2 Minggu terakhir di bulan Maret itu asli penuh dengan dinas dan acara kantor. Badan rasanya udah mau rontok. Lelah gulana deh pokoknya. Minggu ketiga Maret kita host seminar internasional di Bali. Karena acaranya seminggu jadilah angkut mama, mbak dan Argen. Aghnan gak keangkut karena sudah selesai libur sekolah nya. Tadinya pengen extend di Bali, tapi ternyata aku dapat training di Roma. Padahal awalnya aplikasi aku ditolak, hahaha eh ternyata ditawarin lagi hihihihi. Tapi jadi peer adalah ya itu, selesai acara di Bali ya harus langsung ke Roma.
Pokoknya gempor dan ngurusin apa-apa last minute. Karena gak dikasih tambahan cuti jadinya gak bisa kemana-mana selain di Roma aja. 4 hari abis buat training, jadi cuman ada 3 hari buat keliling Roma. Gak bisa ke Turin juga tempat Anggoro tinggal. Akhirnya Anggoro yang gw suruh nemenin gw ke Roma, itu juga cuman bisa nemenin di 3 hari pertama. Abis itu dia udah cabut ke Frankfurt karena ada undangan dari VW Jerman.
Berangkat naik Emirates. Well enaknya Emirates itu seating nya paling luas dibanding Qatar dan Etihad. Tapi ya itu, ground crew paling gak oke. Terutama ground crew di Dubai ya, kayak ogah-ogahan gitu. Nonetheless, alhamdulillah sampai selamat di Roma dan dijemput sama Anggoro. Yay!
Dengan paspor biru, ke Itali sekarang sudah gak perlu visa. Urusan imigrasi lancar, dan bagasi juga alhamdulillah keluarnya cepet. Ketemu peluk-pelukan sama Anggoro abis itu diajak ngupi dulu. Yay, espresso pertama di Roma!
Langsung dari Fiumicino Airport, kita naik Leonardo Express untuk ke Roma. Leonardo Express ini selalu ada setiap 15 menit sekali dan membutuhkan waktu 30 menit dari airport sampai ke Stasiun Termini di Roma. Keretanya bagus dan bersih. Semoga soon Jakarta punya yang kayak gini juga ya.
Sampai di Termini, kita geret-geret koper sampai ke hotel kita. Aku milih nginap di IQ Hotel Roma. Dekat Termini, dekat restoran enak, dekat stasiun metro dan bus dan yang terpenting cuman 3 menit ke tempat kursus. Alhamdulillah hotelnya juga bersih, masih baru, amenitiesnya lumayan komplit dan lumayan lega kamarnya.
Selesai naro koper, ganti baju, sholat, bersih-bersih langsung cabs deh untuk lihat-lihat Roman Forum dan Colloseum. Tapi sebelum itu diajak makan siang dulu sama Anggoro di Eataly. Eataly itu ibaratnya Bakmi GM. Gimana? Analogi nya begini, di Jakarta yang jual bakmi kan banyak ya, tapi bakmi GM itu termasuk yang juara kan. Nah Eataly juga sama, yang jual makanan Italy di Roma pasti banyak kan, tapi favoritnya orang lokal ya Eataly ini. Jadilah mari kita cobain.
Piazza della Republica
Eataly paling dekat hotel berada di Piazza della Republica. Kurang lebih 5 menit jalan kaki dari hotel. Senang, hotelnya sangat amat strategis. Tempatnya sendiri lucu banget. Di lantai bawah ada kayak supermarket mini dan bakery. Bisa beli segala per keju an disini. Restorannya ada di lantai paling atas.
Masuk ke restoran, wanginya enak banget. Berhubung kelaparan ya, langsung lah hajar pesan 1 pasta, 1 pizza dan 1 insalata (salad). Pasta nya gak bisa pesan yang cream carbonara, karena kalau di Italy, defaultnya carbonara pasti pake pig bacon. Kita jadi pesannya pizza Napoli (tomat, keju dan anchovies), pizza saus jamur dan salad dengan feta cheese,
Let me tell you that everything was delicious! Mamma Mia!
