Apa dan Bagaimana Reksadana

Kenapa kita perlu berinvestasi? Apakah menabung saja tidak cukup? Dua pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepala kita akhir-akhir ini, seiring makin gencarnya promo edukasi perencanaan keuangan oleh berbagai pihak. Kembali ke pertanyaan awal, saya bilang bisa saja menabung tanpa berinvestasi, asal dana yang ditabung untuk keperluan masa depan (kadang untuk 20-30 tahun lagi) itu bisa berjumlah ratusan juta sebulan. Mengapa begitu besar? Tak lain dan tak bukan adalah perbedaan/disparitas antara return tabungan yang “cuma” 2-3% setahun dibanding inflasi yang bisa mencapai 8-10%. Setiap tahun nilai uang kita turun, begitu juga nilai tabungan yang kita kumpulkan.
Continue reading

Tentang Sahabat Foundation

Beberapa waktu yang lalu kan The Urban Mama ngadain financial talk di atamerica di Pacific Place. Pembicaranya mbak Vitri dari QM Financial dan ada juga pembicara lain yaitu Dondi Hananto mewakili Sahabat Foundation. Dari nama belakangnya sudah ketebak ya, itu memang suami nya Ligwina Hananto (ini suami istri kompak banget deh) . Somehow, aku tertarik banget waktu Dondi mempresentasikan tentang Sahabat Foundation ini. Dan surprisingly ternyata si mas sudah jadi penyumbang tetap selama kurang lebih setahun di Sahabat Foundation ini. Kayanya dulu sih udah pernah cerita, cuman aku yang kadang terlalu ignorance jadi ya iya iya saja. πŸ˜›

Dengar presentasinya Dondi, somehow aku tertarik banget. Dondi cerita bahwa Sahabat Foundation ini terinspirasi dari kisah suksesnya Grameen Bank yang didirikan oleh Muhammad Yunus. Apah? Gak pernah dengar tentang Grameen Bank? Hehehe monggo di google ya. Atau bisa baca rekapan kisah suksesnya versi wiki disini. Intinya, Grameen Bank sukses membuat masyarakat miskin untuk bekerja dan tidak menyerah dengan kemiskinan. Caranya dengan memberikan micro credit kepada masyarakat kecil tanpa membutuhkan collateral.

Sahabat Foundation sendiri kurang lebih mirip dengan Kiva.org. Kalau yang ngefans dan suka nonton Oprah Winfrey pasti pernah dengar website ini. Aku pun dulu pernah berkontribusi di Kiva, namun lama-lama mikir lagi. Soalnya masa iya orang nun jauh disana gw bantu, tapi orang negeri sendiri gak dibantu. Secara ya negara kita masih banyak orang yang terjebak di bawah garis kemiskinan πŸ™ . Nah mangkanya, begitu dengar presentasi tentang Sahabat Foundation ini, aku jadi tertarik banget.

Jadi Sahabat Foundation jadi semacam perantara antara donatur dengan pengusaha kecil. Mereka mendaftarkan berbagai macam masyarakat kecil yang membutuhkan modal untuk memulai usaha kecilnya. Kalau lihat di websitenya Sahabat Foundation, modal yang dibutuhkan mereka itu gak banyak kok. Bahkan cenderung lebih sedikit dibanding pengeluaran kita sebulannya untuk bensin dan belanja bulanan. Bisa jadi pula, modal yang mereka butuhkan totalnya sama dengan harga baju yang baru kita beli di ZARA. Mungkin buat kita nominal itu biasa aja. Tapi mungkin buat mereka, bisa jadi segala-galanya. Kita bisa bantu hidup mereka, agar lebih produktif. Nanti modal yang sudah dipinjamkan itu tentunya akan dibayarkan kembali ke kita sama penerima tersebut. Namun karena sifatnya donasi, jadi modal yang sudah dikembalikan tidak kembali serta merta ke kita. Namun kita dapat kita putar kembali ke pengusaha lainnya yang membutuhkan. Mantab kan? Kalau kita mau melakukan donasi langsung tanpa sistem “pinjam” seperti itu juga difasilitasi sama Sahabat Foundation ko.

