Yay! Sudah melewati 1 bulan nya Argentyo. We did it baby! We survived! Hihihihi.. 🙂 Banyak cerita yang ingin diceritakan disini. So, here we go.

40 hari pertama bayi di dunia ini kalau gak pakai drama itu gak afdol yaw. Seperti yang sudah diceritain di postingan sebelumnya, alhamdulillah dari pertama kali berjumpa Argentyo latch on dengan sempurna. ASI langsung deras keluar di hari kedua setelah sebelumnya dipompa tiap setengah jam sekali sama Argen. Perasaannya sudah senang, masalah utama yang aku hadapin waktu beradaptasi dengan Aghnan dulu tidak terjadi. Di hari ketiga kita tinggal nunggu hasil bilirubin Argen dan abis itu bisa pulang deh. Dengan ekspektasi Aghnan dulu bilirubin nya agak tinggi karena beda golongan darah jadinya yakin pasti bilirubin Argen akan tinggi juga dan harus disinar.

Seperti yang diprediksikan, yup bilirubin tinggi dan harus disinar. Tapi yang mengejutkan adalah, seberapa tingginya si bilirubin Argen itu. Nilainya 17 saudara-saudara. Buset lumayan banget ya, dimana batas normal 12. Dari fisik keliatan memang Argen jauh lebih kuning daripada Aghnan dulu. Bahkan mata nya pun terlihat kuning. Akhirnya disinar sehari dan membuat bilirubin turun jadi 15. Enaknya di RSU Bunda yang sangat amat pro ASI dan rooming in, sinar UV nya dibawa masuk ke kamar dan baby disinar di kamar. Ini sungguh sangat enak. Soalnya baby jadi gampang kalau mau menyusui dan ibunya pun gak stres harus pompa memompa. Yah kebayang dong awal-awal gitu kan kalau memompa paling cuman basahin pantat botol kan. Dengan disinar dikamar, pas lagi disusuin pun bisa disinar tinggal Bunda nya aja pakai kacamata hitam biar gak silau.

Bilirubin di angka 15 sesungguhnya masih belum batas normal, tapi dr. Tiwi menjelaskan dengan enak kalau hal itu normal dan kuncinya hanya disusuin ASI terus-terusan. Dengan fototerapi hanya membantu sedikit saja, kuncinya memang harus diasup banyak cairan si baby.  Berat badan harus naik supaya bilirubin nya turun. Berhubung Argen bukan anak pertama dan ASI ku sudah keluar banyak serta pelekatan Argen pun sudah bagus, si dokter pede agar boleh dibawa pulang meski bilirubin nya masih 15. Tentunya dengan wejangan pipis pupup nya diperhatikan dan harus terus disusuin.

Happy dong boleh pulang, soalnya yakin deh semalam lagi di rumah sakit pasti bikin bete. Tetap lebih nyaman dirumah. Sehari sebelum malam takbiran kita cek lagi bilirubin dan kontrol ke dokter. Harapannya sudah menurun tapi ternyata malah meroket ke angka 19.8. Gilak menuju kepala 2 dan itu sudah harus ekstra perhatian. Gue gimana? Stres tentunya, apalagi membayangkan bayi harus diopname. Urusan rumah sakit lagi deh. Bikin males.

Untungnya punya dokter anak yang konselor laktasi handal dan sangat mengerti pentingnya ibu dan anak harus terus bersama dan didekatkan demi kelancaran memberi ASI, melihat muka aku yang langsung pucat dengar kata opname akhirnya dikasih opsi kita ikut program homecare RSU Bunda saja. Jadi kita sewa sinar UV nya dan dibawa ke rumah. Dengan program homecare ini pun ada suster Bunda yang datang ke rumah dan membantu kita mempersiapkan kegiatan sinar menyinar dirumah. Ini sangat convenient dan jujur membuat aku lebih Zen dan gak terlalu stres. Memang keputusan meminta dsa kita dr. Tiwi waktu sebelum operasi itu langkah yang benar, gak kebayang deh kalau dipegang dokter YY itu. Kalau kita gak mau opname trus kita ditinggalin aja sebagai pasien “Ya udah terserah ibu aja..” tanpa memberikan alternatif yang sama-sama nyaman dari sisi pasien juga. Blah..

