Kelas Edukasi AIMI for Working Mothers

Kemarin Sabtu akhirnya aku sama mas datang ke kelas edukasi AIMI for working mothers. Lokasinya di sekolah cikal dan mulai jam setengah 9 (as predicted, ternyata ngaret sampai setengah jam an gitu). Tadinya sih malas-malasan datangnya. Cuman kalau gak ingat ini demi Baby K pasti udah balik tidur lagi. Hihihihi.. Di sana ketemu jeng Wian juga sama suaminya. Hahahaha, kita berdua sama-sama menggeret suami masing-masing. Soalnya biar sama-sama belajar kan ya.

Acaranya dimulai dengan penjelasan mengenai berbagai macam ketentuan tentang Hak Ibu Bekerja untuk Menyusui. Dijembrengin tuh segambreng ketentuan, mulai dari rekomendasi WHO/UNICEF, Undang Undang Dasar, UU Ketenagakerjaan, UU Perlindungan Anak, UU Hak Asasi Manusia, UU Kesehatan dan sebagainya yang ternyata mendukung hak ibu bekerja untuk menyusui. Dari penjabaran tersebut ternyata kita (sebagai working moms) ternyata berhak mendapatkan waktu istirahat(lebih dari sekali sehari) untuk menyusui anaknya/ memerah/memompa ASI.

Okay, take note about that. Next belajar tentang anatomi Payudara dan penjelasan mengenai cara reproduksi ASI. Yang menarik pada penjelasan yang ini bahwa ternyata produksi ASI dihasilkan oleh hormon prolaktin. Dan refleks pengaliran ASI dihasilkan oleh hormon oksitosin. Yang terakhir ini yang perlu di garis bawahi. Hormon Oksitosin itu adalah hormon “cinta”. Alias hormon yang terpicu jika kita bahagia. Menurut aku ini dia kuncinya. Kalau kita merasakan perasaan tenang, kasih sayang, bahagia hormon oksitosin akan bekerja dan secara sendirinya akan melancarkan pengaliran ASI. Tapi kalau kita stres, tidak bahagia, sedih, cemas, marah, kesal, bingung, and all the negative thoughts in the world, akan menyebabkan hormon oksitosin mandek, begitu juga aliran ASI kita.

Hadeeeh, ternyata kunci aliran ASI yang lancar adalah the power of our mind. Kalau kita senantiasa positive thinking, bahagia, tenang dan nyaman, hal itu akan memproduksi hormon oksitosin yang akhirnya akan melancarkan produksi ASI kita. Wah ini dia dong tantangannya buat ibu bekerja. Yah u know lah, secara ibu bekerja itu kan gak jauh-jauh dengan deadline, rapat dan segambreng kerjaan yang pasti bikin stress dan garuk-garuk tanah. 😆 . Karena itu hormon oksitosinnya harus di rangsang setiap mau merah. Cara merangsang nya pun dijelaskan di kelas kemarin. Bisa dengan membawa foto baby kita ke kantor, dipandang-pandangin, pasti kita bahagia kan ngeliat foto anak sendiri. Terus bisa juga dengan membawa baju bekas di pakai si baby, jadi bisa cium-cium bau badan si baby yang wangi dan menggemaskan itu. Atau kita bisa juga memvisualisasikan (again, the power of our mind) kalau ASI kita mengalir deras dan keluar laksana air mancur.

Kemudian kita juga diajarin cara memerah ASI yang betul. Bisa pakai breast pump. Tapi uniknya disini kita diajarin merah pakai tangan. Yang ini seru soalnya konselor AIMI juga gak sungkan mempraktekan live show memerah pakai tangan. Jadi kita bisa lihat langsung nih. Tentunya terbatas buat para ibu-ibu saja yauw. Bapak-bapak mah di luar saja.. 😉 Massage payudara untuk menstimulasi aliran ASI juga diajarin. Dan yang terpenting manajemen ASIP diajarin. Dari mulai menyimpan ASIP yang benar, metode penyimpanan yang benar, rekomendasi wadah penyimpanan ASIP yang baik, sampai cara menghangatkan ASIP. Semua hal yang tadinya bingung berat langsung mudeeengg. Hihihihi..