Filosofinya sih begini. Jika kita ingin bantu kasih makan orang yang tidak mampu, kita jangan kasih mereka ikan. Tapi kita kasih kailnya, agar mereka bisa memancing ikannya sendiri. Kita bantu masyarakat kecil itu agar bisa mandiri dan tentunya dengan mampunya mereka menghidupi dirinya sendiri, secara tidak langsung kita juga menunjang perekonomian bangsa kita. πŸ™‚

Siapa sih yang gak prihatin dengan kondisi bangsa kita. Masih ada 14 juta jiwa bangsa Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Mau protes ke siapa? Pemerintah? Anggota DPR? Duh sampai lebaran monyet juga mereka sibuk dengan urusan politiknya dan pencitraan masing-masing. Yang harus bergerak ya kita sebagai masyarakat sendiri. Salah satunya yang dengan Sahabat Foundation ini.

So daripada banyak ceng cong, monggo ditengok websitenya Sahabat Foundation. Bisa baca skema cara kerja mereka dan cara mendonasi nya. Buat yang punya account facebook atau google bisa langsung sign in menggunakan salah satu dari kedua account tersebut. Praktis kan?

Kalap vs Disiplin

Udah lamaaa banget kepengen beli wedges nya Up buatannya the famous Diana Rikasari. Gak lain gak bukan gara-gara racunnya Woro awalnya. Cuman selalu berdalih, belum perlu, budget lagi tight, keperluan Aghnan lebih penting dan segambreng alasan lainnya. Disaat kemarin gajian (gajian pertama setelah 3 bulan dengan budget tight)Β udah siap-siap aja dong menuju website nya Up. Eeh begitu mau pesan, ternyata mereka overloaded pesanan, dan baru bisa pesan minggu depannya lagi. Buset, laris manis bangeet ya ternyata (hebat banget). Minggu depannya pas mau beli eh kejadiannya sama lagi. Sampai aku email ke Up nya..

Jawabannya Up adalah, waktu hari Jum’at sudah dibuka, cuman langsung overloaded pesanan lagi. Jadi ditutup lagi for the rest of the week. Dan dia bilang Jum’at ini mau dibuka lagi. Okelah kalau begitu. Namun, yaa ternyata ke Bandung kemarin lumayan menguras budget belanja belum lagi bayar-bayar pesanan ini itu yang lama. Lihat budget langsung tiris aja gitu buat jatah belanja gw πŸ™ . Dan terpupuskan lah kepengenan beli Up.

Sampai akhirnya hari ini ngintip website nya Up. Uhmm, mikir.. kok lucu ya.. mikir lagi.. lama juga ya 2 minggu.. mikir lagi.. keren ya.. dan akhirnya.. eng ing eng.. hasilnya tak terbendunglah hasrat untuk membeli wedges-wedges itu. Kalap dan langsung bungkus 3 pasang (walau overbudget πŸ™ ). Hihihihi tak sabar menunggu Kate, Jane sama Anjani ke pelukan gww.. πŸ˜€ Bubar sudah keinginan gw buat frugal living yang mana beli baju/sepatu kalau diskon saja. Uhmm.. tapi kan sepatu kayak Up gak tau diskonnya kapan. Beda sama toko-toko baju fav macam X.S.M.L, Zara, Metro dll.. *alasanbanyaaaaaakk* πŸ˜†

Berhubung gw sama si mas sangat terbuka dalam hal pengeluaran sehari-hari (cash flow kita sangat transparan terhadap satu sama lain) jadi lapor lah gw akan ke kalapan yang terjadi..

*speechless*

*tertunduklemas*

:lol:..

Ya sudahlah, nasib punya suami disiplin. Tapi memang mesti begitu sih. Harus disiplin sama budget yang sudah dibuat bersama demi tujuan-tujuan kita yang lain. Hihihihi.. Baiklah kalau begitu, Stella , Lola sama the other Jane kamu sabar yaa.. Β Bulan depan, eh 2 bulan lagi atau 3 bulan lagi aku baru bisa beli kalian yaa..

The Book

Akhirnya dapat juga buku perdana nya Ligwina Hananto πŸ™‚ . Pesan di inibuku.com dapat diskon 25%. Sayang rada kecewa sama pelayanannya inibuku.com . Gak ada kejelasan apakah bayarnya COD, pakai transfer atau CC. Di email balik gak dibalas. Cuman dapat konfirmasi. Dan email selanjutnya adalah konfirmasi pengiriman dan ternyata pembayarannya COD. Untung orang rumah punya uang cadangan. Kalau gak kan repot. Tapi berhubung diantarnya cepat jadi gak begitu kecewa.

Semalam baru mulai baca dan langsung sampai halaman 117 dan akan aku habiskan hari ini. Enak banget baca bukunya, tata bahasanya mengalir. Dan buku pun di tulis dengan gaya bahasa nya Ligwina yang khas. Lugas, sedikit nyentil tapi komprehensif dengan menyajikan data-data yang akurat.

