Semenjak ada Argen, jujur, aku kangen luar biasa sama Aghnan. Apalagi sebulan pertama kan udahlah aku ditemplokin bayi koala terus kan pagi siang malam. Padahal waktu masa-masa akhir kehamilan itu aku betul-betul kemana-mana sama Aghnan. Sering aku jemput dari sekolah terus aku ajak jalan kemana. Belum lagi kalau tidur pun maunya nempel sambil peluk-pelukan. Begitu adeknya lahir otomatis agak susah karena prioritas aku pasti adeknya.
Suka kepikiran dan sedih sih, apalagi Aghnan, well, he is being super duper nice and he is also tried to be helpful. That smooth? Gak juga sih gelagat “mencari perhatian orang” terlihat ketika semua orang fokusnya ke adeknya. Di sekolah pun juga ada gelagat seperti itu. Tapi masih dalam batas-batas wajar banget kok mengingat dia 5 tahun sendirian tanpa harus berbagi perhatian dan tantangannya juga lumayan buat Aghnan. Contohnya: ada adeknya otomatis tempat tidur kita gak muat. Aku gak mampu bergadang tanpa si Ayah. Mas Aghnan dengan hebatnya mulai belajar tidur sendiri di kamarnya. Tertatih awalnya tapi he mastered it within weeks.
Continue reading