Papsmear? Done!!

Hehehe harusnya sih aku sudah harus papsmear waktu Aghnan umur 6 bulan. Cuman maju mundur terus kayak undur-undur gak jelas. Alasannya:

  1. Takut
  2. Takut
  3. Takut

Yes, emang gw cemen urusan beginian.. πŸ˜† Apalagi waktu google soal pap smear malah keluar ilustrasi kayak begini:

Gimana gak makin ngejimprak gw nya. Hohohoho.. Maklum, Aghnan kan waktu lahiran lewat atas (baca: c-sect) dan c-sect yang direncanakan (karena Aghnan sungsang sampai 38 week), jadi aku gak pernah banget tuh ngerasain namanya cek bukaan dll nya itu. Jadi masih perawan tuh bagian situ sama tangan obgyn.. Hohohoho.. πŸ˜†

Tapi yaa demii kesehatan kan? Apalagi gw terngiang-ngiang sama ucapan temen gw “kalau sudah nikah apalagi melahirkan jangan malas pap smear yah?“. Iyah temen ku itu punya pengalaman pahit, kakaknya meninggal karena kanker serviks stadium lanjut. Dan dia meninggalkan 2 orang anaknya yang masih balita :(. Hal itu tidak terdeteksi di awal karena dia malas banget pap smear. Padahal kanker serviks itu kalau terdeteksi di awal masih bisa ditanggulangi loh. Untuk lebih jelasnya bisa baca postinganku yang ini tentang kanker serviks.

Alhasil aku akhirnya memberanikan diri untuk pap smear kemarin. Sama siapa? Sama obgyn tercinta dr. Bowo dong. Tadinya mau selingkuh obgyn sama dr. Ridwan di KMC. Alasannya sih biar sekalian sama Aghnan imunisasi ke KMC sama dr. Wati. Tapi karena dr. Wati gak praktek dan Aghnan jadinya re-schedule, hasilnya batal juga aku selingkuh obgyn. Hohohoho.. Emang dasar gak boleh berpaling hati, pas Sabtu kemarin aku sama mas ketemu dr. Bowo di Plaza Indonesia aja gituu.. Ya udah deh, haha hehe bentar dan langsung meniatkan hati untuk ke RSIA Bunda hari Senin nya.

Sebetulnya sih ada jadwal pap smear di klinik kantor. Cuman kemaren terlewat karena aku pergi dinas. Dan daripada nunggu ini itu nya lama lagi alhasil ya aku ke RSIA Bunda saja deh. Di daftarin sama si mas paginya. Trus pulang kantor langsung ke Bunda deh. Hehehehe sekalian nostalgia deh. Nunggunya agak lama. Sampai resah gelisah. Yaa sebetulnya faktor nervous aja karena pap smear perdana. Sambil nunggu main monopoli aja sama si mas di ipad.

Sampai akhirnya waktu dipanggil masuk. Ketemu si dokter haha hehe dulu. Hihihi dr. Bowo emang asik orangnya. Santai, rileks dan hobi guyon. Ditanya mau ngapain? Aku bilangnya mau pap smear. Eeh si dokter malah bilangnya gini “oooh, aku pikir ibu hamil lagi” *doeeeeengg*.. T_T

Oh well, akhirnya disuruh ke tempat pap smear. Iyaa akhirnya gw duduk di kursi ituu, kursi yang kakinya di gantungin diatas itu looh. Hehehehe.. Di posisikan sedemikian rupa sama susternya. Kemudian baru dokternya masuk. Si mas ada disamping aku dan megangin tanganku. Seperti biasa, dokternya permisi dulu dan entah itu apa yang dimasukin dingin-dingin yang jelas gw disuruh rileks. Prosesnya asli cepet banget. Bener kata Nita, cuman 30 detik doang (gw sengaja ngitungin Nit πŸ˜› ) . Dan yang jelas kalau kita rileks, painless dan gak berasa apa-apa. πŸ˜€

Siip deh, papsmear nya selesai. Udah gak ada hutang dan guilty feeling lagi deh. Katanya sih hasilnya baru selesai sekitar 2 minggu lagi (lama ajee di Bunda, kayaknya di tempat lain 3 hari selesai). Terus kata dokternya, biasanya kalau di Bunda, kalau kita gak di telpon biasanya hasilnya bagus. Kalau di telpon (semoga gak, jangan sampai, gebrak-gebrak meja) biasanya ga bagus hasilnya πŸ™ . Yah Bismillah aja deh, semoga hasilnya normal semua sehingga bisa langsung vaksin serviks akunya. Better late than never kan?

