The Enchanting Palembang Wedding

Yak akhirnya, setelah lama vakum ngisi lovejournal. Akhirnya akan mulai diisi lagi deeh. Kan tadinya sempat bingung, lovejournal bakal mau dibuat seperti apa pasca kita lulus. Akhirnya pikir punya pikir, kayanya bakal diterusin buat cerita soal wedding and stuff. Review wedding , katering yang dipakai dan lain sebagainya. Apalagi menyambut musim kawin 2009 ini niih.. 😀

Sebagai pembuka, aku mau cerita soal resepsinya our dear friend Ochel and Gajah kemarin. Resepsinya di Auditorium Manggala Wanabakti dan uniknya (yang bikin aku total excited), Ochel decided to wear the traditional Palembang wedding dress and also the ritual nya. Ayayayayaya.. Me like it. Oh well, aku kan head over heels banget tentang all the traditional stuff. Keliatan dunk pas gw merit kemarin.. 🙂
Continue reading

Ibu Hesti : MC Paling Ciamik

Sekarang saatnya cerita tentang Ibu Hesti. Ibu Hesti ini adalah MC kita sejak dari acara Siraman sampai Resepsi dan Ibu Hesti termasuk salah satu vendor terbaik kita. Ibu Hesti ini rekanan dengan Puri Kamaratih, dan biasanya dimana ibu Kiky merias, Ibu Hesti yang jadi MC nya. Jadi mereka sudah klop satu sama lain..

Ibu Hesti dulu juga yang jadi MC waktu sepupuku menikah, dan papaku waktu itu jadi panitia, jadi sudah tau deh performance ibu Hesti kayak gimana. Waktu ibu Kiky mengajukan nama ibu Hesti kita sudah gak pikir panjang lagi, langsung kita iyakan.
Continue reading

Puri Rias Pengantin Kamaratih Simply THE BEST !!

Puri Kamaratih pimpinan Ibu Hj. Kiky Soekanto adalah vendor TERBAIK kita. Ini adalah vendor yang sangat berperan penting dalam pelaksanaan upacara adat di rumah dan yang sangat suportif juga selama masa pernikahan aku dan mas. Bu Kiky sama mbak Niken gak ada bosennya aku tanyain ini itu, terutama soal segala macam bentuknya pernikahan adat Jawa.

Aku dan keluarga memesan paket komplit dari Puri Kamaratih. Mulai dari Siraman Putri, Malam Midodareni, Akad Nikah sampai Resepsi Pernikahan. Semua peralatan adat dari mereka komplit dengan rias busana pengantin, orang tua pengantin, keluarga dan panitia.
Continue reading

Peuseujuk, Upacara Syukuran ala Aceh

Nama saya ada Teuku-nya. Orang pertama kali mendengar, melihat, atau membaca pasti langsung menduga bahwa saya adalah orang Aceh, atau setidaknya ada darah Acehnya. Memang benar, secara garis keturunan Ayah, (alm) Kakek saya ke atas adalah orang Aceh. Sayangnya, the worst part adalah ayah tidak pernah diperkenalkan dengan budaya Aceh. Hal itu tentu saja terwariskan ke saya yang punya nama Teuku, tapi belum pernah ke Aceh dan tentu saja tidak bisa berbahasa Aceh. Saya lebih mengerti bahasa Jawa karena selain ibu saya dari Jawa Tengah, saya menghabiskan masa sekolah saya di Malang, Jawa Timur, di mana Bahasa Daerah (Jawa) adalah bahasa ajaran di SD dan SMP.

Setelah “kembali” ke Jakarta, keluarga kembali menjalin silaturahmi dengan keluarga Aceh, terutama dengan adik-adik (alm) Kakek. Oleh karena itu tidak heran saat saya akan melangsungkan pernikahan, keluarga besar Aceh ingin mengadakan peuseujuk untuk saya. Peuseujuk sendiri arti harafiahnya saya tidak begitu tahu (sudah googling, katanya sih artinya “tepung tawar/tawari”), sementara maksudnya adalah serupa seperti syukuran atau ruwatan. Peuseujuk sendiri diadakan untuk segala acara; Kenaikan pangkat, selamat dari tsunami, keluarga dapat musibah, semuanya. Bahkan saat menyambut Hasan Tiro, pemimpin GAM yang kembali dari Helsinki pun masyarakat Aceh mengadakan peuseujuk terhadapnya.

Continue reading