Karena aku anak cewek satu-satunya, jadi pernikahan aku nanti istilahnya papa mama ku itu mantu yang pertama dan terakhir. Karena mantu yang pertama maka nanti akan ada prosesi Bubak Kawah dan karena mantu yang terakhir maka nanti akan ada prosesi Tumplak Punjen. Aku mau cerita yang Tumplak Punjen dulu yaa..

Upacara Tumplak Punjen dilakukan dengan menumpahkan punjen (pundi-pundi) yang berisi peralatan tumpak punjen. Ritualnya diawali dengan dialog antara anak kepada orang tua. Yaitu seperti ini.

Mama Papa yang ananda hormati dan sayangi.
Perkenankanlah nanda mewakili semua putra dan putri memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karuniaNya sehingga kita dapat berkumpul dalam keadaan sehat.

Dalam suasanan yang berbahagia ini nanda mewakili putra dan putri menghaturkan terima kasih yang tulus atas segala pengorbanan, bimbingan dan tuntunan ayah bunda pada kami.

Kami semua mohon lahir batin atas segala kesalahan dan kekhilafan yang membuat ayah bunda kurang berkenan serta ampuni dosa kami selama ini.

Kami semua senantiasa mohon kehadirat Allah SWT agar ayah bunda panjang usia, sehat selalu dan selalu dalam lindunganNya.

Kami haturkan doa restu maturnuwun.

Kemudian akan dilakukan dialog dari orang tua kepada anak :

Anak-anakku yang saya cintai dan sayangi hari ini kalian saya kumpulkan dalam acara tumplak punjen yaitu saat saya menikahkan anak yang terakhir kali mama papa di hari bahagia ini ingin memberi bekal berupa pesan kepada kalian.

Alhamdulillah Rabil’alamin puji syukur kita kehadirat Allah SWT. Mama papa telah diperkenankan dan dipercaya dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban sebagai orang yang mendidik dan membimbing kalian.

Pesan saya :

• Kalian sebagai wanita hendaknya dapat menempatkan diri sebagai istri yang shalehah dan menjadi ibu yang penuh kasih dan bijaksana bagi anak-anak kalian.
• Sebagai laki-laki dapat menjadi suami yang bertanggung jawab, sebagai ayah berwibawa namun tetap bersikap lembut, dapat menjadi teladan sebagai kepala rumah tangga.

Simbol tumplak punjen ini saya berikan dengan harapan agar kalian selalu dapat mensyukuri dan memelihara anugrah Tuhan Yang Maha Kuasa.

Doa mama papa agar kalian dalam menjalani kehidupan ini selalu dalam lindungan dan bimbinganNya Amin.

Setelah itu dilakukan sungkeman dari anak, menantu dan cucu atau cicit (jika sudah ada cucu atau cicit). Kalau aku nanti urutan sungkemannya aku, mas dan adikku (Anggoro). Ketika sungkeman, orang tua memberikan koin, kampil-kampil kecil berisi biji-bijian, beras kuning, empon-empon, bunga sritaman. Jumlah koinnya harus ganjil. Rencananya nanti koinnya berjumlah 51. Total jumlah umur aku dan mas tahun ini. 🙂

Setelah punjen diterima, kemudian punjen disawer.Nanti para tamu akan berebut ambil punjen yang disawer tersebut. 🙂 Nah biar acaranya makin seru, Ibu Kiky menyarankan untuk beberapa koin diberikan tanda khusus. Nanti tamu yang sukses mengambil koin yang bertanda khusus tersebut akan diberikan semacam doorprize.

Huehehehe, si mama sudah menyiapkan nih beberapa koin dan sudah diberi tanda khusus.

Ada 5 warna tanda khusus kalau gak salah pada koin-koin tersebut. Nanti masing-masing tamu yang mendapat koin dengan tanda khusus tersebut akan mendapat doorprize yang mempunyai warna pita yang sesuai dengan tanda khusus tersebut.

Doorprize nya sudah dibungkus mama ke kantong kertas warna pink yang dibeli di Mayestik. Kemudian kantong tersebut diberi tanda pita sesuai dengan tanda khusus yang ada pada koin. Hihihi.. Ada yang mauu ?

Cantiik yah. Si mama pinter banget deh ide-idenya.. 🙂 Isi doorprizenya beragam. Namun kita menuruti sarannya ibu Kiky, yaitu memberikan doorprize yang dapat memanjangkan ibadah kita. Macam kerudung, jilbab, mukena, sejadah, tasbih dll. Aku sendiri gak ngerti apa saja doorprizenya. Udah tau jadi deh kaya gitu, dan aku gak boleh lihat juga sama mama. Huuh..

Tapi yang jelas, pastinya si mama beli doorprize itu semua di Tanah Abang dunk.. Wekekeke.. Mamaku gitu loocch.. 😛