Setelah 2 tahun berjuang melawan kanker otak, akhirnya kemarin Om ku menghembuskan nafas terakhirnya. Sesungguhnya hal tersebut sudah di prediksi, namun sebagai keluarga tentunya kita tidak boleh berhenti berharap. Apalagi mengharapkan keajaiban dari Allah. Namun, Allah sudah berkehendak dan meminta beliau untuk berpulang kepada Nya.

Kemarin siang ditengah-tengah rapat, aku ngelirik ada missed call berkali-kali dari si mama. Sampe akhirnya baca chatnya si mas bahwa ternyata si Om sudah meninggal jam 10.00 pagi. Selesai rapat akupun langsung pergi ke Siloam MRCCC dan langsung menuju Mortuary nya. Tadinya di mobil masih bisa ketawa-ketawa sama si mas kayak gak ada apa-apa. Mungkin itu denial nya aku aja ya. Karena begitu ketemu si Bulek, aku sama adekku langsung meluk Bulek dan Blaaaarr.. Tumpah air mata kita. Aku pelukin si bulek erat-erat dan bulek pun bilang seperti ini..

Padahal Aghnan belum sempet pipisin si om ya..

Hiks langsung makin sedih soalnya langsung inget kenangan dulu aku kecil pernah pipisin si om waktu digendong di bahu..  Jadi inget waktu Eyang meninggal, reaksi aku kurang lebih sama. Nangisnya heboh, dan di kepala itu langsung flashback memori dari waktu kecil sampai sekarang. Inget jaman-jaman suka nginep di rumah om sama bulek, weekend ke Puncak rame-rame, trip ke Bali yang fenomenal, gaya salaman kita yg khas, hobi yang foto-foto bahkan walau lagi aku lagi kucel pun seneng difotoin,  BBQan tiap Tahun baru dan spaghetti buatan om yang fenomenal. Gosh, I’m going to miss all of that.. 🙁

Genap 2 tahun si Om berjuang dengan kanker otaknya. Terakhir ngeliat si om masih segar bugar itu ya waktu Aghnan masih belum ada 30 hari. Setelah itu vonis kanker datang dan dimulai perjuangan om dengan kanker. Sedih rasanya kalau inget Aghnan gak lama kenal sama Eyang Om. Tapi ya itu namanya hidup ya. Ada yang datang dan ada yang pergi. Setiap ada yang pergi akan jadi pengingat kalau sesungguhnya manusia itu hidupnya hanya sementara di dunia ini.

Mungkin benar kata Moli di Arisan 2. Orang yang kena kanker itu sesungguhnya mendapatkan anugrah. Mereka jadi tahu berapa sisa waktu mereka di dunia ini. Dan mereka bisa mempersiapkan dengan baik. Kayak si Om, sempet-sempetnya minta dicariin kavling di Tanah Kusir waktu masih berjuang melawan kanker. Entah itu firasat atau persiapan saja. :'(

Tiap inget Om aku masih sedih. Tapi hati harus diikhlasin biar si Om tenang. Seperti kata Dumbledore:

Don’t pity the dead, pity the living. Above all, pity those who live without love..

You have loved Om… Banyak yang sayang sama Om. Walau proses pemakaman berjalan cepat tapi teman-teman Om dari jaman Om sekolah sampai sekarang banyak yang datang. Farewell Om. Till we meet again.. Yasinku untuk Om dan semua yang sudah selesai berjuang melawan kanker.. 🙂