Ini buku WAJIB PUNYA buat semua golongan menengah Indonesia ya. For better Indonesia, kita harus benahi diri kita sendiri agar bisa membantu sesama πŸ™‚ Syemangaatt!! *pasangikatkepala*

Update: Buku ini candu banget, akhirnya aku bisa selesai baca juga (kira-kira 3 jam dari nulis post ini. hehehe curi-curi waktu sambil nungguin kerjaan jalan). In the end aku semangat banget. Apalagi Ligwina mencantumkan daftar 100 langkah / checklist untuk tidak miskin. Buat aku, itu kayak goal dan tantangan. Uhm.. I love challenge!! Dan gak sabar untuk mewujudkan 100 langkah tersebut. Colek ayah, kemudian mengucap bismillah. InsyaAllah, we can make it πŸ™‚

Menyamakan Visi Rencana Keuangan

Jujur saja selama ini keuangan keluarga itu yang atur kebanyakan si mas. Iyah harusnya kan istri yah yang seharusnya mengatur keuangan keluarga, tapi dalam rumah tangga itu Ayah yang sangat berperan. Alasannya ya karena aku sangat sangat sangat kacau kalau disuruh megang duit. Pasti bisa bubar jalan gak karuan kalau aku yang disuruh ngatur. Bisa-bisa tengah bulan udah gak ada cash karena habis buat belanja A, belanja B dan belanja lainnya. Tentunya dengan segambreng alasan. πŸ˜†

Yaah sadar dong dengan kelemahan diri sendiri, akhirnya keuangan rumah tangga kita diatur sama si mas. Aku cuman tau beres dan dapat kartu sakti bernama magical shopping account. Istilahnya debit card buat aku belanja per bulan sampai abis bis bis bis.. πŸ˜† Untungnya aku sama mas itu super terbuka. Jadi cashflow itu transparan banget satu sama lain. Dan gak ada main rahasia-rahasiaan. Mangkanya susah kalau sok sok mau kasih surprise ke mas. Ujung-ujungnya pake CC dulu dan ujung-ujungnya cerita juga nonimal kadonya berapa. πŸ˜†

Tapi yah, lama-lama sadar diri juga sih jadi istri. Dan kayaknya aku mesti belajar juga seperti mas bagaimana mengatur rencana keuangan keluarga kita. At least menyamakan visi nya deh. Mangkanya waktu mommies daily buka talk show tentang Financially Fit bersama Ligwina Hananto, langsung deh daftar. Guess what, aku pendaftar nomor 100 (terakhir bow). Jadinya kayanya memang sudah meant to be ikut deh. Padahal waktu itu cuman iseng buka mommies daily. Bayarnya pun cuman 100k IDR. Kayaknya untuk ilmu yang dapat merubah hidup itu worth it bangeet.

Pas cerita ke mas aku mau ikut talk show nya Ligwina, dia cuman senyum-senyum saja. Dan tentunya dengan senang hati men transfer kan uang untuk bayar talk show itu. Kebetulan banyak teman-teman di ranah maya yang ikutan. Jadi seneng deeh.

Acaranya mulai jam 10.00. Tapi aku sudah jam 09.00 nongkrong di Foodhall Belezza. Abisan takut macet dan telat. Sampai sana kepagian tapi gpp, jadi bisa sarapan dulu bareng si mas di Foodhall. Btw, mashed potato bolognaise nya foodhall endaang bok..

Anihoo, sekitar jam 09.45 aku naik keatas, dan langsung duduk manis di sebelahnya bheboth. Akhirnyaaaa kenalan langsung juga ya mak. Ternyata orangnya rame bok, tidak menyangka, abisnya di foto keliatannya pendiam nan malu-malu siih.. πŸ˜› Gak lama datang emak-emak yang sudah aku kenal. Ada Yesi, Lia, Dhita, Mira, Vania dan Indah. Terus akhirnya ketemuan juga sama Amel mamanya Tanaya dan Itiii mamanya ZK (akhirnyaaaaaaaa πŸ™‚ ). Btw aku suka banget make over hair nya Iti. Keren banget aslinya. πŸ™‚

Setelah makan snack acarapun di mulai. Oh iya ini dia bahan yang dibahas waktu talk show kemarin:

  • Menabung saja tidak cukup!
  • Dana Pendidikan
  • Dana Pensiun
  • Komponen Rencana Keuangan
  • Cek Arus Kas
  • Switch & Activate Your Money
  • Investasi = Risiko + Tujuan + Hasil Investasi
  • Reksadana
  • Aset Aktif
  • Asuransi
  • Action Plan

Ligwina mulai dengan fakta mengejutkan tentang Dana Pendidikan anak kita nantinya. Sebetulnya aku gak begitu kaget sih, soalnya kan sudah pernah terkaget-kaget sampai guling-guling koprol sebelumnya di postingan ini. Cuman yah lumayan deg-deg an siiih. Satu anak aja biayanya sudah begitu banyaknya. Pigimana kalau dua anak? Jadi mikir lagi deh mau nambah anak.

