Aipon.. Aipon.. Aipon..

Dan aku pun beralih ke aipon (baca: iPhone) πŸ™‚ . Late birthday present dari si mas sih sebetulnya.. Tapi tetap semangat waktu di kasih. Hihihi syenangnya, alhamdulillah kado tahun ini banyak yang kasih gadget. Huuraaah πŸ˜€

Banyak yang heran kok aku beralih ke aipon ya? Yes, memang BB itu seru sih. Cuman semenjak punya iPad dan melihat iTouch nya adek gw kok merasa bahwa software-software di BB itu kok kayanya kurang ok ya (dari sisi grafik tampilan terutama). Apalagi semenjak aku ketagihan main Bakery Story, Restaurant Story, City Story dan Farm Story hihihi, jadi makin kepengen punya aipon (alasan super cetek siih πŸ˜† ). Gak deng, seperti halnya produk nya Apple, aplikasi nya itu loh berjibun, lucu-lucu dan macam ragamnya. Salah satu hal yang BB kurang banget.

Yang minus dari si aipon ini ada 2 buat aku:

  1. Chatting susyee apalagi gak ada BBM dan BBG (gak ada BBM dan BBG bisa sepi ocip-ocip hidupkuuu πŸ˜† )
  2. Mail nya gak push (walau katanya push). Gak se ‘push’ BB punya.

Mangkanya walau sudah ada aipon, si javeline yang cantik itu tetap aku keep. Walau si jave sempat mengalami masa-masa ngambek (sampai sekarang sih) semenjak aku punya aipon. Percaya gak percaya sih, ini Jave sensi banget bow. Begitu gw dapat Aipon, langsung kameranya ngambek gak bisa nyala. Keder ya saingan sama si Aipon πŸ˜† . Untungnya yang lainnya masih okay πŸ™‚ Tinggal aku downgrade aja fasilitas BIS nya. Jadi cuman bisa chat dan email saja. Kalau untuk browsing/twitter/games dll aku lebih bahagia pakai Aipon. Pokoknya kalau killing time lebih seru sama Aipon. Bisa main games, foto-foto gak jelas terus ber lomo-lomo dengan Instagram atau Lomo Lomo, baca e-book dll.. Penting loh killing time itu, secara Jakarta gak pernah gak macet bukaaan?

Yang jelas I’m lovin this new gadget. Makasih beribu-ribu kecupan buat kamu ya mas. Nanti kado ulang tahun kamu disamain aja yaaa gimana? πŸ˜† *istrigakkreatif*

PS: Yang main Restauran Story, Bakery Story, City Story sama Farm Story invite gw as friend doong id-nya dideto πŸ™‚

Follow, Unfollow dan Pilihan Kita

Tadi abis lunch sama Yesi, Meta dan Lia di GInd. Lumayan bisa update cerita, soalnya biasanya kan lunch aku pulang ke rumah. Pengecualian deh buat hari Jumat, bisa sedikit me-time dan update dunia pergosipan dengan ibu-ibu itu. Sama Yesi dan Meta kan memang sekantor. Nah ini dia muncul ibu Lia yang terdampar di kantor sebelah. Di ajak sajalah πŸ™‚Β Waktu minggu lalu sebetulnya udah Din Tai Fung an sama ibu Meryl dan ibu Dhita (minus Yesi). Nah sekarang diulangi lagi deh.

Ngobrol-ngobrol seru tentang dunia per ibu-ibuan (apalagi kalau gak ngomongin soal anak sendiri), tiba-tiba pada seru ngomongin tentang twitter dan soal follow unfollow. Banyak ya ternyata orang-orang yang ngerasa bete atau bahkan protes kalau di unfollow sama seseorang. Padahal menurut aku sih follow atau unfollow twit seseorang ya itu pilihan pribadi kita. Kan twitter kan sebetulnya suatu bentuk micro blogging. Sama halnya dengan blog. Kalau kita suka ya kita akan masukan blog tersebut ke daftar blog favorit dan wajib baca. Kalau ga suka ya gak usah di baca. Apalagi sampai nulis komen-komen nyebelin dengan mencantumkan nama anonymous. Gitu aja kok repot. Hihihi..

