For The Most Wonderful Man in The World :)

There’s only two things I wish for you in your birthday..

One, is your health.

Two, is for your forever happiness.

Thanks for (almost) everything you gave to me and Aghnando. We could not have asked another person to complete our lives. You’ve become a wonderful son, an awesome father, a loyal friend and a perfect soul mate (for me!).

I hope you have a wonderful birthday celebration (yaayy!!) and I hope you love the presents ๐Ÿ˜€

Well, I guess you like your present (langsung dipake) ๐Ÿ˜€

Live Long and Prosperous my Love.. ๐Ÿ™‚


Tentang Sahabat Foundation

Beberapa waktu yang lalu kan The Urban Mama ngadain financial talk di atamerica di Pacific Place. Pembicaranya mbak Vitri dari QM Financial dan ada juga pembicara lain yaitu Dondi Hananto mewakili Sahabat Foundation. Dari nama belakangnya sudah ketebak ya, itu memang suami nya Ligwina Hananto (ini suami istri kompak banget deh) . Somehow, aku tertarik banget waktu Dondi mempresentasikan tentang Sahabat Foundation ini. Dan surprisingly ternyata si mas sudah jadi penyumbang tetap selama kurang lebih setahun di Sahabat Foundation ini. Kayanya dulu sih udah pernah cerita, cuman aku yang kadang terlalu ignorance jadi ya iya iya saja. ๐Ÿ˜›

Dengar presentasinya Dondi, somehow aku tertarik banget. Dondi cerita bahwa Sahabat Foundation ini terinspirasi dari kisah suksesnya Grameen Bank yang didirikan oleh Muhammad Yunus. Apah? Gak pernah dengar tentang Grameen Bank? Hehehe monggo di google ya. Atau bisa baca rekapan kisah suksesnya versi wiki disini. Intinya, Grameen Bank sukses membuat masyarakat miskin untuk bekerja dan tidak menyerah dengan kemiskinan. Caranya dengan memberikan micro credit kepada masyarakat kecil tanpa membutuhkan collateral.

Sahabat Foundation sendiri kurang lebih mirip dengan Kiva.org. Kalau yang ngefans dan suka nonton Oprah Winfrey pasti pernah dengar website ini. Aku pun dulu pernah berkontribusi di Kiva, namun lama-lama mikir lagi. Soalnya masa iya orang nun jauh disana gw bantu, tapi orang negeri sendiri gak dibantu. Secara ya negara kita masih banyak orang yang terjebak di bawah garis kemiskinan ๐Ÿ™ . Nah mangkanya, begitu dengar presentasi tentang Sahabat Foundation ini, aku jadi tertarik banget.

Jadi Sahabat Foundation jadi semacam perantara antara donatur dengan pengusaha kecil. Mereka mendaftarkan berbagai macam masyarakat kecil yang membutuhkan modal untuk memulai usaha kecilnya. Kalau lihat di websitenya Sahabat Foundation, modal yang dibutuhkan mereka itu gak banyak kok. Bahkan cenderung lebih sedikit dibanding pengeluaran kita sebulannya untuk bensin dan belanja bulanan. Bisa jadi pula, modal yang mereka butuhkan totalnya sama dengan harga baju yang baru kita beli di ZARA. Mungkin buat kita nominal itu biasa aja. Tapi mungkin buat mereka, bisa jadi segala-galanya. Kita bisa bantu hidup mereka, agar lebih produktif. Nanti modal yang sudah dipinjamkan itu tentunya akan dibayarkan kembali ke kita sama penerima tersebut. Namun karena sifatnya donasi, jadi modal yang sudah dikembalikan tidak kembali serta merta ke kita. Namun kita dapat kita putar kembali ke pengusaha lainnya yang membutuhkan. Mantab kan? Kalau kita mau melakukan donasi langsung tanpa sistem “pinjam” seperti itu juga difasilitasi sama Sahabat Foundation ko.

Filosofinya sih begini. Jika kita ingin bantu kasih makan orang yang tidak mampu, kita jangan kasih mereka ikan. Tapi kita kasih kailnya, agar mereka bisa memancing ikannya sendiri. Kita bantu masyarakat kecil itu agar bisa mandiri dan tentunya dengan mampunya mereka menghidupi dirinya sendiri, secara tidak langsung kita juga menunjang perekonomian bangsa kita. ๐Ÿ™‚

Siapa sih yang gak prihatin dengan kondisi bangsa kita. Masih ada 14 juta jiwa bangsa Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan. Mau protes ke siapa? Pemerintah? Anggota DPR? Duh sampai lebaran monyet juga mereka sibuk dengan urusan politiknya dan pencitraan masing-masing. Yang harus bergerak ya kita sebagai masyarakat sendiri. Salah satunya yang dengan Sahabat Foundation ini.

