Nyusun rencana keuangan keluarga kita pasti gak jauh-jauh bicara tentang dana pendidikan buat Aghnan kan ya. Gak ko, gw gak bakal membahas tentang bagaimana investasi dana pendidikan Aghnan. Itu urusan bapaknya lah ya.. Hihihihi.. Aku malah pengen share tentang calon sekolahnya Aghnan nanti. Ini bukan doktrinisasi yaa. Cuman kepengenan ayah bundanya saja. Buat aku sama mas yang penting Aghnan harus tumbuh jadi anak dengan akhlak yang baik. Jadi pendidikan agama sedini mungkin diterapkan itu penting banget buat kita. Β Jadi pengen masukin sekolah yang mengajarkan pelajaran agama Islam π . Memang sih sekolah cuman penunjang/pelengkap saja untuk bagian yang ini, sisanya kita, sebagai orang tua harus memberikan contoh yang langsung agar bisa di tiru dan di contoh sama Aghnan π Tapi bagian penunjangnya ini kan penting juga untuk diperhatikan.
Pengennya sih Aghnan masuk playgroup waktu umur 2 tahun nanti. Kandidat, sudah ada tentunya π . Naksir sama Playgroup dan TK nya Nizamia Andalusia. Waktu itu nemenin Yesi buat ikutan open house nya, trus suka π . Sama satu lagi Kepompong yang di Bangka. Tapi tentunya pada saat memilih masuk playgroup harus ikut trial nya dulu. Soalnya kan percuma kalau mahal tapi anaknya gak suka disitu :). Ini demi Aghnan belajar sosialisasi aja sih π . Soalnya dia kan bayi yang friendly dan senang berteman (persis kayak bapaknya) π . Sebetulnya pengen cari playgroup atau TK yang bagus di daerah pusat sih. Cuman kok kayanya gak banyak ya? Ada saran kah?
Kalau buat SD, pengen bisa masukin dia ke SD Al Azhar. Walau aku tau uang masuknya mengerikan (tapi tenaaang, kan sudah ber investasyiong si dini mungkin π ) . Atau gak ya masuk SD Besuki nya Obama yang di Menteng, soalnya kan di daerah pusat. Atau bisa masuk SD Perguruan Cikini biar satu almamater sama om nya. Itu sama-sama di daerah pusat. Hehehe..
Naah buat SMP, aku dariii awal sebelum nikah udah minta ke si mas soal ini. Kalau anak cewek pengennya masuk ke SMP nya Santa Ursula (my almamater). Sama kalau cowok pengen masuknya ke SMP nya Kanisius (almamater om nya Aghnan). Kenapah begitu bernafsu soal ini? Soalnya gw ngerasa, di sekolah homogen, minat bisa lebih digali dan jati diri kita (baik sebagai cewek dan cowok) lebih bisa tereksplor tanpa harus ribet dengan namanya puber, jerawat dan drama menyangkutΒ opposite sex πΒ .
Dan, seperti yang kita tau semua lah. Sekolah Katolik itu (terutama dua diatas), disiplinnya GILA!!. Anak manja kelaut aja kalau sekolah disekolahan itu. Anak diajarkan mandiri, jujur, kerja dengan integritas dan belajar bertanggung jawab untuk apapun yang dilakukannya. Tapi yah menurut pengalaman sendiri, walau disiplinnya gila, suster sama gurunya galak-galak, dan pelajarannya susah bangeet (jangan harap bisa nyontek, itu impian saja disitu). Aku sangat menikmati sekolah disitu π Dan aku rasa adekku (om nya Aghnan) juga mengalami hal yang sama π .
Tapi yah, tentunya dulu walau disekolahin di sekolah katolik, les ngaji kita dibuat double sama mama papa. Dan tentunya karena landasan agama pada masa kecil dan SD aku sama adekku tetap pada keimanan kita yang sama π .
Untuk SMA pengennya Aghnan masuk SMA Negeri Unggulan. Dalam hal ini, ikut lagi almamater Bunda nya dong, SMU N 8 Jakarta. Tapi tentunya dilihat lagi, kalau pada saatnya Aghnan SMA itu masih jadi unggulan ya yukk masuk. Tapi kalau ternyata melorot, ya cari SMA Negeri Unggulan yang lagi unggul pada saat itu π . Atau gak, masukin ke Taruna Nusantara sekalian aja biar belajar mandiri (walau pasti kalau ambil pilihan yang kedua Bunda nya akan misuh-misuh sendiri :p )
Dan tentunya pada saatnya kuliah, pengennya Aghnan bisa ikutan almamaternya Ayah Bunda nya. Ihiiiyy.. Universitas Indonesia yang tercinta doong. Jadi kan keren tuh, 4 generasi bow (termasuk Aghnan, dari pihak si mas) di UI semua.. π Kalau dari Bunda nya 3 generasi sajah π . Jaket kuning keren kok nak. Gak usah jauh-jauh ke Bandung buat pake jaket Biru *loh* π . Ya tapi kalau ada rejeki lebih, pengennya sih nyekolahin Aghnan keluar. Misalnya kayak Australia kali yaa..
Tapiii semua itu kan rencana nya Ayah Bunda nya. Nanti balik lagi ke passion nya Aghnan dimana. Aku sama mas sepakat gak mau memaksakan passion ke Aghnan (dadah dadah model doktrinisasi orang tua jaman dulu yang mengharuskan anaknya kalau gak jadi ekonom, tukang insinyur atau dokter). Kalau kita kerja berdasarkan passion, itu kita kerja dari hati. Dan kalau kerja dari hati insyaAllah rejeki akan mengekor π
Itu semua harus dari Aghnan sendiri. Tugas kita sebagai orang tua adalah kita dapat mengembangkan dan menggali lebih dalam minatnya dia kemana. Kan gak lucu kalau jelas-jelas Aghnan punya hobi gambar dan passionate kesana kita paksa buat jadi dokter sedangkan dia gak suka pelajaran Biologi sama sekali. Atau kalau memang dia punya passion jadi seorang pilot kita suruh dia masuk teknik elektro / mesin. Apalagi kalau dia punya passion dalam hal masak memasak kita suruh dia belajar ilmu komputer. Mubazir dan gak optimal yah, mending sekalian aja kita terbangin ke Le Cordon Bleu, sekolah masak paling bagus, biar sekalian jadi Chef profesional π
Yah pokoknya, insyaAllah, apapun nanti cita-cita Aghnan. Kita dukung 100%. Tentunya pakai pom pom dan goyang ala cheerleader doong.. π