Nah selanjutnya penjelasan yang bikin aku toeng-toeng. Soalnya kan tadinya semangat kasih ASIP pakai botol dan dot dong ya. Tommee Tippie dah disiapkan tuh, dot yang katanya gak bikin bingung puting. Tapi ternyata para konselor di AIMI (persis banget kayak konselor laktasi di Carolus) menyarankan jangan pakai dot. Di sendokin pakai seloki atau sendok ASInya ke si baby. Hadeeeh ribet suribet ya… Masih tuh tengah penjelasan keukeuh mau pakai dot saja. Sampai pada penjelasan soal kejar-kejaran stok ASI.

Jadi bingung puting ini disebabkan oleh si baby yang pintar dan dapat merasakan enaknya mimik dari dot dibanding dari payudara ibunya langsung. Ya iyalah, kalau dot itu kan langsung keluar deras. Sedang kalau mimik dari payudara si ibu kan si baby harus usaha ekstra. Jadi kalau sudah terbiasa dari dot si baby bisa-bisa gak mau kembali menyusui langsung dari payudara ibunya. Okeh sampai disitu aku masih tetep pengen pakai dot (bunda keras kepala). Sampai akhirnya di mention kalau menyusu ASIP dari dot bisa membuat supply and demand ASI tidak seimbang. Langsung deh disini pelan-pelan mudeng.

ASI kan prinsipnya supply and demand. JAdi ASI yang keluar dari kita itu sebetulnya sesuai dengan kapasitas perutnya si baby. Nah misalnya nih sehari kita bisa meras sampai 90 ml saja. Si baby terbiasa minum cukup 90 ml sehari juga. Tapi dengan menggunakan dot (karena lancar banget), si baby bisa minum sampai 120 ml sehari.  Hayoloooh, kalau begitu kan ujung-ujungnya kita yang heboh kejar-kejaran stok ASI buat menyesuaikan nafsu minum nya si baby (yang melonjak) karena menggunakan dot. Hihihihihi, pas dikasih tau begitu langsung mikir deh..

Hahaha dasar bunda ini keras kepala, padahal sebelumnya udah dikasih tau jeng Dian sama mbak Widya soal hal ini. Teteup aja dipikirannya pake Tommee Tippie bisa ko gak bingung puting. Tapi begitu bicara tentang lonjakan demand yang tidak sesuai dengan supply yang seharusnya langsung deh mentok. Hikikikikiki.. Yah nanti mari kita cobain deh belajar nyendokin pelan-pelan. Mbak nya si baby juga harus di training ekstra kalau begitu.

Pokoknya kemarin belajar banyak dan insyaAllah berguna buat persiapan ASIX si baby. Untuung aja geret si mas, dia jadi ngerti pentingnya ini itu. Dan komit bakal jadi bapak menyusui yang ok buat si baby 🙂 Maksudnya bakal menjadi suporter kita nomor satu buat urusan ASIX ini.. Konselor nya sih mengusulkan aku (sebagai newbie mom-to-be) untuk ikut breastfeeding basic. YA secara waktunya tidak memungkin ikut di kelas yang Breastfeeding Basic yang terakhir jadi paling nanti end of March mampir ke klinik laktasi deh. Soalnya ya itu latch-on (posisi menyusui yang baik) berpengaruh sangat terhadap kelancaran supply ASI kita ke si baby. Kalau kata mbak-mbak nya malah posisi menentukan prestasi. Hihihihihi.. 🙂

Sampai rumah cerita ke si mama soal kelas edukasi AIMI tadi, and u know what, pertanyaan pertama yang keluar dari mulut si mama adalah “terus kapan mau dikasih formula ?”. HAdeeeeh sumpah loe maaah.. T_T Aku bilang aja selama ASI aku so far so good ya gak akan. 6 bulan ASIX terus lanjut MPASI sampai terus supply ASI. Gini nih mind set orang jaman dulu. Soalnya dulu si mama dibilangin dokternya buat nambah pakai formula buat ngejar berat badan dan sebagainya dan itu dari mulai aku lahir. Jadi aku produk campuran ASI dan Sufor.