So daripada banyak ceng cong, monggo ditengok websitenya Sahabat Foundation. Bisa baca skema cara kerja mereka dan cara mendonasi nya. Buat yang punya account facebook atau google bisa langsung sign in menggunakan salah satu dari kedua account tersebut. Praktis kan?

Mastro Meat Market

Termakan reviewnya Mamir dan Tiessa, jadinya kemarin Minggu, abis belanja makanannya Aghnan aku sama mas mampir ke Mastro Meat Market yang ada di Jl. Wolter Monginsidi. Dari kemarin kepengen makan steak. Biasanya kan lari ke holycowsteak. Namun, kemaren pengen cobain yang lain akhirnya tertarik nyobain Mastro ini.

Pada dasarnya ini kayak swalayan khusus daging. Tapi daging yang dijual disini semuanya daging import. Nah, di Mastro ini juga setengah restoran macam Ranch Market gitu. Jadi bisa beli daging langsung disitu (pilih sendiri) kemudian bisa minta dimasakin. Kalau ongkos masakin sendiri 15k IDR. Tapi kalau sama side dish nya (salad dan kentang) nambah 45k IDR. Disitu aku belajar kalau daging itu sendiri ternyata ada gradenya gitu. Wagyu pun banyak macamnya. Dari wagyu grade terendah dan paling murah sampai wagyu grade paling maknyus dan harganya pun ajaib.. ๐Ÿ˜†

Aku pesan wagyu rib eye grade 2-3. Dan si mas pesan sirloin nya yang grade 2-3 juga. Minta masak medium well. Dan aku pilih saus barbeque dan si mas pilih saus jamur. Nunggunya gak terlalu lama. Kemudian datanglah steak kita tercinta. Gak pakai lama, langsung digasak sama aku dan mas. ๐Ÿ˜†

Rasanya kalau buat aku dan mas masih lebih enak holycowsteak sih. Soalnya bumbu herbs di dagingnya lebih berasa. Ini juga enak sih bumbunya, cuman aku lebih suka holycowsteak. Cuman buat kualitas dagingnya, aku lebih suka Mastro. Mungkin karena faktor grade2 itu kali ya. Buat bumbu saos nya menurut gw enak. Dan mashed potato nya dia enak bangeeeet. Salad nya pun enak dan rasanya blended.

Buat harga akhir sih kalau dihitung-hitung lebih mahal Mastro dikit. Cuman unggulnya Mastro kan gak perlu ngantri sepanjang jaman. Dan bebas asap rokok. ๐Ÿ˜€ Plus lebih seru aja milih dagingnya sendiri. Ambiance nya sendiri agak-agak rustic gitu. Keren lah. Bisa jadi salah satu alternatif tempat makan steak enak di Jakarta.. ๐Ÿ˜€

Oh iya, mau pamer hasil belanjaan baru. As usual, kena virus belanja dari Woro. Aku beli ballerina flat dari flatsforjade.com . Beli yang Florence Pink. And I’m lovin it. Udah lama banget gak punya sepatu warna pink dan aku syukaaaaa… ๐Ÿ˜€ Pelayanannya cepat dan barangnya ready stock. Dan sepatunya enaaak dipakeee.. Uhuuuy lah… ๐Ÿ˜€

Naksir yang Kongo Peach tapi nanti deh tunggu gajian duyuuu aah… ๐Ÿ˜€

Serangan Alergi Yang Tak Terduga

Hari Sabtu kemarin dimulai dengan sangat menyenangkan. Dimulai dengan acara sepedaan di rumah bareng para Eyangs. Aghnan offkors senang dibonceng dibelakang. Kemudian menjelang jam setengah 9, kita langsung balik ke rumah karena Aghnan mau imunisasi IPD/PCV.

Tadinya mau imunisasi di Bunda hari Jum’at. Tapi dr. Partiwi lagi seminar. Sebetulnya aku masih dalam pencarian DSA yang ok buat Aghnan. Sebelumnya cocok banget sama dr. Wati di KMC. Cumaan, KMC itu jauhnya ampun. Belum lagi dr. Wati itu kan super sibuk. Jadi mau ngatur appointment itu susah banget kadang-kadang.ย Dapat rekomendasi dari teman, kalau dr. Partiwi di Bunda itu juga pro ASI dan RUM. Akhirnya terakhir imunisasi campak balik ke Bunda lagi, tapi sama dr. Partiwi. Enak sih orangnya, cuman gak enaknya di Bunda itu ya, pasiennya banyaaak. Dan aku sering banget dapat kesan “terburu-buru” sama dokternya. Konsultasi gak bisa santai dan diskusi panjang lebar. Intinya gak nyaman deh kalau mau konsultasi. Enak kayak di KMC gitu, soalnya sistemnya appointment. Jadi tiap pasien diberi waktu 15 menit buat dipergunakan sepuasnya. Cuman ya itu, KMC jauhnya gak nahan.