Nah twitter itu kan juga sama. Kalau kita suka ngikutin twit seseorang ya kita bisa follow. Kalau kita gak suka dengan twit seseorang ya tinggal unfollow. Kan gaya twit orang kan beda-beda ya tinggal mana yang jadi preferensi kita. Gak suka sama temen kita yang menganggap ReTweet itu Reply To ya tinggal di unfollow. Gak suka sama orang yang isi twit nya kenarcisan tingkat tinggi ya tinggal di unfollow. Gak suka sama twit yang bernada pesimis dan negatif ya tinggal di unfollow. Gampang kan. Gak usah capek hati menanggapi atau bahkan mengomentari masing-masing twit yang kita ga suka. Dan yang di unfollow juga harusnya gak perlu lebay dan berasumsi macem-macem karena sudah di unfollow. Semua itu kan balik ke pilihan kita masing-masing. Berarti gak usah dipaksakan yaa.. Anggap aja kalau di unfollow orang berarti twit kita bukan selera nya dia.. Hehehehe.. πŸ˜›

Kayak aku dulu sempet bete banget baca twit salah satu financial planner yang kuondang Β sejagad gara-gara isi twitnya penuh dengan sindiran-sindiran yang menurut aku udah gak asik. Kata si mas gini “ya kalo kamu ga suka ya tinggal unfollow, gampang kan“. Pikir punya pikir, bener juga ya. Ngapain sih ngabisin waktu cuman buat ngedumel tentang seseorang yang mungkin kita juga gak kenal secara personal. Kalau sudah menganggu dan bikin kita kesel bacanya ya unfollow saja. πŸ™‚

Tapi emang sih, siapa juga yang gak suka di follow. Aku pribadi sih suka di follow hehehehe… Tapi kalau aku sendiri cukup pilih-pilih buat follow orang (curang ya gw πŸ˜› ). Yaa kan balik lagi ke preferensi masing-masing orang. Aku tau ada temen yang follow semua orang yang follow dia. Ada juga yang cuman follow orang yang betul-betul dia kenal. Kalau aku (diluar temen dan saudara yang udah dikenal di dunia nyata ya), biasanya suka follow blog reader yang pernah bolak balik berinteraksi via comment di blog (drpd berbalas pantun di comment di blog mending berbalas pantun di twitter bukan? πŸ˜› ), para new moms yang senasib dan sepenanggungan dan yang jelas ibu-ibu TUM nan cihuy.

Yah kurang lebih begitu sih pendapat aku soal per-twitter an ini. Nulis post ini soalnya gw punya pengalaman gak enak dengan salah satu orang yang pernah follow aku tapi gak aku follow balik. Kenapa gw ga follow balik? Ya karena aku gak kenal sama ini orang. Gak pernah berinteraksi di forum manapun. Terus isi twit nya itu rentetan Reply To yang di ReTweet. Protes karena gak gw follow balik, ini orang sampai nulis email yang gak enakin. Ngatain gw sombong lah, pilih-pilih temen, sampai nguliahin gw soal ngurus anak yang bener (laaah apa hubungannya coba). Freakin weird kan. Yang ada bukannya gw follow balik, jadinya gw block itu orang. πŸ˜†

Intinya sih, don’t take it personally lah soal follow dan unfollow di twitter. Balik lagi, semuanya ini pilihan masing-masing orang. πŸ™‚ Betul gak?

Twitter: Antara @replies dan RT

Kebanyakan dari kita baru mengenal layanan microblogging paling lama satu tahun. Di antara sekian banyak layanan tersebut, Twitter adalah de-facto microblogging utama. Twitter digunakan oleh pejabat negara — seperti Barack Obama, selebritis, so-called selebritis, media, corporates, hingga kita-kita.

Secara umum, menggunakan Twitter itu tidak susah. Kita cukup nge-tweet (berkicau) terhadap sesuatu hal yang menurut kita menarik. Fitur umum yang ada dari Twitter adalah menulis status, @replies/mentions, dan direct message (DM). Contohnya adalah sebagai berikut:

amirk: saya makan nasi goreng (status)
dadidedo: @amirk nasi goreng pake apa mas? (replies)
amirk: @dadidedo pake telor dadar dan ayam goreng beb (replies)

dadidedo: sedang menikmati weekend yang menyenangkan dengan @dadidedo dan @amirk , just the two of us πŸ˜€ (mentions)
amirk: d dadidedo I’m having great time with u sayangku.. πŸ™‚ (Direct Message)

Simpel bukan? Nah, setelah API Twitter dibuka, yang memungkinkan adanya third party client untuk mengakses Twitter — seperti di PC, Mac, BlackBerry, atau iPhone — muncul satu fitur baru yang sebenarnya tidak secara resmi dikeluarkan oleh Twitter. Fitur ini adalah ReTweet, biasa disingkat RT.

