Anak Gendut = Anak Sehat ?

Selalu tergelitik kalau mendengar paradigma orang lama kalau anak sehat itu pasti gendut. Jadi kalau anak yang kurus pasti gak sehat atau bahkan kurang gizi. Asumsi yang sangat salah namun sudah jadi cap tersendiri di masyarakat kita. Hehe kenapa tiba-tiba aku nulis tentang ini ya soalnya sudah mulai terganggu dengan saudara yang tiap datang ke rumah komentarnya cuman..

Aghnan kurus ya..

Terus biasanya dilanjutkan dengan pertanyaan

Itu masih nyusuin? Mau sampai kapan? Gak pakai susu tambahan?

Continue reading

Asuransi vs Investasi

Ada pembaca kita yang bertanya soal asuransi dan investasi. Kedua hal ini sebenarnya buat saya adalah dua spesies yang berbeda. Investasi sebagai kita tahu adalah cara mem-preserve keuangan kita untuk lebih tinggi dari inflasi dan mencapai suatu tujuan finansial tertentu, misalnya dana pensiun, dana beli rumah, dana liburan, dana pendidikan, dll. Asuransi di sisi lain adalah suatu teknik “sedia payung sebelum hujan” untuk KESEHATAN kita dan (sebagian) kesehatan finansial kita dan keluarga.

Di sini saya coba bahas tentang asuransi. Kenapa kita perlu asuransi? Kita perlu payung jika sewaktu-waktu hujan, payung dapat digunakan untuk melindungi kita. Kalau tidak ada hujan? Gak apa-apa juga punya payung, hari ini tidak hujan bukan berarti besok pasti tidak hujan juga kan? Itu gambaran umumnya. Saya sebenarnya cukup awam dengan detil asuransi, jadi lebih baik dibahas dari pandangan awam juga. Asuransi secara besaran dibagi menjadi dua, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Karena pasti sudah pada tahu artinya, kita skip langsung ke bagian kapan seharusnya kita apply kedua asuransi tersebut.

Asuransi Jiwa

Asuransi jiwa sebaiknya di-apply jika hidup keluarga bergantung pada kepala keluarga misalnya. Jikalau ayah yang membiayai hidup keluarga tiba-tiba dipanggil olehNya, keluarga tentu juga tiba-tiba tidak memiliki stream income yang biasa dinikmati. Asuransi jiwa ini berguna untuk meng-cover biaya hidup keluarga yang ditinggalkan.

Jadi misalnya biaya pertanggungan/santunan adalah IDR 100 juta, maka jika kepala keluarga passed away, duit 100 juta itu yang digunakan untuk membiayai hidup keluarga, sampai misalnya ibu mencari stream income baru. Kapan tidak perlu memiliki asuransi jiwa? Jika Anda masih single dan tidak ada tanggungan yang secara finansial “kehilangan” (misalnya orang tua) jika tidak ada stream income yang dihasilkan oleh Anda.

Asuransi Kesehatan

Berikutnya adalah asuransi kesehatan. Kebanyakan dari Anda yang menjadi pegawai tentunya sudah memperoleh jaminan asuransi kesehatan. Meskipun demikian harus Anda telaah dalam-dalam hal apa yang di-cover dan yang tidak. Jangan sampai Anda over-confident bahwa semua penyakit bakal di-cover oleh asuransi kesehatan tempat Anda bekerja. Bisa saja ternyata hal-hal tertentu sama sekali tidak tercantum di klausul asuransi kesehatan kantor. Silakan cek dan ricek lagi. Juga pastikan berapakah besaran rawat inap per malamnya yang ditanggung.

Sebagai contoh, ada asuransi kesehatan yang meng-cover biaya rawat inap IDR 400 ribu per malam. Ini kira-kira setaraf kamar kelas dua di RS ternama. Jika Anda ingin mendapatkan perawatan di kelas yang lebih tinggi, Anda bisa menyiasati dengan memiliki asuransi kesehatan dari 3rd party yang bisa menambah kekurangan (jika ada) reimburse biaya perawatan sakit Anda (dan/atau keluarga). Ingat sebagai tambahan, bukan sebagai sarana cari untung dengan me-reimburse ke kantor dan 3rd party sekaligus.

