Udah lama banget gak ikutan acara-acara macam begini terutama yang diadain sama The Urban Mama. Waktu itu pernah diajakin salah satu acaranya TUM cuman akunya gak bisa karena harus nemenin mertua, begitu available dan topiknya pun masih related dengan kejadian yang “hot” akhir-akhir ini langsung deh sign up. Jujur, tujuan utamanya sih pengen ketemuan sama temen-temen TUM. Tapi ternyata isi acaranya sangat amat bermanfaat dan dengan pendongeng anak terkenal kak Resha. :). Acaranya sendiri diselenggarakan di Pipiltin Cocoa dan selama presentasi kita disajikan coklat-coklat khas nya Pipiltin. Yumm. 🙂
Awalnya aku gak mudeng apa hubungannya pendongeng anak dengan underwear rule. Ternyata sangat amat related. Underwear rule sendiri kalau baca di website nya pun lengkap ya informasinya. Cuman pertanyaan sejuta emak adalah, gimana ya cara menyampaikan ke anak tentang underwear rule ini agar tepat sasaran. Sesungguhnya gak cuman tentang underwear rule aja sih, semua hal-hal yang ingin kita sampaikan ke anak pun kadang bingung bagaimana ya menyampaikannya agar anak dapat mengerti. Untuk hal yang sepele aja, kadang suka bingung, apalagi urusan hal yang sensitif seperti underwear rule ini.
Nah berdasarkan kak Resha, untuk menyampaikan informasi ke anak bisa loh dengan cara mendongeng atau bercerita. Namun, cerita ke anak pun gak cuman sekedar baca kalimat yang ada di buku cerita. Agar pesan cerita itu dapat ditangkap oleh anak kita harus membangun cerita dengan emosi. Jika kita membawakan cerita dengan emosi maka anak pun akan terhubung. Manfaat bercerita ke anak sendiri itu ada banyak ya. Salah satunya adalah membangun kemampuan anak secara linguistik dan intelektual. Serta menghubungkan anak dan orang tua secara emosional dan spiritual. Aku dan mas pun merasakan perbedaan dengan bercerita ke anak. Kebetulan kita memang punya ritual untuk baca buku cerita ke Aghnan sebelum tidur, dan kegiatan itu memang menyenangkan. Mangkanya aku suka gengges kalo mesti pulang malam dan gak bisa bacain Aghnan cerita sebelum tidur. It’s actually one of my fav activity with Aghnan.
Untuk memulai bercerita, kita harus menimbulkan kenyamanan terlebih dahulu dengan si anak. Kenyamanan ini harus dibangun berulang-ulang dengan anak agar anak bisa percaya dengan kita. Jika anak percaya dengan kita maka akan timbul rasa nyaman. Jika anak nyaman dengan kita maka anak merasa bisa cerita apapun ke kita tanpa harus takut-takut. Disinilah aku lihat pilar utama membangun komunikasi dengan anak kita. Kak Resha mencontohkan, jika anak kita pulang sekolah tanyakanlah hal-hal yang mengena perasaan dia. Misalnya: “Apa sih hari ini yang seru di sekolah?” atau “Ada yang bikin kamu sedih?”. Jangan langsung dibombardir dengan pertanyaan yang misalnya “Ada peer apa saja di sekolah?”. Kalau ditanyain peer kayak gitu mah aku juga langsung ilfil sih ya, tapi kalau ditanya tentang apa yang anak alamin pasti akan semangat bercerita.
Berkaitan dengan underwear rule sendiri kak Resha memberikan poin-poin yang harus dilakukan sebelum mulai bercerita. Pertama, bahasa yang digunakan harus tegas dan jelas. Kedua, kita harus menjelaskan struktur kekerabatan agar dari silsilah anak-anak tau orang terdekat mereka dan diluar struktur itu adalah teman. Jadi anak tau, orang diluar struktur kekerabatan itu tidak boleh memegang area underwear si anak. Tapi kita dapat membuat pengecualian sesuai dengan profesi orang itu. Seperti misalnya, dokter dan nanny. Itu pun harus dalam pengetahuan orang tua. Selanjutnya kita jelaskan bahwa ada sentuhan wajar dan tidak wajar. Hal ini harus dijelaskan secara eksplisit, misalnya sentuhan wajar untuk orang diluar struktur kekerabatan itu hanya ada tiga yaitu salaman, menepuk bahu dan jabat tangan. Jadi diluar itu bisa dikategorikan tidak wajar. Misalnya seperti cubit pipi, pegang leher, pegang paha dll.
Setelah itu baru deh kita dapat role playing agar anak dapat menangkap lebih jelas apa yang kita sudah jelaskan. Dalam bercerita kita harus buat setting, tokoh, alur, konflik dan solusi. Disini kita gak cuman mendengarkan saja, tapi juga mempraktekan teknik mendongeng yang sudah dijelaskan oleh kak Resha. Seru banget sih bagian yang ini soalnya kita diajarin teknik-teknik bercerita dengan menggambarkan berbagai tokoh dengan suara tinggi dan suara rendah. It was pretty fun. 🙂
Rangkuman tahapan-tahapan untuk membangun komunikasi dengan mendongeng dan bercerita adalah sebagai berikut:
- Trust
- Easy to Understand
- Active Listening
- Make Surprises
- Interaction
- No Worries Let’s Discuss.
Ada yang bertanya, jika anak bertanya macam-macam bagaimana? Ini sih hal yang aku sering khawatirkan, jadi tengah bercerita si bocah nanya macam-macam yang lama-lama jadi ngalor ngidul dan keluar dari cerita awalnya. Jawabannya adalah, hentikan ceritanya, that is their moment. Jadi ikutin saja anak bertanya kemana. 🙂
In the end kak Resha kasi tips yang menurut aku ngena banget:
Ciptakanlah waktu untuk Anak bukan luangkanlah waktu untuk Anak…
Dapat ilmu yang bermanfaat lagi deh bareng TUM. Selain dapat ilmu juga senang bisa kangen-kangenan sama keluarga TUM yang udah lama gak ketemu.
Belum lagi Luncheon ditutup dengan lunch yang super yummy dari Pipiltin Cocoa.
Oh ditambah, aku ditodong sama Ipeh TUM buat diwawancarain sama MNC TV. Malu nek tapi gak nolak. Hahahaha, pada dasarnya banci tampil 😆 Next time lagi ah ikut TUM Luncheon. Seru! 🙂