak2 yang lama buangeet itu kita kan bisa ngobrol2 yah. Hihihihi..
    Gw insyaAllah pre-wed studio nya tgl 30 November. Kata Payu Foto bisa ganti baju sampai 3 kali. Plus make up and hair do. Jadi emang rencananya pengen yang formal gitu. Kan yang outdoor kemaren udah casual.
    Bon nya sih masih ada. Gw sih curiganya ada yang udah taro ke tukang payet cuman lupa di catet. Jadi mas Herman bingung deh. Iya niih. Semoga ada kabar baik yaa.. 🙂 Thanks doanya say.. 😀

  7. Asti says:

    Mbak, maaf nih mo nanya dikit, agak naif dikit.. maklum msh beginner…. klo ngeliat seseorang itu soulmate kita tuh caranya bagaimana ya…? hehehehehe….

    Thanks a lot yaaa…..

    *dari pembaca Chic Magz yg beli chic Nov edisi wedding

  8. Anggraini Widjanarti says:

    Hi Asti, thanks yah udah mampir. Humm soulmate ya ? Well, kalau kata si mas sih “It’s all about chemistry. You will know it when it comes”. Hihihihi..
    Kalau aku, yaah kurang lebih sama deh. Just trust your heart, jangan lupa minta petunjuk dari yang Di-Atas ya say.. InsyaAllah diberikan petunjuk dan kemudahan jalan..

  9. bon's says:

    Salam knal kk..aku skr masih tahap maw nikah,tp ada aja perbedaan,berantem terus,sampai saat sekarang kebetulan saya suka berteman dengan banyak orang tetapi sebaliknya calon istriku minta jangan terlalu banyak ketemu dengam kawan lama,saya hanya ingin semua dapat dipersatukan tetapi sulit sekali menyatukan dua hal yg berbeda,mungkin dr kk2 yg sudah berpengalaman punya ide yg baik?trims

Comments are closed.