RT ini semacam fitur Forward di email. Sebagaimana nature-nya Forward, yang kita lakukan adalah “meneruskan” suatu tweet yang dianggap menarik, dengan kadang-kadang menyelipkan opini pribadi. Bentuk umum ReTweet adalah “RT @.. <tweet>”, tapi bisa juga dimodifikasi menjadi “<tweet> (via @..)”. Contohnya sebagai berikut:

dadidedo: ada restoran Jepang baru di Pacific Place.. (status)
amirk: Ingin berkunjung secepatnya RT @dadidedo: ada restoran Jepang baru di Pacific Place.. (RT)
amirk: ada restoran Jepang baru di Pacific Place.. (via @dadidedo) (RT)

Sebenarnya mengikuti “aturan” ini simpel. Masalahnya, banyak orang — sayangnya kebanyakan orang Indonesia — yang baru ikutan Twitter dan merasa bahwa RT itu “lebih cocok” digunakan sebagai ReplyTo. Padahal bukan itu tujuan awalnya. Walhasil, tweet pun rasanya makin ribet karena terlalu banyak informasi di dalamnya. Coba saya contohkan dengan contoh yang ada di awal:

amirk: saya makan nasi goreng
dadidedo: di mana mas? RT @amirk: saya makan nasi goreng

Biasanya, alasan terhadap penyalahgunaan seperti ini adalah yang bersangkutan bisa kehilangan informasi tentang topik atau bahasan yang mana yang dibicarakan. Bandingkan jika tweet-nya hanya seperti ini:

dadidedo: @amirk di mana?

Kemungkinan @amirk bingung terhadap pertanyaan @dadidedo cukup besar karena tidak mengerti maksud pertanyaannya. Nah, salah satu “cara” supaya pengguna Twitter tidak kehilangan jejak pembicaraan adalah menggunakan “re:<topik>”, persis seperti apa yang dilakukan dalam pembicaraan email. Contohnya sebagai berikut:

dadidedo: @amirk di mana? re:nasi goreng

Sesuai contoh di atas, @amirk seharusnya tidak ada akan bingung karena topik pembicaraan ini adalah tentang nasi goreng. Jika Anda peduli pada “penggunaan Twitter yang baik dan benar” dan Anda merasa melakukan kesalahan dalam penggunaannya, silakan perbaiki kebiasaan ini 😎

[thumbnail image]

I’m Grateful For..

  • my Islamic beliefs..
  • my loving parents who is still happily married after 25 years..
  • my wonderful husband who always loving me through good time or bad time.. Lafyu mas.. πŸ™‚
  • my adorable friends, who always be my forever anchor and my betterhalfs.. πŸ˜€
  • my health.. *ayocepatsembuuuh… πŸ˜‰
  • my job that gives me decent income and an opportunity for serving my great country Indonesia..
  • my cozy home, a fortress for my family and I..
  • my travelling experiences cause it open my eyes about the world..
  • Internet cause I can not imagine life without it.. Huehehehehe.. πŸ˜†
  • Google cause it help us to search almost everything in this world..
  • Twitter cause it gives us information faster than detik.com or kompas.com πŸ˜‰
  • High Heels cause it gives woman confident while wearing it πŸ˜†
  • #indonesiaunite cause it gather the spirit anti terorism from young Indonesian.. KAMI TIDAK TAKUT..
  • and many more…

Overall.. I’m grateful for everything I have in my life..Β  πŸ™‚ The good part, the bad part, there’s always something to learn from it. Thank u God for everything You’ve given to us.. πŸ™‚ Hope we can always remember to stay grateful to You.. Ameeennn..

[thumbnail image]

Indonesia UNITE!!

Dear fellow Indonesian,

As u all aware of, our country had been attacked by explosions — created by several irresponsible (and inhumane) people 😯 . We were shocked and sad. Manchester United has canceled their visiting due to this accident. Stock exchange index plunged down. Travel warning has risen. But we are not AFRAID!!

This tragedy may aim to make fear of us and make us don’t believe on current governance. Yet, we have proven that they are WRONG!! We don’t buy this situation and we stand unite even better than ever!!

They forget that incident like this has gathered national pride spirit among us (especially young Indonesian πŸ˜€ ). In online way, we show our support against any threat by creating a Twitter movement, showing to the world that IndonesiaΒ  STAY STRONG and STILL EXIST. #INDONESIAUNITE now top twitter’s trending topics. Black ribbons is for yesterday, today we proud to wear red-and-white ribbons for our Indonesia!! Other cared Indonesian people create Facebook Pages and sites expressing this spirit spontaneously. 😎

Beside online, we would like to bring the movement in offline way. For example, some people are rising Indonesia’s red-and-white flag today, while some other people are promoting Indonesia’s tourism.

We are hoping that we can help Indonesia to gain their image back. We show to the world that Indonesia is still dangerously beautiful, save to be visited and has stable governance. Also it is clearly stated that Indonesian people STAND AGAINST TERRORISM!! 😑

Like John Fitzgerald Kennedy said in his speech, “Ask not what your country can do for you — ask what you can do to your country“. We are currently in Bukittinggi, West Sumatra, and we are PROUD that Indonesia has many beautiful places other than Bali. We are going to keep promoting this gorgeous place through our twitter and upcoming post in our blog to show our love and our support to our beloved Indonesia.

What would you like to do to support our country?

Best Regards,

Mr. and Mrs. Karimuddin

[thumbnail image]