Geleng-geleng lihat si mama, tapi untungnya karena si mas sudah di “edukasi” jadi counter attack nya berdua sekarang. Hikikikikikiki.. Ah aku sih tidak perduli dengan omongan-omongan orang yang mesti ini itu. Yang penting adalah ayah jadi suporter nomor satu kita. ^_^

Yah buat para moms-to-be yang ingin ASIX, datang deh ke kelas edukasi AIMI or mampir ke klinik laktasi terdekat deh. Penting banget loh kalau kita mengerti informasi yang komprehensif tentang ASI and stuffs. Kalau di kelas AIMI juga bisa dengar sharing dari ibu-ibu yang sudah mengalami duluan. Soalnya ada beberapa pertanyaan yang aku tanyakan juga dijawab dari sharing sesama ibu (btw, kayaknya kemarin aku lumayan banyak tanya deh 😛 ). Dan penting juga kalau si dads-to-be juga diikut sertakan. Soalnya siapa lagi yang akan menguatkan dan menyemangati kita dalam memberikan ASIX selain suami tercinta bukan? 😉 Yang jelas stay positive selalu.. Pikiran negative di buang jauh-jauh deh yaaa.. InsyaAllah BISA!! Amiiiiinn.. 😀 Wish us luck ya friends..

[thumbnail image]

5 thoughts on “Kelas Edukasi AIMI for Working Mothers

  1. sitta says:

    Insya Allah, PASTI BISA nggi!! (^^,)
    Diriku dulu adalah lulusan anak S3 ASI, walaupun kata ibu dulu sempat berantem sama neneknya gara gara waktu kerja kecolongan diberi sufor.. Tapi kedepannya anak jadi lebih pinter dan ga gampang sakit..
    SEMANGAAT bu!!
    smoga bisa baby K bisa lulus sampe S3..

    btw, salam kenal ya Anggi.. 😀

    [Reply]

  2. Rosie says:

    Hi Anggi 🙂 Minum ASIPnya dipakein dot aja say, hehe *Racun*… Menurut prinsipku kamulah yang nantinya akan tau apa yang terbaik buat babymu. Aku juga awalnya pas cuti 3bln sama sekali gak ngajarin Naomi ngedot karena takut bingung puting. Jadi Naomi minum langsung dari sumbernya, pas masuk kerja begitu diminumin pake sendok nangis kejer.com, tersedak2 dan marah2, itu terjadi selama 2 minggu, dan aku kasian.. Akhirnya aku over supply, ASIP sehari 400ml yang bisa diminum cuma 200ml. Akhirnya naomi ditraining tiap hari pake dot dan pelan2 mau, dan minumnya bisa banyak. Soal kejar2an stok, aku gak pernah pusing. Aku mommy super cuek, baru nyetok 2 minggu seblm ngantor, skrg di freezer malah cuma tinggal 4 botol@70ml, tapi aku nemuin cara dapetin LDR yang kedua, walhasil sehari bisalah 500ml, jadi cukup selama ditinggal ngantor.. So kamu yang tau yang terbaik untuk babymu. Yang penting optimis dan niat niat niat.. Jangan lupa kalau mau ngajarin ngedot seblm babynya bisa liat ya dan yakin baby K pasti smart sehingga gak bingung puting 😀

    [Reply]

  3. dona says:

    wah bagus bgt nih de, udah belajar laktasi sebelum melahirkan 🙂
    bener bgt intinya ASIX itu positive thinking n rajin memerah. Kalau bisa pas loe di kantor, loe punya jadwal merah yg stabil dan harus disiplin.
    Insya Allah supply loe bisa memenuhi demand Baby K. Semangat ASIX ya.. 🙂

    * btw ttg dot, sampe skrg Eric jg pake dot P*ge*n peristaltic, dan alhamdulillah Eric ga bingung puting. tergantung Baby K nanti gimana de..

    [Reply]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.