Fast Forward 9th July Please

Mungkin itu jeritan beberapa orang menghadapi pilpres 2014 kali ini. Ya abis gak dimana-mana kayaknya HOT banget diskusinya. Bahkan sampai membuat fanatisme dimana-mana. Reaksi orang-orang sih macam-macam. Ada yang cuek aja, ada yang semangat jadi simpatisan / relawan sehingga memenuhi Time Line di Social Media tentang capres idola, ada juga yang udah gak tahan ngeliat sekitarnya kampanye jagoannya masing-masing sehingga berujung unfollow beberapa teman-temannya yang getol promosi capres idamannya atau ekstrimnya malah memutuskan memilih capres karena simpatisan capres seberang dinilai gak santun/ekstrim/fanatis.  Belum lagi ditambah issue black campaign dimana-mana ditambah keberpihakan beberapa media cetak, elektronik dan blog pun bikin semuanya jadi bias. Oh sama satu lagi, pasti makin gengges ketika WA grup mulai di invasi kampanye capres 😀

Kayaknya riweuh banget ya, pake drama dimana-mana. Tapi bok, aku malah senang melihat keriweuhan ini. Inilah namanya proses Demokrasi tumbuh di Indonesia. Kalau masih banyak kurang-kurangnya ya wajar namapun kita masih baru berdemokrasi 16 tahun kan. Jangan dibandingin sama Amerika yang udah berabad-abad berdemokrasi, itu pun juga pasti ada ups and downs nya. Kita boleh bersyukur disaat masyarakat Venezuela masih berjuang buat protes sama pemerintah (seperti flash back tragedi 1998 Indonesia), negara Cina yang disebut macan Asia dengan GDP besar tapi ya rakyatnya gak punya hak untuk memilih siapa wakil rakyatnya dan negara tetangga Thailand kembali diduduki oleh kudeta militer, kita masih bisa menyuarakan aspirasi kita buat berdemokrasi. Walau kadang-kadang emang keliatan kayak Democrazy. Hihihi.. Tapi itu semua proses pembelajaran. Masyarakat kita juga sedang belajar  juga.

Belajar? Iya, belajar. Contohnya menghadapi beberapa black campaign yang berseliweran, aku pribadi jadi makin belajar untuk semakin pintar mensortir berita-berita itu. Yang berasal dari sumber yang gak valid ya bisa aku exclude dari pertimbangan. Kemudian begitu mulai masuk masa debat capres di televisi, mau gak mau kita jadi belajar kan tentang segala istilah-istilah atau materi yang di debatkan jadi bisa menilai capres mana yang hit capres mana yang miss pada saat debat.  Kayak misalnya hayoo siapa yang langsung google TPID begitu JKW nanya soal TPID ke Prabowo. Atau pasti langsung google kebocoran 1000T+ KPK pas Prabowo bikin statement seperti ini. Mau gak mau, sebagai warga yang kritis pasti kita langsung cross check kan ya. Kan secara gak langsung kita pun jadi belajar hal-hal tersebut kan 🙂

Ada yang sempurna Capres nya? Ya tentu saja tidak, yang sempurna cuman Allah SWT aja kan 🙂

Ilustrasi-prabowo-Jokowi

Satu hal sih yang aku yakini, ketika kita mulai memilih satu capres, sudah pasti apa argumen kita mulai bias dari objektifitas. Karena kita pasti mau jagoan kita menang kan. Contohnya sekali lagi ya waktu pemilu US tahun lalu. Kalau aliansi politikmu Republic, mau kayak apa capres dari Republic pasti akan berujung memilih Republic. Ya memang gak semuanya begitu sih, tapi most likely. Jadi sesungguhnya yang menentukan kemenangan capres-capres ini adalah para swing voters.  Yang diharapkan sih adalah para swing voters ini betul-betul memilih dari hati, bijak dan tidak sekedar ikut-ikutan atau menjatuhkan pilihan karena alasan-alasan yang aneh. Misalnya nih, “saya pilih A karena pendukungnya santun-santun”. Kenapa harus memilih berdasarkan pendukungnya sekarang? Pendukung tidak mencerminkan pribadi dan etos kerja A yang sesungguhnya.  Kalau ternyata A ini mengecewakan memang pendukungnya bisa bertanggung jawab apa? . Jadi sih tips nya buat para swing voters, nonton debat presiden dan baca media yang netral tentang para capres-capres ini. Gali sedalam-dalamnya mengenai prestasi masing-masing capres ini, jadi kita bisa memilih dengan nalar, bijak dan tentunya dengan logika.   Udah gak jaman ah kita gak perdulian untuk masalah politik ini. Seperti hal nya kata Bertolt Brecht seorang sastrawan dari Jerman:

The worst illiterate is the political illiterate, he doesn’t hear, doesn’t speak, nor participates in the political events. He doesn’t know the cost of life, the price of the bean, of the fish, of the flour, of the rent, of the shoes and of the medicine, all depends on political decisions. The political illiterate is so stupid that he is proud and swells his chest saying that he hates politics. The imbecile doesn’t know that, from his political ignorance is born the prostitute, the abandoned child, and the worst thieves of all, the bad politician, corrupted and flunky of the national and multinational companies.