Ini mungkin pertama kali nyobain makan pasta fresh ya. Maksud pasta fresh ya yang baru dibuat paginya. Parah enak banget. Terus pizza nya juga dreamy banget. Anchovies nya smooth rasanya, gak magtegh asinnya. Hahahaha. Umami nya pas lah. 🙂 Pokoknya when in Rome, eat like Romans do ya..
Kelar lunch kita foto-foto dulu di Piazza della Republica.
Altare della Patria
Kemudian, instead naik bus, gw dipaksa jalan sama Anggoro menyusuri via Nazionale sampai ke area Roman Forum dan Colloseum. Memang kejam. Pegel cyiin, plus juga panas. Tapi gpp deh, hitung-hitung bakar makanan sebelumnya.
Sampai ke ujung Nazionale, masuk ke jalan yang kecil, kemudian kita disambut dengan pemandangan seperti ini.
Inilah yang disibut Altare della Patricia atau bahasa Inggrisnya Altar of the Fatherland atau populernya disebut Monumento Nazionale a Vittorio Emanuele II (National Monument to Victor Emmanuel II). Who? Hehehe, ternyata Victor Emmanuel adalah raja pertama yang menyatukan seluruh Itali. Monumen nya pun dibangun super megah. Gede buanget deh.
Pengen masuk tapi udah ilfil ngeliat tangga-tangganya yang menjulang. Yah berhubung cuman ada waktu setengah hari, jadi langsung cus lah ke Roman Forum.
Roman Forum
Sebagai seorang history geek yang terobsesi sama sejarah politik nya Kekaisaran Roma, bisa datang, lihat dan berjalan di situs arkeolog Roman Forum adalah sesuatu banget. Membayangkan dahulu orang-orang yang hidup di kekaisaran Roma seperti apa, dimana rumahnya kaisar Augustus kecil, dimana rumah selingkuhan Julius Caesar, dimana kuil Juno tempat pemujaan masyarakat Roma, dll. Situs ini sudah ada dari 500 BC. Itu kayak lebih dari 20 abad yang lalu. Woow banget ya.
Kompleksnya sendiri ternyata yaah betul-betul reruntuhan. Tapi walau begitu hebat memang para Arkeolog itu bisa menggali kehidupan masa lalu di Roma seperti apa. Bahkan strategi perang Roma pun ditemukan diantara reruntuhan ini.
Pas kemarin kesana, pas banget hari Minggu yang berarti di area Roman Forum sampai Colloseum ditutup untuk kendaraan bermotor. Alhamdulillah juga cuacanya ceraaah banget, jadi kelar deh turis pada banjir turun ke jalan. Kemarin padahal baru minggu pertama Spring. Gak kebayang kalau summer.
Colosseum
The Grand and Majestic Colosseum.. At least that what I thought ya. Tiap nonton film yg ada Colosseum nya kan kesannya grandeur banget. Tapi kenyataannya, pas ngeliat langsung ternyata gak segitunya ya. Tapi walau begitu, tetap suatu bangunan yang sesuatu banget dan menjadi simbol kota Roma. Selain itu Colosseum merupakan amphitheatre terbesar yang pernah dibangun dan dapat menampung 50.000-80.000 orang .
Dipakainya buat apa? Dulu dipakai buat kontes Gladiator. Yang gak tau Gladiator itu apa mending nonton film nya aja langsung. Jadi kebayang kan banyak orang yang meninggal di situ. A little bit spooky.
Di area ini turis ruameee pol. Bener-bener harus hati-hati sama tas deh disini. Soalnya ya itu mirip Jakarta, banyak dagangan kaki lima yang nawarin dagangannya. Terus harus hati-hati juga sama guide palsu. Biasanya guide resmi itu ada kartuya. Loe bisa minta kartu yang menandakan dia guide resmi.
Sampai Colosseum kaki rasanya udah capek banget gak bisa diajak kompromi. Akhirnya aku duduk istirahat agak lama sampai akhirnya beranjak lagi jalan menuju Fontana di Trevi..