Akhir-akhir ini aku kembali memulai kebiasaan untuk baca buku. Sebetulnya dari kecil sih aku sudah hobi baca buku. Tapi ada pasang surut nya. Sekalinya lagi doyan dan menggemari duh bisa kemana-mana pasti baca buku. Tapi kalau lagi gak ada yang menarik atau males sih buku apapun gak ditengok. Sebetulnya kebiasaan baca buku ini bagus ya. Ya kan memang buku itu jendela pengetahuan dunia. Mau bentuknya hardcover, softcover atau model yang sudah trendy macam e-book, intinya sih masih sama-sama buku. Dan kebiasaan ini salah satu yang ingin aku terapkan ke Aghnan.

Jadi inget kebiasaan si bapak. Bapak lebih suka ngajak kita sekeluarga ke toko buku dibanding ke toko mainan. Dan dari dulu, kalau urusan beli-beli buku (terutama yang menambah pengetahuan kita ya bukan buku komik) pasti di bela-belain sama si papa. Tapi kalau urusan mainan, wah nanti dulu deh tunggu ulang tahun. Kayaknya ini jadi kebiasaan aku juga sih dan pengennya dibiasakan juga untuk Aghnan. Mangkanya aku lebih suka beliin Aghnan berbagai macam buku dibanding mainan. Mainan Aghnan banyak di rumah itu sesungguhnya banyak dari hadiah dari teman-teman atau yaa dibeliin Eyangs dan Om nya.

Mengingat kesukaan aku sama buku jadi nostalgia. Aku mulai rutin membaca dan mengeksplor berbagai genre buku ya semenjak SMP. Kenapa? Karena SMP aku perpustakaannya gede banget. Yah maklum, SD nya aku kan dari negeri yang satu kompleksnya ada 8 SD yang dibedakan pagi dan siang. Begitu masuk ke sekolah swasta. Langsung culture shock. Terutama di sisi fasilitas. Waktu SD itu mah perpustakaan gak ada. Kalaupun ada juga kecil, berdebu dan penuh dengan buku-buku yang gak terawat. Begitu di SMP, perpustakaannya sendiri ada 2 tingkat. Dan buku-bukunya banyak banget.

Semenjak SMP ini deh baru kenalan sama yang namanya sastrawan/penulis yang terkenal di era 80an seperti Marga T. dan Mira W. Yah namapun masih abege ya, roman-roman macam Badai Pasti Berlalu atau Karmila sukses bikin gw mewek-mewek dan merasakan kok hidup orang dewasa kok banyak drama nya sih. 😆 Abis itu kenalan juga sama Pramoedya Ananta Noer. Dulu sih lebih banyak penasarannya. Kenapa sih buku-buku nya Pramoedya Ananta Noer gak boleh diedarkan di Indonesia. Sampai bela-belain nyari ke pinggiran Senin/Kwitang sama temenku. Dan nemu sih bukunya Pramoedya, cuman segitunya ya dulu gak boleh diedarin di Indonesia sampai orang-orang sembunyi-sembunyi kalau jual bukunya dia dengan mengganti covernya. 😆

Dari sastrawan yang serius bacaannya tentunya gak afdol kalau jadi abege perempuan gak baca yang namanya chick flick. Favorit masa-masa itu cuman dua. Girls Talk atau Babysitter Club. 😆 Dulu kan buku mereka yang asli bahasa inggris mahal banget yah. Untung punya teman yang baik hati meminjamkan tiap ada terbitan yang baru. Mantab kali deh. Hehehehe..

Paling favorit sama Mary Anne. Mungkin karena Logan suka sama Mary Anne *gakpenting*.  Terus masa-masa SMP ini juga mulai kenalan sama Jane Austen dan semua buku-bukunya. Mangkanya sampai kemarin cari suami maunya yang kayak Mr. Darcy 😆 . Selain buku-buku itu ada satu buku lagi yang aku bolak balik pinjem dari perpustakaan. Yaitu semua serial Mitologi Yunani yang seperti ini:

Sebelum Percy Jackson lahir pun aku sudah menggemari. Mangkanya dulu betah-betah aja nonton film seri Hercules atau Xena tiap hari minggu siang. Greek and Roman Mythology always fascinate me 🙂 Mangkanya pengen banget bisa berkunjung ke Yunani dan Roma. Yah someday deh. Nabung dulu.. 😆

Abis itu SMA mulai masuk dengan J.K. Rowling. Hahaha Harry Potter die hard fans deh. Dari sini mulai suka dan gandrung sama buku-buku fantasy. Di SMA pula kenalan sama Chronicles of Narnia dan Lord of The Rings Trilogy. Yep, I read the books first and then watched the movies. Selain buku-buku fantasi, mulai kenalan sama genre history fiction. Buku pertama yang dibaca bukunya Conn Iggulden yang judulnya Gates of Rome. Jadi cerita tentang Julius Caesar. Dan aku suka banget, dan semenjak itu mulai menggilai dengan semua yang behubungan dengan european history. Mulai kenalan sama karya-karyanya Shakespeare. Bahkan mulai baca buku otobiografi historis tentang Queen Elizabeth II dan Queen Victoria. Karena itu pula aku juga menggandrungi buku-bukunya Dan Brown. Walau fenomenal cuman misteri nya menarik.

Cuman sayang ditengah gandrungnya dengan buku-buku fantasy atau history fiction seperti ini aku gak terlalu update dengan perkembangan buku Indonesia. Sampai sekarang bahkan. Disaat orang-orang menggilai Dee Lestari. Aku jujur gak terlalu menggilai Supernova saat itu. Maybe not just my cup of tea. Salah satu buku yang aku suka banget itu dan cukup memorable adalah buku nulis bareng-barengnya Teh Ninit dan Adhitya Mulya dan dua penulis lainnya (maap lupa namanya) yang judulnya Traveler’s Tale: Belok Kanan Barcelona.

Mungkin karena ceritanya masih berhubungan dengan hobi favorit ku yaitu travelling. Dan ada kata-kata Barcelona nya (salah satu kota yang ingin ku kunjungi). 😆 Tapi buku ini bagus banget penceritaan dan alurnya. Me like it so much. Dan mungkin juga memorable. Bukan karena dikasih siapa atau kenapa ya. Mungkin karena disaat aku baca buku itu, disaat ngalamin hal yang serupa (bukan berarti sama ya, mirip lah tapi beda *apasiih*) dengan salah satu tokohnya. 😆 .

Tapi yang jelas selera ku cukup mainstream lah kalau buat buku-buku Indonesia. Yang lagi hit pasti dibaca. Yang fenomenal pasti dibaca, kecuali emang udah pernah baca bukunya sekali tapi gak mudeng, mau hit kayak gimana, gak nafsu beli lagi. 😆 Terakhir baca itu buku tentang 99 Cahaya Langit di Eropa. Dan itu inspiringbanget.

Kalau sekarang yang lagi aku gilai itu buku-bukunya Rick Riordan. Mungkin jadi kayak nostalgia sama buku-buku mitologi yunani yang jadi favorit aku dulu, cuman ini versi lebih hip dan seru aja. Dari mulai Percy Jackson’s Series, Kane Chronicles sama series Heroes of Olympus. Gak sabar nunggu seri terbarunya Kane Chronicles bulan depan dan seri terbarunya Heroes of Olympus Agustus nanti 🙂 Haha emak-emak tapi selera nya anak abege gini.. 😆

Terus di wish list masih ada trilogi Hunger Games, buku otobiografinya Dahlan Iskan dan I’ve Got Your Number Sophie Kinsella. Hehehe semoga kebiasaan ini gak surut lagi ya.