Susunan Acara Malam Midodareni

Menurut adat Jawa, Malam Midodareni adalah malam menjelang akad nikah dan panggih.  Midodareni berasal dari kata widodari. Masyarakat Jawa tradisional percaya bahwa pada malam tersebut, para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik pengantin wanita

Well, itu kan mitosnya. Tapi makna Malam Midodareni lebih dalam dari pada itu. Bisa terlihat dari prosesi yang akan dilaksanakan pada Malam Midodareni . Prosesi malam Midodareni antara lain adalah (sesuai urutan) :

Jonggolan / Nyantri

Jonggolan / Nyantri adalah datangnya calon pengantin pria ke tempat calon mertua. ‘Njonggol’ diartikan sebagai menampakkan diri. Tujuannya untuk menunjukkan bahwa dirinya dalam keadaan sehat dan selamat, dan hatinya telah mantap untuk menikahi putri mereka.

Pada saat Malam Midodareni, calon pengantin pria melakukan jonggolan tidak didampingi oleh orang tua nya. Namun hanya di dampingi oleh wakil keluarga yang telah ditunjuk oleh orang tua pengantin pria. Pada saat Malam Midodareni calon pengantin pria memberikan calon pengantin wanita berupa bingkisan yang berisi semua kebutuhan sehari-hari calon pengantin wanita. Bingkisan ini yang biasa disebut Seserahan. Dan harus dalan jumlah ganjil.

Selama berada di rumah calon pengantin wanita, calon pengantin pria menunggu di beranda dan hanya disuguhi air putih oleh calon ibu mertua / ibu calon pengantin wanita.

Tantingan

Setelah calon pengantin pria datang menunjukkan kemantapan hatinya dan diterima niatnya oleh keluarga calon pengantin wanita saatnya calon pengantin wanita (sekali lagi) ditanya oleh kedua orang tuanya tentang kemantapan hatinya.

Pada malam midodareni calon pengantin wanita hanya diperbolehkan berada di dalam kamar pengantin. Dan yang dapat melihat hanya saudara dan tamu yang wanita saja. Para Gadis dan Ibu-ibu.

Kedua orangtua mendatangi calon pengantin wanita di dalam kamar, menanyakan kemantapan hatinya untuk berumah tangga. Maka calon pengantin wanita akan menyatakan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada orangtua.

Pembacaan dan Penyerahan Catur Wedha

Catur Wedha adalah wejangan yang disampaikan oleh calon bapak mertua / bapak calon pengantin wanita kepada calon pengantin pria. Catur Wedha ini berisi empat pedoman hidup. Diharapkan Catur Wedha ini menjadi bekal untuk calon pengantin dalam mengarungi hidup berumah tangga nanti.

Wilujengan Majemukan

Wilujengan Majemukan adalah silaturahmi antara keluarga calon pengantin pria dan wanita yang bermakna kerelaan kedua pihak untuk saling berbesanan. Selanjutnya ibu calon pengantin wanita menyerahkan angsul-angsul atau oleh-oleh berupa makanan untuk dibawa pulang, orang tua calon pengantin wanita memberikan kepada calon pengantin pria :

  • Kancing gelung : seperangkat pakaian untuk dikenakan pada upacara panggih
  • Sebuah pusaka berbentuk dhuwung atau keris, yang bermakna untuk melindungi keluarganya kelak.

Begitulah proses Malam Midodareni. Next is, mengenai susunan acara / prosesi Akad Nikah dan Panggih.. 😉

Sumber : Majalah Mahligai Edisi Ke- 4 2007, Ibu Kiky Soekanto dari Kamaratih dan Tante Hesty

5 thoughts on “Susunan Acara Malam Midodareni

  1. achmad burhanuddin says:

    Wah,, 2 Juni 2009 besok… saya Nikah.
    Dan terntaya saya DIPAKSA (calon pengantin putri) buat melakukan Midodareni. Padahal, keluarga saya mungkin terlalu agamis, sehingga acara Midodareni dianggap tidak begitu penting. Karena yang terpenting adalah Qobiltu dalam acara Pernikahan. Tapi bagaimanapun, saya akan melakukan hal itu (midodareni).

    Terima Kasih banyak buat pengertian tentang Midodareni.
    Yang pasti, malam ini saya begitu pusing, karena mau menikah dengan oarng yang belum saya cintai.

    MOHON DO’A RESTUNYA.
    SEMUA TAK NIATIN I B A D A A H

    Anggraini Widjanarti Reply:

    Yaelah.. mau midodareni ko di paksa.. Mau lagi dipaksa.. Jangan ngomong gitu dong mas. Gimana kalau calon istrinya dan keluarganya tau mas berasa di paksa. Menikah itu awal dari segalanya. Harus diikhlaskan dari awal. Harus belajar tepo seliro juga dari awal. Harus menghormati keinginan bersama. Jangan bilangnya iya iya tapi ngedumel dibelakang.
    Lagipula.. Hareee geneee mau aja dinikahin sama orang bukan karena cinta. Masih jaman ya mas nikah kaya gitu. Lagipula, kalau emang nikahnya niat karena ibadah. Komentar mas seperti ini bisa merusak niat ibadah itu. Kalau memang keberatan dan kegundahan ya diceritakan sama yang diAtas. Bukannya diumbar di sembarangan blog orang yang bisa dibaca orang se antero jagat..

Comments are closed.