Our last city in Andalusia.. 

Kita berangkat pagi dari Sevilla naik Renfe AVE dan sampai di Cordoba jam 09.00 pagi. Kepagian banget hahaha, soalnya tempat penyimpanan lokernya belum buka. Dulu katanya ada fasilitas penyimpanan koper di stasiun Cordoba, tapi karena alasan keamanan fasilitas itu ditutup. Browsing-browsing ternyata di seberang stasiun Cordoba itu ada tempat penyimpanan koper yang namanya Consignas Ferroviarias Baggage Service. Bukanya jam 09.30 am – 08.00 pm. Ownernya super ramah dan familiar dengan Indonesia. Udah gitu kita juga dikasih peta dan dikasih ancer-ancer point of interest.

Rute yang kita pilih untuk mengeksplorasi Cordoba adalah berangkat dari Roman Bridge. Dari stasiun kita naik bis menuju Roman Bridge. Roman bridge of Cordoba ada jembatan bersejarah dari jaman kekaisaran Roma yang dibangun dari abad 1 di pinggir sungai Guadalquivir. Sungai yang sama yang mengalir di Sevilla.

Diujung Roman Bridge ada namanya Calahorra Tower. Awalnya dibangun oleh kaum Moors untuk melindungi kota Cordoba, namun sekarang berubah fungsi menjadi Museum Al Andalus. Tadinya kita gak berminat masuk ke museum ini, tapi berhubung review nya bagus dari di tri advisor, jadinya kita masuk ke museum ini.

Namanya Al Andalus Living Museum. Museum ini menceritakan masa-masa keemasan di Cordoba, ketika kaum muslim, yahudi dan kristen hidup berdampingan dengan damai. Di museum ini juga diceritakan betapa majunya teknologi kaum muslim saat itu dari abad ke 9-13. Dari mulai ilmu matematika, astronomi sampai teknologi pengairan, pionirnya adalah kaum muslim. Subhanallah banget..

Selesai dari museum, kita langsung jalan menyusuri Roman Bridge menuju kota Cordoba dan pemberhentian selanjutnya adalah Mezquita de Cordoba / Mosque-Cathedral of Cordoba. Tempat ini awalnya adalah gereja Katolik, kemudian setelah Islam menguasai Spanyol bangunan ini dibagi dua, menjadi mesjid dan gereja yang selanjutnya seluruh bagian dibeli oleh pangeran Umayyad Abd Al Rahman I dan dibangunlah Mesjid yang kemegahannya menandingi mesjid di Baghdad dan menyerupai Mekah. Yang sangat tidak biasa adalah posisi kiblat Mezquita ini, biasanya kan ke arah Ka’bah, tapi ini ke arah selatan. Bolak balik cari referensi, masih gak ngerti kenapa posisi kiblatnya seperti itu.

Sayangnya pada saat Reconquista, Mezquita ini diubah lagi menjadi Cathedral oleh umat Katolik dan semenjak itu, kaum Muslim dilarang berdoa di Mezquita de Cordoba. Minaret yang tadinya tempat berkumandang Adzan juga berubah menjadi menara bel.

Sisa-sisa kemegahan jaman Islam berjaya dulu masih terlihat ketika memasuki Mezquita ini. Deretan desain pilar yang terinspirasi dari pohon palem dan Mihrab yang megah mengingatkan sekali lagi bahwa dulu menjadi pusat ibadah umat Muslim di Cordoba.

Selesai dari Mezquita, kita lunch dulu di subway deket Mezquita. Kemudian kita inisiatif buat berkeliling di kota tua yang ada di dalam benteng Cordoba. Jadi memang posisi Mezquita, itu ada di dalam benteng tua Cordoba. Berhubung kita datang hari Senin, sangat disayangkan banyak point of interest yang tutup. Termasuk salah satu inceran aku Alcazar de Los Reyes Cristianos yang posisinya berada di dekat Mezquita de Cordoba (ihiks). Jadi ya kita hanya jalan-jalan  santai dan foto-foto menyusuri jalan-jalan kecil yang ada di kota tua. Kota tua Cordoba sendiri kurang lebih mirip Sevilla, tapi lebih berasa jadul. Hehehehe…

Begitu sampai di pintu gerbang keluar agak amaze, karena ternyata kota kecil tersebut dikelilingi benteng tua yang umurnya sudah ratusan tahun. Kita istirahat sebentar duduk-duduk di pinggir kolam kemudian langsung cabs menuju stasiun kereta lagi mengejar kereta kita menuju Madrid.

Adios Andalucia, it’s been amazing trip..