Tentang Demam Berdarah

Beberapa minggu yang lalu aku dapat undangan dari Fimela, untuk hadir ke acara temu blogger yang membahas tentang Demam Berdarah. Berhubung pembicaranya dsa kondang dr. Endah Citra Resmi, tentu langsung mengiyakan. Apalagi ya jaman-jaman transisi cuaca gini. Yang mana penyakit-penyakit lagi bertebaran dimana-mana. Dulu sih pernah dibahas di PESAT juga, cuman gak ada ruginya kalau belajar lagi kan, biar ilmunya gak hilang.

Acaranya sendiri di Penang Bistro dan ternyata di sponsori oleh Jhonson sebagai salah satu kampanye mereka tentang awasdb.com. Aku pribadi selalu seneng sama dr. Endah Citra Resmi. Walau bukan dsa nya Aghnan, tapi pengalaman nonton beliau sebagai pembicara di PESAT menunjukkan kalau beliau enak banget kasih penjelasan. So mari kita lihat rangkumannya ya.

Demam berdarah itu disebabkan oleh virus dengue yang mana penyebaran virus tersebut dibantu oleh nyamuk. Nama nyamuk nya mungkin pada familiar ya, nyamuk Aedes Aegypti. Nah si nyamuk ini memang senang hidup dekat dengan manusia dan hidup di banyak permukiman. Nyamuk ini pun hidup di udara yang hangat dan dibawah 1000 meter. Jadi sudah pasti Jakarta ini udah jadi habitat favoritnya si nyamuk.Si nyamuk ini sendiri punya yang namanya feeding time, baik pagi atau sore. Paginya jam 8-11. Dan sorenya jam 3-6 sore. Jadi sesungguhnya kalau malam-malam di gigit nyamuk udah pasti bukan nyamuk demam berdarah.

Periode masa inkubasi virus ini kurang lebih 4-10 hari semenjak di gigit. Dan ada 3 kemungkinan penyakit yang mungkin muncul setelah digigit nyamuk ini (tergantung respon tiap-tiap orang):

  • Demam tidak jelas yang sembuh sendiri (undifferentiated fever)
  • Demam Dengue
  • Demam Berdarah Dengue

Nah dari 3 penyakit ini yang perlu ditakuti dan di waspadai adalah si Demam Berdarah Dengue. Ada 4 derajat DBD. Yang terberat adalah di derajat ke 3 dan 4 karena sampai menyebabkan shock pada manusia. Dan kemungkinan terjadi kematian di DBD derajat 4. Ngeri ya.. 🙁

Gejalanya DBD sendiri ada 3 fase yang perlu kita pelajari dan pahami:

  1. Fase Demam: 2-7 hari. Pada dasarnya tidak ada obat untuk memperpendek demam ini. Kita bisa menunggu. Gejala yang perlu diperhatikan adalah ketika demam ini, badan disertai gejala pegal-pegal, mual, muntah dan sakit perut. Pada fase ini bisa dilakukan pemeriksaan uji torniket. Kalau ada bintik-bintik bisa menjadi DBD. Dan setelah itu dilanjutkan pemeriksaan darah.
  2. Fase Turun Demam/Kritis: 3-7 hari. Biasanya kalau demam turun kita kan biasanya senang. Cuman pada kasus DBD pada fase turun demam kita harus hati-hati. Karena pada fase ini bisa terjadi kebocoran pembuluh darah. Pendarahan yang terjadi pun beda-beda dan bisa macam-macam. Salah satu kunci bahwa kita harus waspada kalau anak kena DBD adalah ketika demam turun, anak bukannya ceria tapi malah lesu dan tidak semangat. Ini harus diperhatikan dan action yang kita lakukan harus lebih agresif.
  3. Fase Penyembuhan, pada fase ini nafsu makan sudah meningkat, dan sakit perut pun menghilang. Namun mungkin akan ada merah-merah yang bikin gatal.

Biasanya kalau anak sudah demam naik turun selama 3×24 jam, baiknya di hari ketiga kita melakukan test darah. Jangan lakukan test darah di hari pertama atau kedua setelah demam. Soalnya hasilnya gak akan akurat dan anak mesti test darah lagi di hari ketiga. Dari test darah baru bisa dibedakan antara DBD dan Demam Dengue. Informasi yang wajib kita perhatikan adalah nilai trombosit DAN hematokritnya. Banyak penyakit yang menyebabkan trombosit turun dan bukan hanya DBD. Untuk itu informasi hematokritnya harus dilihat. Jika Demam Dengue, nilai trombosit tidak dibawah 100rb. Kalau DBD biasanya nilai trombosit dibawah 100rb dan nilai hematokritnya pun tinggi. Nilai hematokrit tinggi itu yang berbahaya dan kita harus hati-hati. Karena dari nilai hematokrit tinggi bisa memberikan indikasi kalau ada tanda-tanda pendarahan di tubuh kita (lihat fase kedua).

Nah terapi nya DBD sendiri itu gimana sih? Kalau menurut dr. Endah, terapi nya hanya menurunkan demam dan mengatasi dehidrasi. Dianjurkan minum paracetamol sebagai pereda panas karena paling aman. Sedang ibuprofen sangat tidak dianjurkan jika terkena DBD. Usahakan minum cairan yang banyak biar tidak dehidrasi. Atau jika anak sudah tidak mau minum, langsung dibawa ke rumah sakit dan rawat. Treatment yang diperlukan hanyalan treatment cairan saja yang berarti pasang infus. Karena penyebabnya adalah virus maka antibiotik tidak diperlukan. Ingat ya, antibiotik cuman ampuh untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Bahkan menurut dr. Endah, anti virus pun tidak diperlukan. Yang penting dalam treatment DBD ini, kebutuhan cairan harus diperhatikan. Jika terjadi pendarahan masif maka diharuskan segera transfusi darah.

Kalau anak sudah bisa komunikasi dengan kita lebih enak ya, jadi bisa mengerti keluhannya. Nah kalau masih bayi pigimana? Kalau menurut dr. Endah, kalau bayi pasti rewel, gak mau minum bahkan menyusui langsung gak mau. Biasanya muntah-muntah juga. Dan pipisnya jarang. Kalau menurut standard WHO jika anak sudah lebih dari 6 jam tidak pipis harus diwaspadai kalau anak sudah terkena dehidrasi. Hal ini harus segera ditindaklanjuti.

Dipikir-pikir jaman-jaman transisi cuaca begini memang potensi penanaman penyakit. Apalagi di timeline aku isinya anak/orang sakit semua. Harus waspada selalu dan perhatikan kebersihan lingkungan. Ikutin aja kampanye pemerintah yang 3M itu. Menguras, mengubur dan menutup. Dan wajib waspada sama genangan air yang ada di lingkungan rumah dan sekolah. Kalau punya kolam dirumah sebaiknya ditabur bubuk Abate atau pelihara ikan, jadi jentik-jentik nyamuk dapat dimakan oleh ikan tersebut.

Untuk bacaan lebih lanjut mengenai Demam Berdarah:

Stay healthy people..  🙂

7 thoughts on “Tentang Demam Berdarah

  1. Nike (Mama Tania) says:

    TFS ya mba Anggi…

    aku juga suka sama Dr Endah, klo nerangin emang TOP trus klo berobat sama dia ngga sembarangan ngasih obat, malah udh 2 kali kesana ngga pernah dapet obat 🙂

    skali lagi thanks for sharing about DBD ini.. sangat sangat berguna buat saya 🙂

    [Reply]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.