SPT Bagi Keluarga

Sudah punya NPWP? Bagus! Sekarang kita at least bisa jalan-jalan ke luar negeri bebas dari fiskal. Tapi itu baru salah satu haknya. Sudah tahu kewajiban dan konsekuensi dari kepemilikan NPWP? Punya NPWP artinya kita harus melaporkan segala sesuatu yang berhubungan situasi perpajakan, baik itu penghasilan, aset, dan tentunya investasi. Laporan tersebut kita kenal dengan nama SPT, singkatan dari Surat Pemberitahuan. Err.. T untuk “tahu”? Bukan “Tahunan” ya? Memang SPT ini adalah kewajiban tahunan pemilik NPWP untuk melaporkan kewajiban pajaknya kepada pihak pemerintah (dalam hal ini Direktorat Pajak).

Anyway, kembali ke topik kita, SPT bagi keluarga artinya kita melaporkan kondisi perpajakan keluarga (suami dan istri). Kemarin dari pihak kantorku sudah memberikan briefing tentang pengisian SPT ini. Jikalau kita masih single dan tidak punya aset macem-macem (misalnya punya rumah warisan atau punya kendaraan), pengisiannya adalah sangat mudah. Yang kita isi cukup menyalin Form 1721-A1 yang berasal dari kantor ke Form 1770S dan mengirimkan keduanya ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat kita terdaftar. Kantor Pelayanan Pajak kita bisa diidentifikasi dari 3 digit kedua dari terakhir yang tertera di kartu NPWP kita. Untuk lebih gampangnya, format nomor NPWP kita adalah XXXXXX-YYYZZZ. YYY inilah kode KPP di mana kita terdaftar.

Nah, untuk keluarga, jikalau tidak ada perjanjian pranikah untuk pemisahan aset, seharusnya cukup 1 SPT untuk keluarga. Dengan demikian penghasilan istri dapat dimasukkan di Form 1770S-II poin 10a. Dari SPT tersebut orang kantor sudah wanti-wanti untuk pengisian Form 1770s-II Bagian B, Daftar Harta Pada Akhir Tahun. Di sini kita harusnya memasukkan seluruh aset yang dimiliki oleh keluarga, termasuk di dalamnya rumah, kendaraan, saham, maupun uang (cash-in-hand dan di tabungan). Biasanya di sinilah banyak terjadi manipulasi untuk menunjukkan harta yang dimiliki “tidak banyak”. Menurut orang keuanganku juga, mobil misalnya, jikalau di atas 200 juta Rupiah nilainya akan dicek kewajarannya terhadap penghasilan keluarga.

Setelah yakin dengan isian di kedua halaman tersebut, bolehlah kita kirim lembaran SPT tersebut ke KPP. Pengiriman bisa melalui pos, pojok pajak, mobil pajak, tax box, ataupun langsung ke KPP. Penting bagi kita-kita untuk tetap berkonsultasi dengan orang keuangan, Hotline Lapor Pajak, maupun orang-orang yang benar-benar mengerti tentang perpajakan supaya tidak terjadi kesalahan saat pengisiannya. Ingat bahwa keterlambatan pengisian SPT ini dapat dikenai denda.

Berikut saya lampirkan hal-hal yang mungkin dibutuhkan oleh semua orang:

Jadi, sudahkah Anda mengisi SPT sebelum 31 Maret?

[thumbnail image]

14 thoughts on “SPT Bagi Keluarga

  1. anis says:

    @anggi
    Kebetulan banget dikantorku juga baru ada bagi2 form-nya kemren kyknya kurang atu deh form SSP alias surat setoran pajak sebagai resume…

    [Reply]

  2. tabie says:

    salam kenal mba anggi,,
    aku jadi passive reader blog2nya mba anggi,, dari blognya mba anggi,, lovejournalnya,, sampe the karimuddin ini,, inspiring bgt deh,,,
    iya bener yg mba anggi bilang,, terlambat SPT tahunan itu kena sanksi denda Rp 100.000,,,
    Oh iya mau nambahin 1 lagi,, ada juga yang namanya SPT 1770SS buat yang penghasilan brutonya dibawah 60 juta 1tahun,, itu jauh lebih gampang isinya,, cuma 1 lembar,, dan cuma ngelampirin 1721A1 dr kantor,,,

