Cerita Undanganku Part 1

Mmm.. sebenarnya aku mikir cukup lama buat nulis review ini. Yang jelas aku mau me review dengan se objektif mungkin, tanpa terpengaruh dengan review lainnya. So, here we go..

Mungkin sudah pada baca kali ya pengalaman jeng Tya soal undangannya. Which is bikin aku kaget, shock dan supeeeerrr parno. Mas Adit janjiin undangan aku selesai hari Rabu kemarin. Waktu kita confirm hari Minggu / Senin dia masih bilang konfirm hari Rabu mau diantar. Begitu hari Rabu, si mas telpon mas Adit lagi. Ternyata dia bilang baru bisa selesai minggu, soalnya label namanya belum di print dan belum di tempelin. Huih hari minggu?!? Aku menolak dengan amat sangat. Akhirnya jalan tengahnya aku minta undangan diantar tetap hari Rabu dan label namanya aku minta hari Kamis/Jum’at baru diantar.  Aku request gak perlu di plastikin dulu undangannya dan diantar gak lebih dari jam 6 sore. Nanti biar aku yang nempelin dan plastikin sendiri nanti.

Yup itulah aku, ditengah ke parno an yang melanda, gak tenang rasanya kalau gak megang dan ngurusin sendiri soal undangan. Yang ada dipikiran aku yang penting undangan nyampe dulu semua.  Akhirnya dianterin sesuai dengan jam yang diinginkan. Sebelum jam 6 sore dan undangannya tidak di plastikin (seperti request aku).

Undangannya sampai di dalam box yang bermacam-macam bentuknya. Katanya sih karena tahun baru yang jualan kardus tutup. Sutra lah ya. Aku gak masalah, yang penting isinya. Begitu undangannya dimasukin ke dalam kamar, langsung deh aku bukain satu-satu dan aku cek in satu-satu. Yah karena parno, perfeksionis kronis aku kumat. Dan jadinya aku beneran nge cek in undangan itu satu-satu (FYI jumlahnya > 1200). Aku bukain satu-satu dan aku lihatin detail undangan ku satu-satu. Tentunya dibantu dan ditemani oleh mas ku yang super sabar. Yes, segitu kronis nya gw.

seribu undangan...

Karena undanganku itu modelnya slip-slipan, jadinya harus tepat jumlahnya mana yang buat diundangan akad nikah dan resepsi, resepsi saja, akad nikah saja, dan juga tamu-tamu yang diundang siraman. Thank God aku cek in satu-satu, karena ternyataa mas Adit itu cetak banyaaaak bangeeeet buat akad nikah dan siraman. Jadi yah terpaksa aku sekalian cabutin satu-satu yang kelebihan itu. Mas Adit nawarin buat orangnya yang nyabutin sih. Cuman sutra lah, biar sekalian aku ngecekin juga.

Overall dari 1200 undangan yang aku cek ada sekitar 10 yang cacat. Terus ada beberapa yang kelebihan slip resepsi / akad (satu undangan ada 2 slip yang sama), kekurangan slip lokasi terus ada kartu tamu yang belum di poly beberapa. Yah I don’t want to sweat the small stuff yaa.. Aku kategorikan minor problem saja. Sisanya undangannya bagus, finishingnya lumayan rapih pokoknya as expected deh.

Kemudian thank you card juga sudah dikasih hari Kamisnya. Tapi label nama belum di print. Katanya sih mau dikasih hari ini. Soalnya yang jual label nama belum buka hari Kamis. Umm libur tahun baru katanya . Thank u card dikasih beserta plastik nya. Thank u card dikasih banyaak banget sekitar 1600. Buset dah, padahal aku cuman butuh sekitar 1400an. But dats ok, better lebih daripada kurang kan ya. Tapi yang kurang label plastiknya dikasih cuman 1000, padahal undanganku itu sekitar 1200an. Konfirmasi ke mas Adit, kekurangannya mau dikasih hari Jumat berikut label nama yang sudah di print sama dia..

Aku suka desain thank you card nya. Dan semakin suka lagi setelah tak pasangain dengan tile dan souvenirnya. Cantiiikk… 🙂

souvenir dan thank u card

..to be continued..

One thought on “Cerita Undanganku Part 1

Comments are closed.