Asuransi Kesehatan Setelah Pensiun?

Nah, yang seharusnya jadi masalah adalah jika pensiun bagaimana? Biasanya kebanyakan kantor hanya meng-cover selama Anda bekerja di perusahaan tersebut. Jika sudah berumur 55 tahun dan pensiun, perusahaan mempersilahkan Anda untuk membiayai urusan kesehatan sendiri, padahal justru kebanyakan penyakit mulai menyerang setelah usia pensiun.

Ligwina Hananto mengkonfirmasi bahwa di Indonesia saat ini belum ada asuransi yang meng-cover mulai masa pensiun ini (di luar sepertinya ada, belum cek sih). Kebanyakan sih harus dimulai dari sekarang, meskipun belum tentu sekarang butuh (ingat dua perlindungan itu terlalu berlebihan jika coverage dari kantor sudah lebih dari cukup). Jadi sekarang cara mempersiapkannya adalah.. dengan membuat investasi dana kesehatan 😀 buatlah perencanaan dana kesehatan di masa pensiun sebagaimana persiapan dana pensiun. Jangan salah, jangan ambil dana pensiun untuk dana kesehatan! Kalau dana pensiun diambil salah satu, gimana pasangan kita mau menghidupi diri kalau begitu?

Unit link?

Bagaimana dengan unit link?? Hampir semua perencana keuangan independen — artinya tidak ada afiliasi dengan produk tertentu — tidak menyarankan produk seperti ini. Mengapa? selain tujuan awalnya berbeda, dua spesies dalam satu produk tentunya tidak memudahkan kita mengatur porsi besaran mana alokasi asuransi dan mana alokasi investasi. Jangan sampai ternyata alokasi investasi Anda malah tersedot untuk asuransi. Saya pribadi tetap menyarankan untuk memisahkan di antara dua produk ini. Silakan pilih investasi dan pilih asuransi, jangan pilih asuransi+investasi. Percayalah akan lebih enak mengaturnya jika dipisah seperti itu 🙂

Update: salah satu tulisan Ligwina Hananto menyebutkan sejumlah alasan kenapa unit link itu tidak direkomendasikan. Kesimpulan saya, dua spesies dalam satu produk artinya benefitnya tidak optimal, baik dari sisi asuransi maupun dari sisi investasi.

[thumbnail image]

Variasi Sarapan Pagi Hubby

Jadi ya si mas ini ternyata tidak biasa sarapan nasi pagi-pagi. Sedangkan di keluarga aku (papa terutama) itu wong Indonesia banget deh. Kalau gak sarapan / makan nasi rasanya gak afdol.  Si mas sih baik-baik saja dengan kebiasaan baru ini. Cuman efeknya ternyata berimbas ke timbangannya si mas. Huaaah.. jadi makin GENDUUUDDD.. Kayaknya semenjak sarapan dengan rutin (dulu mah boro-boro, gak pernah sarapan) dan di bawain bekal selalu (bye.. bye.. gado-gado lontong 5000 rupiah andalan si mas makan siang), si mas dengan sukses mengalami peningkatan berat badan.

Aku sih gak masalah, cuman mama Anti (mama nya si mas) protes dengan perkembangan ‘kesehatan’ anaknya yang satu ini. Dinilai terlalu sehat, jadi dari kemarin itu si mas di komentariiin teruus.. Aku juga gatel sih dengernya, kesannya kayanya salah banget membahagiakan si mas dengan makanan yang enyak enyak gituu. Alasannya macam-macam, perutnya makin buncit (aiih, eike mah malah makin cinta aja dengan buncit nya si hubby), keliatan besar (ya iyalaah mas kan tinggi) tapi yang paling nampol itu adalah TERNYATA.. si mas itu punya turunan kolesterol tinggi. Di keluarganya itu isinya orang kolesterol semuanya.. Halah.. Serius, yang ini bikin nampol aku. 😳

Sebenarnya sih si mas kan rutin aku supply vitamin macam-macam tiap pagi, seperti bio c plus (vit. c), withgerm E ( vit. e), daily (multivitamin), cal mag dan yang terakhir itu salmon omega 3. U know lah salmon omega 3 itu kan bagus untuk meluruhkan lemak-lemak jahat. Well, aku pikir aku sudah melakukan pre caution seperti itu. Cuman nampaknya masih kurang yah. Ok lah, nampaknya si mas harus di atur lagi menu makanannya..