Hayoo yang belum papsmear siapa? Hayoo ngacung.. Β Kalau sayang anak, segera papsmear yaa.. πŸ˜€ *sombongmentangmentangudahpapsmear* πŸ˜†

Tentang Kanker Serviks

Setelah menikah, jujur saja aku mulai aware dengan segala macam hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi wanita. Ya iyalah yaa, secara setelah menikah aku sudah aktif menggunakan organ reproduksi ini.. Hihihi.. Istilah kedokteran sih sudah aktif secara seksual.. πŸ˜› Kebetulan direktorat ku selalu mengadakan Knowledge Sharing setiap minggu, dan alhamdulillah tema yang diangkat hari ini adalah mengenai Pencegahan Kanker Serviks.

Pengetahuan aku nol besar sebelum ikut seminar ini. Taunya cuman kanker serviks itu kanker leher rahim saja. Leher rahim dimana aja letaknya pun eike gak ngerti.. Dasar cupuuu.. πŸ˜› Alhasil aku semangat banget ikut ini seminar. Pembicaranya itu dr. Arie Waluya, SpOg dari RSIB Asih. Hihi ini dokter tampangnya baik dan sabar bener. Dan kata ibu-ibu kantor sih ini dokter termasuk yang ok di RSIB Asih. Asiiik salah satu referensi lagi niiiy.. πŸ™‚

Anyway, seminar dibuka dengan kenyataan bahwa Kanker Serviks itu adalah kanker terganas nomor 2 di Dunia. Dan ternyataa Kanker Serviks itu adalah kanker terganas nomor 1 di Indonesia. Omaigot yaa.. πŸ™ Nomor 2 di Indonesia adalah Kanke Payudara. Statistik pun menunjukkan bahwa diperkirakan setiap satu jam satu orang perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks. Hiiiyyy…

Jadi kanker serviks itu (bahasa kerennya kanker leher rahim) adalah tumbuhnya sel-sel yang tidak normal pada serviks (leher rahim). Perubahan sel-sel yang tidak normal itu menjadi sel kanker memakan waktu 10 hingga 15 tahun. Kanker serviks umumnya terjadi pada rentang usia 30 hingga 50 tahun, yaitu puncak usia reproduktif perempuan sehingga akan menyebabkan gangguan kualitas hidup secara fisik, kejiawaan dan kesehatan seksual.. πŸ™

Tersangka utama penyebab kanker serviks ini adalah sebuah virus (yang kalau digambar sih cantik bentuknya) yang namanya Human Papilloma Virus (HPV). Virus ini bersifat onkogenik yang istilah keren dari menyebabkan kanker πŸ™ HPV ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Tapiii penularan juga dapat terjadi meskipun tidak melalui hubungan seksual. Contohnya, penggunaan bersama alat-alat pribadi (macam handuk) yang telah terkontaminasi.Β  Jadi sebenarnya para pria bisa jadi membawa virus HPV ini. Dan bisa menularkannya ke istrinya. Mangkanya si dokter bercanda kalau kanker serviks ini penyakir pria derita wanita.. πŸ™

Katanya sih ada beberapa faktor yang mendukung timbulnya kanker serviks, antara lain :

  • menikah saat usia muda (dibawah umur 20 tahun), hal ini dikarenakan saat pertama kali berhubungan seksual sel-sel reproduksinya masih belum matang.
  • kehamilan yang sering (diatas 7 anak)
  • merokok
  • penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang (macam spiral)

