Well habis baca tulisan jeng Lia dan jeng Tya soal mau dimana mau tinggal setelah nikah. Humm.. humm.. humm.. jadi kepikiran sebenarnya. Soalnya habis nikah insyaAllah aku sama mas mau tinggal di rumah almarhum Eyang yang lokasinya persis disebelah rumah gw sekarang. Memang almarhum Eyang mewariskan rumah tersebut ke aku.

Laah sudah jelas ko bisa kepikiran. Umm iya siih, soalnya sempat kepikiran apakah ide yang bagus. Idealisnya siih memang baiknya kita bangun dari awal bareng-bareng walaupun susah. Mungkin kontrak dulu atau kost. At least dari jerih payah kita berdua laah.

Idealnya seperti itu. Namun bukannya kita gak mau susah atau gimana. Kita lebih lihat kedepannya saja. Tentunya aku ingin punya rumah sendiri dari hasil jerih payah aku dan mas. Namun jikalau belum mampu kenapa harus dipaksakan. Dipaksakan dalam artian, membeli rumah semampunya kita (which is pasti dapatnya di daerah sub urban). Atau kontrak laah jadi bisa hidup mandiri.  Setelah dipikir-pikir jika kita melakukan hal seperti itu pengeluaran akan meningkat drastis (bensin, bayar kontrakan, dll), and for what ? Demi belajar hidup mandiri ? Padahal uangnya bisa dipakai untuk investasi lainnya. Misalnya investasi pendidikan dan kesehatan anak-anak kita nantinya (Amiiin).

Lagipula kantor aku dan mas sangat dekat dengan rumah almarhum Eyang. Aku bisa setengah jam jalan kaki dari rumah ke kantor. Dan si mas hanya butuh 15-30 menit naik mobil dari rumah ke kantor nya, dan tentunya melawan arus macet. Kalau kita memaksakan option diatas tentunya akan sangat tidak bijaksana. Apalagi dalam membangun keluarga baru pastinya akan banyak tuntutan. Apalagi kalau sudah ada anak.

Entah kenapa aku ingiin sekali anakku bisa dekat dengan eyang dan mbahnya kelak. Soalnya aku dulu tumbuh besar dekat dengan eyangku. Dan itu sangatlah menyenangkan. Rasanya aku mendapat limpahan kasih sayang dari semua orang dan yang terpenting, aku tidak pernah merasa sendirian. Itu pula yang jadi pertimbanganku.. Aku ingin anakku kelak punya masa kecil yang menyenangkan. Bisa sering ketemu ibunya walaupun ibunya bekerja.. 😉

Hehe pikirannya udah jauh banget yaa. Yaa begitulah. Yang jelas ada pro dan kontranya dari keputusan yang kita ambil ini. Namun yang jelas, insyaAllah kita sudah mengambil keputusan yang terbaik. Terbaik buat kita dan keluarga tentunya. Lagipula pe-ernya juga banyak untuk tinggal di rumah almarhum Eyang. Bakalan renovasi dimana-mana.. Hihihi.. Dan juga sibuk isi rumah dengan furnitur baru. Soalnya ya itu rumah tua yang antik..  😉

Alhamdulillah proses renovasi tahap pertama sudah hampir rampung. Kamar tidur utama dan kamar kerja. Wiken kemarin kita sudah pilih warna parket untuk ubinnya. Dan karena SOGO lagi discount juga untuk bagian Home Livingnya, aku dan mas beli tambahan 2 seprai. Minggu depan mau ke Best Denki / Electronic City untuk belanja AC, TV dan DVD. Wehehehe..

Nanti setelah kita menikah langsung lanjut untuk renovasi tahap kedua. Yaitu kamar mandi dan taman depan dan belakang. Dan dilanjutkan secara bertahap dengan Dapur dan ruangan-ruangan lain yang ada. Belum lagi rencana ingin beli mobil sendiri untuk memudahkan kita kemana-mana. Hoossshhh.. Semangaaaatt !!!