Kado Istimewa Wedding Organizer : Betul-Betul Istimewa !!

Sekarang giliran me review Kado Istimewa WO. Pada awalnya tuh papa mama menolak mentah-mentah usulan pakai WO. Soalnya kan katanya sudah ada panitia dari kantor. Nanti malah jobdesc nya bingung deh. Tapi aku (secara perfeksionis) merasa bahwa pada saat resepsi nanti pasti butuh WO.

Soalnya kan gak semua panitia familiar kondisi lapangan pada saat resepsi. Bagaimana menangani orang gedung, technical meeting dan koordinasi lainnya. Satu hal yang terpenting ,karena acara di rumah itu sudah sangat amat padat, pasti deh panitia dan keluarga bakal capek banget. Dan melihat berbagai pertimbangan lainnya akhirnya aku memutuskan pakai WO juga. Awalnya sih si papa teteup gak setuju. Tapi karena aku keukeuh, jadinya mereka ngalah dengan syarat , budgetnya tidak boleh melebihi yang ditentukan oleh si papa (aneh sih bagian yang ini, soalnya eike bayar ndiri ko.. 😛 Hehehehehe…)
Continue reading

Wedding Day Story Part 3 : Acara Resepsi Yang Meriah.. ^_^

Kita selesai acara akad nikah dan panggih sekitar jam setengah 1. Aku sama mas hanya ada waktu sekitar 1 jam deh buat leyeh-leyeh di rumah, sebelum harus ke gedung jam 2. Waktu 1 jam itu cuman cukup buat aku hapus make up dan paes akad, mandi dan sholat. Jam 2 kita udah ke gedung lagi deh. Aku sama mas ga bawa apa-apa. Cuman bawa badan dan pake sendal jepit. Huekekekeke.. Semua handphone kita di bawa sama mbak Tami asisten kita.. 🙂

Seharusnya jam 2 sudah sampai di gedung, eeh ini jam 2 baru berangkat. Ahiahiahia.. ya gitu deh, mas Soni WO kita tercinta langsung nelponin kita. Huihihihihi.. Alhamdulillah jalanan gak macet. Jadi pas jam setengah 3 sudah sampai gedung Balai Sudirman.
Continue reading

Seharian Rapat Panitia..

Omigooot badan rasanya capek sekali deeh.. Kemarin alhamdulillah jadi Rapat Panitia yang ketiga. Dan itu berlangsung di 2 tempat. Siang di rumah aku (untuk panitia dari kantor papa dan keluarga aku) dan malamnya rapat di rumah mas (untuk keluarga si mas).

Rapat kemarin di rumahku masih membicarakan hal-hal teknis. Kebetulan kemarin mas Soni dan mas Anto dari Kado Istimewa Wedding Organizer ikutan rapat. Seriously.. I’m so glad to have them as our wedding organizer. Dari ngobrol-ngobrol pertama sebelum rapat mulai, mereka kelihatan udah ngerti lah sama konsep keseluruhan. Dan ngerti banget pas aku bilang “Pokoknya sebulan sebelum hari H aku udah gak mau mikirin ini itu lagi.. 😛 “. Terus pas cerita aku pakai Ibu Hesti sebagai MC, mereka terlihat senang. Mereka bilang sudah klik dengan kerjanya Ibu Hesti dan mereka memuji performance Ibu Hesti. Alhamdulillah.. Ternyata sudah sering kerja bareng..
Continue reading

Tentang Kirab, Kata Sambutan dan Doa..

Aku suka merasa terganggu jika datang ke resepsi perkawinan, dan kirab pengantinnya telat. Misalnya, undangan menunjukkan pukul 19.00 WIB. Ketika kita sampai disana jam 19.00 WIB pengantinnya belum masuk ke ruangan. 15 menit kemudian pengantinnya baru masuk. Belum lagi jika setelah kirab ada lagi pertunjukkan tari-tarian yang menyita sekitar 10 menit lagi. Dilanjutkan dengan kata sambutan dari kedua belah pihak. Another 10 minues dan baru pembacaan doa (another 5 minutes). Coba dihitung waktunya. Kira-kira pukul 19.40 WIB tamu baru bisa mengucapkan selamat dan menikmati makan malam.

Beuuh telat 40 menit gitu. Kalau aku sih kasihan sama tamu-tamu yang nunggu. Kita kan normalnya jam 19.00 WIB itu sudah makan malam. Jika telat sampai setengah jam kebayang dunk perut-perut para tamu itu sudah keruyukan gak jelas. Dan begitu saatnya ramah tamah, mereka malah berhambur ke meja katering dan lebih memilih makan terlebih dahulu ketimbang salaman sama pengantin. 🙁
Continue reading

Beberapa Pertimbangan Menggunakan WO Hari H

Tentang WO lagi. Sebelumnya aku sudah pernah tulis kebimbangan serta kedilemaan aku untuk menggunakan WO atau tidak pada saat hari H. Untuk acara di rumah (akad dan adat) aku merasa sudah yakin dengan tim dari Kamaratih dan tante Hesty untuk memandu semua acara adat. Kemudian keluarga sebagai panitia juga saya rasa bisa menghandle segala persiapan acara di rumah. Jadi untuk acara di rumah saya sudah yakin tidak perlu WO. Kalau pakai WO saya pikir hanya akan menuh-menuhin rumahku yang tidak terlalu besar. Hehehe.. kan kapasitas terbatas.. 😉

Namun untuk acara resepsi di Panti Prajurit diriku masih belum tenang. Beberapa pertimbangan telah aku pikirkan. Sampai akhirnya aku sampai pada kesimpulan bahwa rasanya bantuan WO akan sangat diperlukan pada saat resepsi.
Continue reading