Biasanya infeksi HPV ini berlangsung tanpa menimbulkan gejala. Namun, jika kita melakukan pemeriksaaan macam pep smear (pemeriksaan skrining) dapat ditemukan adanya sel-sel serviks yang tidak normal yang disebut juga sebagai lesi prakanker. Kalau masih prakanker, kata si dokter sih masih bisa 100% disembuhkan. πŸ™‚ Namun kalau sudah menjadi kanker serviks, katanya sudah 0% harapan untuk disembuhkan. Ketahanan hidupnya pun tinggal rentangan 5 tahun saja.. Huaaaaa… πŸ™

Menurut si dokter, tanda-tanda dimana sel kanker sudah mengalami progresifitas gejalanya antara lain adalah :

  • pendarahan dari liang senggama (ini bukan darah perawan ya bok.. itu mah sehat kalau darah perawan .. πŸ˜› )
  • timbulnya keputihan yang bercampur darah dan berbau
  • nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.

Kalau sudah ada tanda-tanda seperti itu sih better langsung konsultasi ke dokter.. Yang jelas yaa, setiap perempuan berisiko terkena infeksi HPV penyebab kanker serviks dalam masa hidupnya, tanpa memandang usia dan bagaimana gaya hidupnya. πŸ™

Cara mendeteksi Kanker Serviks antara lain dengan :

  • Pap Smear atau
  • Inspeksi Visual Asetat (IVA)

Namun, skrining tidak dapat mencegah terjadinya kanker serviks.. Tapi dapat mendeteksi secara dini. Kalau sudah terdeteksi sejak dini, masih dapat 100% disembuhkan. Btw yaa, ngomong-ngomong soal pap smear. Dulu kan eike taunya pap smear dilakukan kepada wanita yang sudah aktif secara seksual. Tapi ternyata gak looh sodara-sodara. Masih perawan juga harusnya sudah di cek pap smear. Bahkan di negara-negara barat, para abg-abg itu sudah diberi penyuluhan agar cek pap smear sedari dini. Hoalaaa…

Naah, good newsnya yaa untuk kanker serviks ini kita dapat melakukan pencegahan sedari dini. Ini namanya pencegahan primer. Yaitu melalui vaksinasi. Kombinasi vaksinasi dengan skrining dapat mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif. Idealnya, vaksinasi ini sebaiknya diberikan sedini mungkin. Bahkan rekomendsi dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dan HOGI ( Himpunan Onkologi Genekologi Indonesia) menyatakan kalau vaksinasi dapat diberikan pada remaja putri mulai usia 10 tahun.

Vaksinasi ini biasanya dilakukan dalam tiga tahap dosis pemberian yaitu bulan ke-0, 1/2 dan 6. Contohnya, vaksinasi I pada bulan Januari, vaksinasi II pada bulan Februari dan vaksinasi III pada bulan Juli. Buat ibu hamil dan berencana hamil sih katanya belum boleh di vaksinasi. Jadi buat yang belum nikah atau yang sudah nikah dan blom planning punya baby ya monggo buat vaksinasi.

Sedihnya, harga vaksinasi ini lumayan mahal. Katanya sih harga dipasaran untuk 3 kali vaksinasi ini bisa habis sebesar 1.8 juta. Dengan hitungan habis 600rb untuk sekali suntik. Onde mande ya bok.. (langsung mikir, ditanggung kantor ga ya bok ). Naah kalau sudah vaksinasi tetap dipantau deh dengan rutin pap smear setahun sekali (idealnya).

Mangkanya, kayanya kita sebagai wanita kudu sadar sedini mungkin yah tentang hal-hal beginian. Apalagi yang sudah nikah. Buat yang belom vaksin, kudu vaksin HPV deh buruan..Β  Better mencegah ga sih ? Gw sudah antri nih buat vaksin yang di kantor.. πŸ™‚

Sumber : pamflet tentang Kanker Serviks dari GlaxoSmithKline

[thumbnail image]