Jadi pilihan kita sesungguhnya menentukan segalanya buat kita dan sesama warga negara. Pilihlah sesuai kata hati, pemimpin mana yang kira-kira sesuai visi misi nya dengan kita. Atau pakai perumpamaan diri sendiri, jika kita ingin merubah Indonesia, kira-kira apa sih yang harus kita lakukan. Nah bisa tuh sekalian di sesuaikan dengan langkah konkret para capres yang ada sekarang.

Kalau aku pribadi sudah lewat masa swing voters nya. Melihat visi misi masing-masing capres , menjadi penonton setia debat capres dan membaca berita-berita mengenai program kerja apa saja yang dijanjikan oleh masing-masing capres, akhirnya menjatuhkan pilihan ke satu capres. Karena aku orangnya rasional, jadi lebih suka sama capres yang punya program kerja jelas, konkrit dan sepaham dengan logika. Udah kapok kemakan persona seseorang yang kayaknya karismatik tapi ternyata cuman bisa prihatin saja. Untungnya gak perlu berdebat sama teman-teman dekat dan keluarga ya, karena pilihan kita ternyata sama. Kemudian biar makin seru, mulai lah ikut “berkampanye” mendukung capres pilihan di twitter. Kenapa seru? Ya seru karena inilah kebebasan demokrasi yang bisa aku nikmati. Mau pilihan apapun ya bebas-bebas aja, gak perlu takut dipanggil bos atau diberi sanksi disiplin dari kantor. Emang bisa begitu? Well, tanyakan saja ke orang tua kalian yang dulu pakai baju Korpri kalau ke kantor. Yang katanya LUBER jaman orde baru emangnya beneran BER? 🙂

So, sabar-sabar ya buat semua yang udah gak tahan sama gonjang ganjing pilpres, 9 Juli udah didepan mata kok. Semoga ditengah keriuhan bisa memilih dengan hati nurani dan marilah dinikmati pesta demokrasi ini.. 🙂

9 thoughts on “Fast Forward 9th July Please

  1. Nia Nugroho says:

    Tepok tangan buat Anggi (mumpung gak ada moderator)
    Kereen! Tulisannya isi hati gue banget nih!
    Seperti yang pernah gue bilang di page gue, “Namanya juga pesta demokrasi, pasti ya rame. Kalo sepi, namanya kuburan demokrasi”

    Jangan sampe pesta demokrasi balik lagi ke era kuburan demokrasi deh 🙂

    [Reply]

    Mrs.Karimuddin Reply:

    Iya Ni.. Amit-amit. Banyak orang yang bilang “kangen sama orde baru, kepengen balik ke orde baru”. Tapi sejelek2nya 16 tahun reformasi ini masih lebih mending daripada kebebasan kita ditakar kayak jaman orde baru. Beberapa kelompok di diskriminasi tanpa kejelasan.

    [Reply]

  2. arninta says:

    setujuuu !! soal pilihan, ak percaya bahwa objektivitas hanyalah mitos. setiap orang punya kepentingan begitu pula diri kita sendiri :)) can’t wait for the election day!

    [Reply]

    Mrs.Karimuddin Reply:

    Me too! Siapapun yang menang, semoga bisa amanah selalu.. Amiin..

    [Reply]

  3. risti says:

    walopun gue sebel pertemanan jadi retak retak, dan pingin cepet cepet tanggal 9 biar retak retak nya udahan aja, tapi gue bangga sama indonesia. segede gini, segini banyak orang, segitu banyak ke-nggak-bener-an disana sini, kita semua masih antusias untuk masa depan yang lebih baik. what’s better than having hope for everything to be better for our children, ait! bismillah indonesia :*

    [Reply]

    Mrs.Karimuddin Reply:

    Yup yup Ris bener banget!!. Antusiasme for better Indonesia. Bismillah, semoga pemimpin yang terbaik buat Indonesia menang 9 Juli besok. Amiin..

    [Reply]

  4. Cicha Z says:

    tulisan yang enak banget dibaca nih Nggi! Netral yet gampang dicerna.
    Sejujurnya gw juga awalnya swing voter looh.. Sampai akhirnya tegas memilih sang jagoan hati di H-14an.
    Semoga aja yang menang memang yang terbaik, sesuai hati keinginan masyarakat ya, Nggi! Amin amin amiiinn

    [Reply]

    Mrs.Karimuddin Reply:

    Thanks Cicha :-* Iya cha, gw juga awalnya swing voter banget. Sampai akhirnya debat capres keberapa sudah menentukan sikap. Amiin buat doanya, yang penting insyaAllah Indonesia dapat yang terbaik. Amiin. 🙂

    [Reply]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.