Mungkinkah 2012?

Balik ke dunia nyata pikiran langsung tersita ke banyak hal. Deadline kerjaan, urusan bebibobu, belum lagi pe-er nyari sekolahnya Aghnan dan sekolah buat aku. Yang terakhir baru saja melewati salah satu tahapan . Tinggal nunggu penyelesaian administrasi di kantor trus langsung mengejar langkah-langkah berikutnya yang masih panjang. Apa kabar nilai GRE? Apa kabar motivational statement? Apa kabar recomendation letter?. Huhuhu pe-er mengejar cita-cita pun masih banyak dan langsung masuk ke daftar prioritas paling atas.

Kepengennya sih 2012 udah bisa berangkat sekolah. Cuman entah gak ya terkejar semua administrasi nya sebelum batas akhir pendaftaran *tolongAnggiyaAllah*. Daftar sekolah yang mau dituju juga udah ada. Tinggal berharap, jika memang ini yang terbaik, semoga semuanya diberi kelancaran dan kemudahan. Amiiin..
Continue reading

Mari Bicara Soal Sekolah..

..bukan sekolah nya Aghnan ya, tapi sekolah nya Bunda. Dan bukan sekolah sebagai orang tua ya. Sekolah akademis beneran (baca: S2). Bentar.. *nariknafaspanjangdulu* Okay, I’m ready to talk about this in this blog. Setelah 2 tahun terlena menikmati peran sebagai istri dan seorang ibu, tahun ini aku mulai menengok lagi cita-cita lama yang sempat terpendam selama 2 tahun itu. Yaitu, ngelanjutin S2 di luar.

Tau kan betapa aku ngefans sama bapak ku. Kalau kata bebibobu, aku ini my Dad’s Biggest Fans. Buat aku bapakku itu kayak rock star. Dan dari dulu, I always want to be like him. Si bapak masuk UI, aku juga harus masuk UI. Si bapak ambil teknik, aku juga harus ambil teknik. Si bapak kerja di BUMN yaa aku juga mesti kerja kayak gitu lah. Walau ujung-ujungnya beda tapi aroma nya sama lah. Semua path nya si bapak alhamdulillah sudah pernah aku tapaki. Tinggal yang terakhir ini. Si bapak S2 di luar (di biayain kantor nya). aku juga mau S2 di luar.

Alhamdulillah kantor aku memang ada program melanjutkan S2 seperti ini. Bahkan kalau kita mampu, ujug-ujug ngambil Economics sampai Ph.D juga di bolehin (dan offkors dibiayain). Ya tentunya tujuannya agar kita lebih kompeten lagi dalam pekerjaannya. Apalagi karena latar belakang aku yang IT dan sekarang duduk manis di area kerja para economist. Rasanya kesempatan sekolah ini harus aku ambil dan kejar sampai dapat.

Dari awal masuk sudah menggebu-gebu. Tapi begitu nikah dan punya anak, jadi terlena dan slow down. Ngerti lah kapasitas otak aku yang mungil ini. Lagipula masih ingin fokus sama perkembangan Aghnan dalam setahun pertama, dan berjanji kepada diri sendiri. Begitu Aghnan menginjak usia 1 tahun, itu adalah saatnya dimana aku mulai untuk mengejar cita-cita itu (dan faktor mulai gerah tiap ketemu ibu dir. di lift selalu ditanyain kapan mau sekolah? :p ). Walaupun kalau lihat sekeliling teman-teman seangkatan sudah pada lari kemana, bahkan sudah sampai tujuan juga ada. But I guess, gak pernah terlambat untuk ikut marathon persaingan ini. Apalagi dibantu (baca: di coaching) sama teman yang super duper baik hati, u know who you are :). Gak kayak temen seangkatan gw sendiri yang pelit nya ya ampuuun buat bagi-bagi info *preeettt (entar gw salib loe, liat aja 😆 )

Alhamdulillah si mas mendukung 200%. InsyaAllah kalau dapat, kesempatan ini akan baik untuk kami sekeluarga. Terutama buat Aghnan. Biar bisa melihat dunia dia.

Oh well, I’m starting my engine now. I list down my goals for this year and also next year. Bismillah. Do my best, and let Allah SWT do the rest. Wish me luck guys.. 🙂