Yang jelas sih maybe menu makan paginya bisa di variasikan. Gak melulu nasi. Ya iya juga sih, I know sugar is cruel. Bikin nagih dan one express ticket menuju peningkatan berat badan.. 😆  Eike sendiri juga jarang banget sarapan pagi nasi. Kecuali nasi goreng on wiken. Biasanya sih cuman sarapan buah aja or yoghurt. Tapi si mas mana bisaaa begituu.. Hehehe.. Nampaknya option karbohidrat berserat lainnya perlu menjadi pertimbangan aku.

Percobaan pertama adalah dengan menggunakan roti gandum. Ok deh.. Ini dulu yang aku coba tadi pagi. Maybe besok-besok bisa coba oatmeal (iyuuk.. ) Huahahahah aku sendiri ueneg sama oatmeal. Cuman bisa jadi alternatif lah ya buat makan sehat.. 🙂

Roti Gandum aku bikin menjadi Sandwich Tuna Pedas. Mudah banget sih bikinnya, cuman dipikir-pikir rada gak ngefek juga. Soalnya disajikannya dengan french fries juga.. Huahahahahahaha.. gombal pisan lah ya sok sok hidup sehat. 😆

sandwich tuna pedas

Auk ah.. mungkin solusinya bukan di makanan saja yaa.. Masa sih masih mudah udah ditahan-tahan makan yang enyak enyak.. 🙁 Maybe si mas perlu aku genjot buat olahraga semakin giat kali ya.. Humm.. another alternatif.. 😛 Dan tentunya mengurangi gula, lemak-lemak gak penting (macam jerohan) dan perbanyak sayur dan buah.. 😀 Nah ini dia.. Soalnya yaa si mas itu susah makan sayur. Bukannya susah sih. Cuman itu adalah alternatif terakhir yang dia ambil. Disaat aku hobi banget menggado sayur, si mas itu harus di taro sayur di piringnya. Kalau gak, gak bakal di sentuh. Huehehehe.. Tapi sih biasanya kalau udah di taro di piringnya si mas, biasanya selalu di habisin. Tapi kalau disuruh nambah lagi suka gak mau. 😛 Mangkanya sekali naro sayuran di piringnya si mas harus sekali banyaak. 😀

Untuk itu, di bekal nya si mas aku pastikan ada sayuran. Seperti hari ini aku masakin si mas Brokoli Baso Ikan Cah Bawang Putih.. buat bekalnya si mas 🙂 . Gampang banget ko masaknya:

Brokoli Baso Ikan Cah Bawang Putih

Bahan : 1 Bonggol Brokoli ukuran sedang, 6 siung bawang putih, 4 baso ikan yang kecil, 2 sdm minyak goreng, 1 sdm minyak wijen, air secukupnya, lada dan garam secukupnya.

Cara Membuatnya :

  1. Rebus Brokoli sampai cukup matangnya (maksimal 3 menit di rebus). Kemudian tiriskan dan siram dengan air dingin. Oh iya, ini disiram air dingin biar brokoli tetap cantik warna hijaunya.. 🙂
  2. Panaskan minyak, masukkan bawang putih yang sudah di cincang, tumis sampai wangi.
  3. Kemudian masukkan baso ikan yang sudah diiris2 dan masukan lada garam secukupnya, dan minyak wijen.
  4. Kemudian masukkan air dan masak sampai matang.

Voila.. jadi deh Brokoli Baso Ikan Ca Bawang Putih. Aku bawain sebagai bekal si mas bersanding dengan Empal Goreng dan Chicken Gordon Blue (sisa makan semalam 😛 ).

brokoli baso sapi ca bawang putih..

Yuumm.. Hope he likes it.. 😀