Berjuang Sampai 2 Tahun..

Hari ini hari Susu Nasional looh dan pas genap Aghnan umur 14 bulan. Sedihnya sudah lengkap seminggu lebih aku masih struggling sama nyusuin Aghnan langsung dan bergantung sama UHT. UHT bagus buat Aghnan, cuman selagi bisa tetap pengen memberikan ASI/ASIP 30% dari pemberian ASI dan UHT perhari nya. Aghnan sehari bisa habis 400 ml UHT ditambah 200 ml ASIP.

Issue nya sih sama kayak kemaren dulu. Gigi nya Aghnan mau nongol, dan emang gusi bawahnya dia bengkak banget. Kemarin sih udah nongol 2 kan. Entah ini mau nongol berapa lagi. Yang jelas sedih karena nyusuin painful banget. Ya abisaan, karena gusinya gatel ya jadi dia jadi gigit-gigit waktu nyusuin. Emang sih wajar, cuman aku horor dan sedikit trauma, karena terakhir kali nyusuin, puting sampai lecet dan berdarah. Another episode of bloody breastfeeding.

Akhirnya dipaksa kasih asip sama si mama, soalnya biar aku gak semakin trauma. Hypnoparenting sih jalan terus. Cuman kalau ngelihat bengkak gusi nya dia sih ya aku kasian juga. Wajar banget dia gigit-gigit. Apalagi terakhir kayak gini Aghnan keluar gigi langsung 4. Cuman kalau terus-terusan kasih ASIP, takutnya produksi ASI makin berkurang (dan iya terasa berkurang) karena tidak disusuin Aghnan secara langsung. Walau memang masa kejayaan produksi ASI sudah lewat (karena ASI sudah jadi pendamping makanan). Tapi setidaknya pengen tetap menjaga produksi biar bisa memberikan ASI sampai 2 tahun.

Mompa ASIP di kantor sih masih. Setok di freezer juga masih ada walau tinggal belasan. Issue nya ya menyusui langsung. Membayangkan gak bisa menikmati lagi masa-masa menyusui langsung bikin aku stres dan mewek. Karena buat aku menyusui langsung itu adalah momen paling romantis buat gw. Ngalahin waktu dilamar sama ijab kabul dulu (maaf ya ayah 😉 ). Apalagi semenjak dia minum UHT (yang alhamdulillah dia doyan dan tidak alergi), sempat merasa pupus harapan buat lanjut menyusui lagi. Tapi ngebayangin menyapih dini bikin gw mellow gak karuan. Ya gitu Aghnan minta nenen, gak tega kasih asip aku susuin langsung tapi begitu di gigit aku nangis-nangis. Dan siklusnya begitu terus. Dilema gak sih. Everyday is a battlefield. Well, I guess breastfeeding is a battlefield for me. 🙁

Tapi untung aku dikelilingi support group yang positif ASI. Timeline di twitter aja tiap hari seliweran ngomongin ASI. Dan apalagi baca tulisan Mommies Daily yang bilang Breastfeeding is Worth Fighting For. Hiks, dan mereka benar. It’s truly something worth fighting for!!. Apalagi kemarin baca tulisan nya Adenita di The Urban Mama soal Tongue Tie yang bikin putingnya bolong kayak kawah di gunung dan bikin Adenita sampai demam bolak balik. Ouch.. Perjuangannya luar biasa dan membuat aku untuk menggampar diriku sendiri karena sudah ingin menyerah dan terlena dengan kemudahan memberikan UHT.

Alhamdulillah kalau malam sekarang sudah aman menyusui langsung. Tapi mungkin karena dia masih agak ngantuk dan belum sadar sepenuhnya. But it’s okay. Aku sekarang suka tidur agak malam, nungguin Aghnan bangun minta nenen supaya bisa menikmati masa menyusui yang romantis sambil mengelus2 mukanya saat bobo.. :’)

Doakan kami yaa. Semoga masa-masa ini akan lewat dan sebentar lagi aku akan bisa menyusui langsung lagi (pagi-siang-malam) yaa.  Mari berjuang untuk menyusui langsung sampai 2 tahun. Berjuang dengan semua daya upaya yang ada. Cemunguuuudddhhh!!

