Siapa bilaang merawat rumah tua lebih gampang dibanding beli rumah yang baru? Penyakitnya adaaa aja. Dari mulai setengah rumah bocor dengan sukses yang bikin kita naro ember dimana-mana 😆 . Terus pompa air yang tiba-tiba bocor.. T_T Belom lagi segambreng furniture-furniture lama yang sudah tidak layak pakai dan lagi patung-patung hiasan (gw sebut berhala) yang tersebar di seluruh penjuru rumah.. Oh forgot to mention meja bilyar yang segede gaban yang sangat-sangat menghabiskan space ruangan.
Bersyukur sih karena aku sama mas gak serta merta memulai dari nol. Walau tinggal tetanggaan sama mama papa, tapi tetap rumah sendiri, yang mana privasi kita sangat amat terjaga. Cuman tantangan buat kitanya ini juga gak sedikit. Kayak kemarin biaya renovasi genteng sama pompa air aja itu udah lumayan banget. Weks.. Lagipula lebih gampang menggambar di kertas yang kosong di banding membetulkan gambar yang sudah di corat coret sebelumnya bukan? Apalagi ya, orang tua aku tipenya penyimpan. Persis kaya almarhum eyangku dulu. “Aduh sayang kalau di buang” “Itu kan kayunya bagus” “Harganya sekarang mahal looh” dan segambreng komentar lainnya deh kalau aku ingin merenovasi total (baca renovasi total ala aku: buang semua furniture yg ada sekarang, ganti yang baru) 😆 .
Iyaa tau ekstriim, tapi tetap saja, demi mewujudkan rumah impian kita, harus ada yang dikorbankan. Setelah debat alot dengan mama papa akhirnya mereka menyetujui keputusan kita. Kenapa mesti debat alot sama mama papa? Soalnya ini kan peninggalan almarhum Eyang, jadi kayanya gak enak aja kalau kita semena-mena sendiri. Pasti butuh restu mereka dulu. Hhehehe. Patung-patung, ukiran dan lukisan berhala itu di singkirkan. Tadinya kan mau aku bikin api unggun di belakang rumah terus mau aku bakar aja seperti cerita nabi Ibrahim waktu membakar patung berhala itu 😆 . Iyee bumil nya lagi lebay.. Akhirnya kita putuskan untuk disimpan (dibungkus koran) dengan rapih terus dimasukan ke kotak-kotak kardus bekas kemudian disimpan di gudang. Rencananya nanti mau di pelitur ulang dan diikut sertakan pada acara Garage Sale saja..
Yess, patung-patung berhala itu pun tersingkirkan sudah.. Legaa.. What’s next? Furniture-furniture (baca: sofa, meja makan, kursi, lemari) peninggalan almarhum Eyang yang sangaaat retro modelnya. Belum lagi ukuran-ukurannya yang besar dan raksasa. Di satu sisi, sayang juga kalau diganti, soalnya kualitas kayunya luar biasa awet dan bagusnya. Kayu jati bok, umurnya pun sudah 40 tahun lebih. Kebayang dong harganya kalau dijual jaman sekarang berapa. Bisa 25 jt buat 1 kursi saja bukan? *_* Jadi berpikir dua kali kan buat diganti. Yang ada dipikiran kita bagaimana mengolah furniture lama ini biar lebih terlihat trendy.
Thank God nemu tukang sofa yang bisa dipanggil di rumah. Namanya pak Junaedi, biasa ngerjain sofa buat bank-bank dan perusahaan gitu. Dari harganya sih lumayan ok, dan yang terpenting doi bisa menyulap sofa lama menjadi lebih trendy 😉 . Tinggal aku sama mas yang beli bahan sofanya. Pak Junaedi pun ngerjain sofa nya di garasi rumah kita. Jadi enak bisa di pantau dan di komentar langsung kalau ada yang tidak pas 😀 Pengennya sih lemari-lemari di rumah juga di modifikasi juga biar lebih trendy. Kebetulan kayanya pak Bos punya tukang lemari yang bisa dipanggil ke rumah. Hehehe, tapi belum sempat ditelpon. Kalau lihat rekomendasinya pak Bos, kayanya kerjanya ok juga. Wah boleh deh, nanti buat renovasi lemari-lemari raksasa yang ada di rumah itu..
Kita akhirnya pergi ke AmarDeep yang ada di fatmawati. Bok itu bahan-bahan sofa disitu ok-ok banget. Daaan yang terpenting kalau lagi diskon (yang bisa sampai 50-70 persen) kita bisa menemukan harta karun terpendam.. :lol:. Akhirnya kita borong juga deh disitu. Beli bahan sofa/kursi buat di ruang tamu, ruang keluarga dan ruang makan.Buat di ruang tamu sih nansanya coklat-coklat krem gitu. Buat di ruang makan sih pengennya cari yang garis-garis gitu. Naah favorit kita buat di ruang keluarga. Nuansanya pengen biru-coklat. Huehehehehehe.. 🙂 Kayak gini lah colour palettenya, kurang lebih (kurang banyak lebih banyak kayanya 😆 )
Yaah aku gak bisa tidak berwarna. Perlu ada satu warna yang stand out. Kemudian aku sama mas juga pengen pakai parket (lantai kayu) di ruang keluarga supaya lebih cozy dan tentunya trendy. Terus di satu sisi dinding pengen aku cat warna biru trus aku kasih walpaper tempel motif burung-burung seperti di kantornya Twitter.. 😉
Gyahahaha, norak ya? Abis kayanya fun aja kalau ada kaya gitunya.. Pengennya sih nanti pas aku cuti hamil bisa mulai di pasang parketnya dan tentunya di cat ulang. Cuman kembali lagi, lihat ke neraca keuangan kita dulu yak. Kalau gak sih yg penting furniture di atur dulu sesuai pada tempatnya, cuman ini juga belum kesampaian karena itu meja bilyar (berhala part 2) masih nangkring cantik ngabisin space di ruang tengah. T_T..
Pengennya sebelum mitoni itu meja bilyar bisa di angkut masuk gudang dulu deh. Biar bisa diatur furniture-furniture yang sudah di perbaikin itu. Hehehehe.. Ya semoga bisa diselesaikan dalam waktu dekat ini. Btw ya ujung-ujungnya sih nuansa retronya tetap kental terasa. Tapi gpp, yg penting ada sentuhan modernnya di sini situnya. Lagipula secara foto-foto pre wed aku dan mas yang temanya retro dan tersebar di seluruh penjuru rumah juga semakin menunjang nuansa retro ini.. Hihihi.. 😉
Yak doakan kami ya perlahan-lahan bisa membentuk rumah idaman kami dari rumah tua yang ada sekarang.. Step by step yang penting puas. Daripada gradak gruduk tapi malah gak optimal 🙂 InsyaAllah habis yang ini selesai pengen langsung berbenah kamar mandi terus kamar mandi selesai pengen mempercantik dapur (ini dia yang biayanya plg gede sendiri). Hoosh satu-satu yaa.. 🙂
[thumbnail image]