2×24 jam Argen disinar dirumah, tapi ekspektasi dengan di sinar Argen bisa sering bangun untuk menyusui malah gak kejadian. Bahkan dibangunin aja susah banget. Apalagi begitu di tes ternyata cuman turun menjadi 17. Bah, jadi terapi sinar gak dilanjutkan dan kita pun mengikuti anjuran dokter Tiwi untuk terapi cairan saja. Demi memastikan sejumlah cairan dibutuhkan masuk ke Argen akhirnya kita terapi cairan dengan memasukkan 370 ml ASIP ke Argen diluar menyusui langsung.

Kalau sekarang mompa 370 ml mah dapatnya mungkin cepat, tapi waktu awal-awal gitu yang mana sekali mompa cuman dapat 30 ml kan perjuangan banget. Pokoknya dengan semangat baja dan dukungan dari si Ayah kita positif bisa melalui itu. Bohong kalau aku gak stres. Ditambah pas lagi menjelang libur lebaran kan masa-masa kritis nya. Menjaga positivity itu yang susah, untungnya ya support system komplit. Aku pokoknya fokus mompa dan mompa. Kadang kalau kecapekan aku bisa tidur sama mas Aghnan tinggal titip ASIP ke ayah. Baby sama ayah dikasih ASIP nya. Gak perlu khawatir soal ganti baju popok dll, Ayah sudah pro. Bangga abis! Ayah super siaga banget.

Akhirnya dengan bolak balik ke UGD RSIA Bunda demi untuk menimbang bb (berat badannya) Argen, begitu bb nya naik wah sudah lega deh. Terapi cairan dilakukan sampai beberapa hari sampai aku akhirnya yakin kalau menyusui langsung kebutuhan 370 ml itu terpenuhi. Bahkan pada saat Lebaran dirumah pun, bolak balik kasih ASIP ke Argen. Jadi agak gak khusyuk menikmati suasana lebaran fokusnya ya urusan pompa pompa ini. Padahal itu perdana kita lebaran berempat looh..

Alhamdulillah pas cek 1 bulan dan imunisasi ke dr. Yovita (iya kita memutuskan dsa nya disamain saja sama mas Aghnan biar gampang) di RSPI, Argen berat badannya naik banyak banget dan secara fisiologis sudah tidak ada tanda-tanda kuning di badannya. Duh rasanya pengen sujud syukur rasanya. Drama jaundice berlalu sudah dan aku bisa fokus menimbun ASIP sebelum masuk kantor dan bisa mulai merencanakan dan mampersiapkan acara Selapanan Argentyo deh. 🙂

Melewati 1 bulan nya Argen dan menjelang 40 hari nya Argen, berhubung anak kedua jadi bisa agak koboi dikit. Mari kita keluar rumah untuk lihat duniaa (baca, mari ke mall). Bunda nya juga udah butek tiap hari pake daster melulu. Senangnya bisa keluar rumah dan cari suasana baru. 🙂 Mall yang dikunjungi adalah IKEA doong hahahaha.. Sekalian beli suvenir untuk acara Selapanan nya Argen. Eh dipikir-pikir, sebelum 1 bulan kita udah keluar rumah juga sik buat urusan kontrol dokter sama newborn session nya Argen sama mbak Rittar dari Smallbites. Buat yang newborn session nanti dibuat postingannya sendiri deh ya.. 🙂

Untuk Akikah nya sendiri kita menyerahkan semuanya sama Rumah Akikah, syukurannya sendiri kita gabung pada acara Selapanan Argentyo. Acaranya sendiri adalah pengajian dan potong rambut Argentyo deh. Alhamdulillah Argentyo selama acara manis banget. Kemudian saudara banyak yang dataang. Jadi kayak lebaran lagi deh. 🙂

Argentyo sendiri pekembangannya bagaimana? Alhamdulillah sudah pintar angkat kepala dan dada nya ketika tummy time. Sudah mulai coo-ing dan suka senyum-senyum kalau diajak ngomong. Benar ya, bayi itu perkembangannya pesat banget. Dari yang kayak baru kemarin kerjaannya cuman bobo-mimik-pup-bobo-mimik-pup sekarang udah mulai rame bersuara kalau diajak ngobrol. Oh don’t grow up too fast my baby..

Sehat selalu ya sayangku. Semoga 3 minggu terakhir Bunda di rumah sebelum masuk kerja gak berlalu dengan cepat yaa…