Susu UHT vs Pasteurisasi

Setelah Aghnan menginjak 1 tahun, aku memang berniat untuk memperkenalkan dia dengan susu sapi. Kalau baca di wholesomebabyfood, pada saat usia sudah 12 bulan, sudah bisa diberikan wholemilk /cow milk. Dan memang buat anak yang pada waktu bayi nya alergi susu sapi, biasanya menginjak usia 12 bulan, alergi itu sudah tidak ada. Nah, kalau baca-baca beberapa referensi (baik milis/forum/memantau TL ibu-ibu yang anaknya menginjak 1 tahun 😛 ). Rata-rata pada memberikan susu sapi UHT atau pasteurisasi ke toddler nya dibanding sufor. Hal ini disebabkan komposisinya hanya susu sapi segar yang di masak dengan proses UHT atau pasteurisasi. Proses pembuatannya pun relatif tidak lama sehingga membuat nutrisinya masih terjaga.

Kalau tanya kenapa gak sufor? Buat aku UHT dan Pasteurisasi lebih unggul dibanding Sufor. Diantaranya adalah karena proses pembentukan UHT itu lebih alami dibanding proses pembentukan sufor. Dan biasanya karena sufor itu mengenyangkan, jadi buat toddler yang suka minum susu, minum sufor jadi cepat kenyang dan jadi susah makan atau GTM (baca beberapa pengalaman ibu-ibu). Lainnya lagi, pemberian sufor yang BENAR itu lebih ribet. Hehehe karena setahun ini terbiasa kasih ASI langsung buka warung, ngebayangin mesti kasih sufor dan prosedurnya kok males ya. Wkwkwkwkwk. Ya soalnya setau aku, IMHO, bikin sufor itu gak bisa sembarangan. Kalau kata si mama, harus pakai air panas (supaya bakteri-bakterinya mati) dan kalau disajikan ke anaknya harus tunggu dingin dulu. Berita bakteri sakazaki yang heboh ada di sufor kemarin itu, pasti karena waktu menyajikan sufornya cuman pakai air suhu ruangan biasa. Atau bahkan dicampur. Karena berkali-kali di konfirmasi bahwa tidak ada sufor yang mengandung bakteri sakazaki itu. Biasanya karena waktu menyajikan sufor tidak sesuai dengan aturan.

Nah, apa sih perbedaan proses UHT dan Pasteurisasi? Mari kita lihat tabel perbandingan yang sudah aku buat dibawah:

Berdasarkan perbandingan diatas akhirnya aku memutuskan untuk mencoba memperkenalkan UHT ke Aghnan dibandingkan Pasteurisasi. Awalnya Aghnan sempet gak mau, kagok kali sama rasanya. Tapi beberapa kali dicoba akhirnya dia mau-mau juga. Aku cobain yang merk Ultra dan hari ini mau coba yang Greenfields. Doain ya semoga Aghnan gak alergi susu sapi ini. *harap-harapcemas*. Semoga perbandingan diatas dapat memberi pencerahan buat para ibu-ibu yang belum mengerti bedanya susu UHT dan Pasteurisasi yaa.. 🙂

Buat yang kemaren heboh nanya-nanya di twitter “Emang udah gak ASI lagi?”. (Nanggepinnya juga malas sih, soalnya gw mau kasih Aghnan apa ya bukan urusan loe yaa.) Tapi gini prinsip gw. Selama ASI gw masih ada, gw akan terus kasih ke Aghnan. Dan insyaAllah pengennya tetap bisa menyusui langsung sampai 2 tahun. Amiin.

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/Pasteurize

http://en.wikipedia.org/wiki/UHT

http://lita.inirumahku.com/health/lita/secuil-tentang-produk-susu-sapi/