Tips Pada Saat Hari Pernikahan Kita

Bok, secara gw udah lulus yaaa.. ^_^  Nampaknya aku cukup eligible untuk menulis post tentang bagaimana tips pada saat hari pernikahan kita. Jadi ya teman-teman, menjelang hari H. Yang harus kita lakukan adalah:

  1. Rileks dan Tenang (pergi ke spa sangat dianjurkan)
    • Sebenarnya dari H-3 kita itu sudah harus  RILEKS. Emang sih pressure nya itu makin berasa, tapiii buat para calon Ratu Sehari, udah PAMALI lah mikirin segala printilan-printilannya. Why ? Soalnya kalau H-3 kita masih sibuk mikirin ini itu, akan berimbas ke muka kita loh. Jadi capek, kusam dan kelihatan stres. Kita gak pengen dunk kelihatan seperti orang stres di hari bahagia kita kaan ? Hihihi.. Oleh karena itu, aku sangat menyarankan sejak H-3 kita sudah menyibukkan diri untuk perawatan kecantikan di spa.
    • Continue reading

Melihat Ke Belakang..

Tepatnya sudah 1 Bulan, 1 Minggu dan 3 Hari aku dan mas resmi jadi suami istri. Kehidupan pun sudah berbeda sekarang. Melihat ke belakang, tepatnya setahun yang lalu, titik awal perjuangan kita menjelang hari H, rasanya tetap tak percaya kalau semua yang kita impikan alhamdulillah sudah terlewati dan kita lalui dengan baik.

Alhamdulillah juga lovejournal kita tercinta banyak sekali dikunjungi. Makasih yaa semuaa.. 🙂 Senang sekali mendapat teman baru lewat blog ini. Dipikir-pikir selama setahun ini aku mendapatkan banyak teman baru. Ya dari anak-anak Weddingku dan beberapa blogger yang aku kenal lewat blog ini. ^_^ Keep in touch ya semuanyaa..
Continue reading

Ibu Hesti : MC Paling Ciamik

Sekarang saatnya cerita tentang Ibu Hesti. Ibu Hesti ini adalah MC kita sejak dari acara Siraman sampai Resepsi dan Ibu Hesti termasuk salah satu vendor terbaik kita. Ibu Hesti ini rekanan dengan Puri Kamaratih, dan biasanya dimana ibu Kiky merias, Ibu Hesti yang jadi MC nya. Jadi mereka sudah klop satu sama lain..

Ibu Hesti dulu juga yang jadi MC waktu sepupuku menikah, dan papaku waktu itu jadi panitia, jadi sudah tau deh performance ibu Hesti kayak gimana. Waktu ibu Kiky mengajukan nama ibu Hesti kita sudah gak pikir panjang lagi, langsung kita iyakan.
Continue reading

Peuseujuk, Upacara Syukuran ala Aceh

Nama saya ada Teuku-nya. Orang pertama kali mendengar, melihat, atau membaca pasti langsung menduga bahwa saya adalah orang Aceh, atau setidaknya ada darah Acehnya. Memang benar, secara garis keturunan Ayah, (alm) Kakek saya ke atas adalah orang Aceh. Sayangnya, the worst part adalah ayah tidak pernah diperkenalkan dengan budaya Aceh. Hal itu tentu saja terwariskan ke saya yang punya nama Teuku, tapi belum pernah ke Aceh dan tentu saja tidak bisa berbahasa Aceh. Saya lebih mengerti bahasa Jawa karena selain ibu saya dari Jawa Tengah, saya menghabiskan masa sekolah saya di Malang, Jawa Timur, di mana Bahasa Daerah (Jawa) adalah bahasa ajaran di SD dan SMP.

Setelah “kembali” ke Jakarta, keluarga kembali menjalin silaturahmi dengan keluarga Aceh, terutama dengan adik-adik (alm) Kakek. Oleh karena itu tidak heran saat saya akan melangsungkan pernikahan, keluarga besar Aceh ingin mengadakan peuseujuk untuk saya. Peuseujuk sendiri arti harafiahnya saya tidak begitu tahu (sudah googling, katanya sih artinya “tepung tawar/tawari”), sementara maksudnya adalah serupa seperti syukuran atau ruwatan. Peuseujuk sendiri diadakan untuk segala acara; Kenaikan pangkat, selamat dari tsunami, keluarga dapat musibah, semuanya. Bahkan saat menyambut Hasan Tiro, pemimpin GAM yang kembali dari Helsinki pun masyarakat Aceh mengadakan peuseujuk terhadapnya.

Continue reading