    [Reply]

  3. tabie says:

    ooops,,, ternyata yang posting mas amir,, salam kenal juga mas,,
    btw aku ga sopan nih,,, blom ngucapin selamat menikah,,,
    semoga jadi keluarga yang bahagia,, AMIEN,,,

    [Reply]

  4. Amir says:

    @Anis: SSP ini wajib kah? Di kantor saya tidak ada pembagian SSP ini

    @Tabie: Salam kenal juga. Untuk Form 1770SS memang ada dan benar seharusnya lebih mudah, cuma kebetulan di kantorku yang dikasih cuma Form 1770S saja.

    [Reply]

  5. dit says:

    Salam kenal Bung Amir..

    Mau tanya, jika suami istri masing2 sudah punya NPWP bagaimana? Apa masih bisa dibuat SPT gabungan? CMIIW, kalau sudah punya NPWP masing2, yaa SPT juga masing2. Setidaknya, itu kata orang Finance kantor gue.. 🙂 Atau bisa ga ya kalau NPWP istri dicabut, ikut dengan NPWP suami aja? Gimana prosesnya ya? Ke KPP kah?

    Oya, AMir dan ANggi sebagai newlywed, untuk SPT 2008 masing2 masih berstatus TK-0 kan? Baru nanti untuk SPT 2009, statusnya jadi Kawin. Bener ga?

    Weh, jadi kolom konsul pajak nih jadinya… Hehehe..

    [Reply]

  6. anggi says:

    @Dit
    Haiiiii newly weds ….. 🙂 Memang untuk SPT 2009 baru ganti status jadi Kawin niih..
    Buat yang pertanyaan pertama biar dijawab si mas aja. Eike juga masih binun, soalnya ya itu, kan harusnya 1 NPWP = 1 SPT.. Dunno gimana caranya kalau 2 NPWP = 1 SPT atau NPWP istri dicabut..
    Mas, sudah adakah pencerahan kah ?

    *urusanpajakribetyabowuntunglakieiketanggapdansigap.. 😛

    [Reply]

  7. Amir says:

    Hi Dit, Salam kenal jg 😉
    Menurut orang Finance-ku juga seperti itu. Seharusnya 1 keluarga cukup 1 NPWP, yaitu kepala keluarga. Jadi jikalau ingin 1 SPT saja, NPWP istri bisa ikut suami. Prosesnya bisa tanya ke KPP atau Kring Pajak 500200.

    Soal status, bener itu 2008 masih TK-0 🙂
    Belum jadi konsultan pajak kok.. lha wong masih belajar juga 😉

    [Reply]

  8. pitpit says:

    CMIIW, kalo menurut kantor gue, untuk pelaporan pajak newly wed (married tahun 2008 atau 2009 awal) yang masing2 punya NPWP, itu laporannya jadi masing2 … untuk tahun depan ada baiknya, NPWP istri ditutup, jadi ikut suami aja … karena perhitungan pajaknya jadi beda kalau masing2 punya NPWP (pajaknya lebih besar).

    [Reply]

  9. anggi says:

    @PitPit
    Iya cin.. aku sama mas juga begitu sekarang. Nanti SPT tahun 2009 baru di gabung.. Tapi kalai soal NPWP istri di tutup ? Humm..

    [Reply]

  10. anggi says:

    @anis
    SSP (Surat Setoran Pajak) itu kan sebenarnya kaya bukti pembayaran pajak toh ya. SSP lembar ketiga itu adalah lembar SSP yang harus dilaporkan oleh WP (Wajib Pajak) ke KPP (Kantor Pusat Pajak).

    Kalau di kantor aku sih, karena gaji langsung dipotong pajak sama kantor, mangkanya ssp aku langsung diberikan oleh bagian keuangan kantor ke kantor pajak. Jadi itu urusannya kantor, bukan urusan aku lagi. Soalnya di bagian bawah SSP itu kan yang tanda tangan tulisannya Wajib Pajak / Penyetor. Penyetor disini bisa jadi adalah kantor, yang dikirim langsung oleh kantor ke KPP.

    Begitu say..

    *udahkonfirmasisamapakbossoalnya.. 😀

    [Reply]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.