Intinya sih Ligwina menunjukkan, dengan lifestyle seperti kita ini di Jakarta, terus dengan inflasi biaya pendidikan itu biasanya lebih tinggi daripada inflasi per tahun negara, kalau kita menabung saja tidak mungkin itu terkejar biaya pendidikan anak kita yang jumlahnya bombastis itu. Ligwina bilang rata-rata kenaikan harga sekolah pertahun itu sampai 20%. Dan dia menjadikan patokannya itu sekolah swasta. Memang sih pengennya aku sama mas, Aghnan bisa masuk PTN negeri kayak orang tua nya. Tapi kalau kita gak siapin baik-baik, kalau Aghnan gak keterima PTN terus gak sekolah gitu? Yang bener ajaa. Masa iya orang tuanya sarjana anaknya lulusan SMA aja. Maluuu ituuu maluuuuu..

Untuk itu kita perlu investasi untuk dana pendidikan anak kita. Sebetulnya investasi ini bukan hanya untuk dana pendidikan anak kita. Balik lagi ke Tujuan Loe Apa? Yang jelas kalau kita mau merencanakan keuangan ya kita harus tau tujuan nya kita, kondisi kita sekarang seperti apa, target waktu tercapainya kapan, dan bagaimana cara mencapai tujuan itu. Β So financial check up sebelum bergerak itu penting πŸ™‚

Yang jelas selama talk show berlangsung aku makin terkagum-kagum sama si mas dan semakin bersyukur punya suami seperti mas. Soalnya yaa, semua yang Ligwina bilang itu sudah dilakukan sama si mas. Well let see:

  • Bebas Hutang CC (checked) –> CC sih masih dipakai, tapi biasanya karena promo dah biasanya langsung lunas bulan sesudahnya.
  • Dana Darurat (checked)
  • Nabung minimal 10% dari penghasilan (checked)
  • Investasi Dana Pendidikan Aghnan di reksadana (checked)
  • Investasi Dana Pensiun Kita di reksadana (checked)
  • Komponen Rencana Keuangan yang seimbang (checked) –> salah satunya cicilan hutang < 30% dari total penghasilan kita

Si mas juga sudah mengalokasikan masing-masing tujuan kita ke masing-masing reksadana. Jadi 1 RD = 1 Tujuan kita. Kita bahkan sudah mulai investasi sejak sebelum menikah. Si mas sendiri jatuh hati sama servis nya Bank Asing warna kuning itu. Jadi kalau untuk investasi dan beli beli reksadana kita ke Bank itu. Sebetulnya investasi reksadana ada banget risiko nya. Cuman Ligwina menerangkan kalau “the risk of NOT investing is greater than investing”.

Overall sih rencana keuangan kita sudah dalam jalur yang benar. Tinggal komitmen kita saja nih (baca: komitmen gw) supaya bisa berjalan sesuai rencana. Mungkin pe-er nya kita adalah belum membuat Asuransi Jiwa buat si mas. Kalau aku kayaknya bakal ada tunjangan dari kantor kalau terjadi apa-apa sama aku. Cuman besarnya berapa? Mesti cek ricek lagi. Kemudian strategi kapan membuat Asuransi Kesehatan buat kita, terutama buat si mas ya. Soalnya kalau aku pensiun, mas tidak ditanggung lagi sama kantor aku. Yang jelas masih subject to disscuss sama kita deh.

Abis dari talk show itu rasanya seru juga kalau ada talk show lanjutan untuk membahas ini lebih dalam lagi. Bahkan mungkin si mas perlu ikutan training untuk membuat rencana keuangan? Hehehe we’ll see deh. Yang jelas, semogaa 2011 ini rencana keuangan The Karimuddins bisa lebih fit dan proper. Dan bisa memenuhi target. Amiiin.

Btw, mau rangkuman lengkap seminar kemarin bisa lihat di post nya Indah atauΒ post nya bheboth (canggih euy ngerangkumnya aku malash sekalii πŸ˜› ) and Β more info about financial planning, check out QM Financial nya Ligwina saja yaa.. πŸ™‚