Sampai akhirnya ketemu sama dr. Yovita Ananta waktu di pesat. Dokter di pesat udah pasti pro ASI dan RUM dong. Dan yang bikin aku tertarik adalah dr. Yovita praktek di RS. Puri Indah Kembangan. Emang sih di Jakarta Barat. Cuman kalau dari rumah aku, ke situ paling cuman 17 menit nyampe. Soalnya bisa lewat jalan tol langsung. Aku sama si mas pun senangnya belanja bulanan di Hypermart Puri Indah, jadi sudah sering melewati RS. Puri Indah ini.

Akhirnya coba buat appointment di RS Puri Indah pada hari Jum’at untuk praktek dokter hari Sabtu. Ditelponnya gampang banget (gak kayak KMC yang kadang ditelponnya susaaah banget nyambungnya) dan bisa diatur jam kedatangannya. Dikasih opsi mau datang jam 8, 9, atau setengah 10. Akhirnya aku bilang mau datang jam setengah 10.

Perjalanan ke RS Puri Indah sendiri cuman 17 menit. Trus langsung ke lantai 2 tempatnya poliklinik anak nya. Registrasi dulu, trus ukur tinggi, berat badan dan lingkar kepala Aghnan. Susternya ramah-ramah banget yaa dan baik sama anak kecil. Trus yang aku sama mas suka, poliklinik nya relatif gak terlalu rame. Kayak KMC gitu deh. Plus, juga bangunannya kan masih relatif baru jadi kesan modern nya dapet.

Pas datang pas langsung bisa masuk ke ruangan dr. Yovita. Dokternya masih muda, baik dan bonusnya, cantik banget (Aghnan senyum senyum terus di periksa dia ๐Ÿ˜† ). Dan utamanya adalah, dokternya sangat sangat enak diajak konsultasi panjang lebar. Apalagi kemarin aku sengaja pengen diskusi soal issue defisiensi zat besi terutama pada bayi ASIX.

Seperti yang aku pelajari di PESAT kemarin, issue defisiensi zat besi pada bayi ASIX memang lagi hot banget. Bahkan, asosiasi dsa di Amerika sekarang menyarankan bayi untuk MPASI 4 bulan. Hal ini dikarenakan kandungan zat besi pada bayi ASIX hanya bisa tercukupi dari ASI sampai umur 4 bulan saja. Takutnya jika hanya diberikan ASI saja dari 4-6 bulan, bayi akan mengalami defisiensi zat besi. Solusinya antara lain bisa dengan MPASI dini umur 4 bulan (yang tentunya kasihan dengan pencernaan bayi yang masih belum sempurna pada saat umur 4 bulan). Atau pemberian suplementasi zat besi tambahan mulai umur 4-6 bulan (yang tentunya akan dikecam jadi bukan ASIX karena diberikan suplementasi ini).

Hal ini masih jadi perdebatan di IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), ketentuannya mau diambil yang mana. Sementara anjurannya, jika sudah menginjak umur 1 tahun baiknya di screening darah untuk mengetahui apakah anak kita mengalami defisiensi zat besi. Defisiensi Zat Besi sendiri ada 3 tahapannya. Tahap 1 dan 2 itu tidak dapat terlihat/terdeteksi dari penampakan luar anak. Namun jika benar anak kita mengalami defisiensi zat besi tahap 1 dan 2, akan mempengaruhi perkembangan kognitifnya dia kedepannya. Sedang tahap 3 defisiensi zat besi adalah anemia (anak tampak pucat lemah letih lesu).

Setelah konsultasi dengan dr. Yovita. Beliau menganjurkan untuk di screening terlebih dahulu sebelum memberikan suplementasi tambahan. Issue lainnya pada Aghnan karena dia G6PD Deficiency. Anak G6PDD itu cenderung punya kandungan zat besi lebih tinggi dibanding anak sepantarannya. Untuk itu, jika diberikan suplementasi tambahan takutnya malah akan over dosis zat besi. Rada mencelos sih kalau anak harus diambil darah gitu buat screening cuman yah demi dia juga. Tapi berhubung kemarin Aghnan sudah heboh karena di vaksinasi varicella sama hepatitis A sekaligus, jadinya pas 15 bulan aja deh screening test darahnya. Takutnya si Aghnan trauma dan emoh ke dokter lagi.

Oh iya, awalnya memang mestinya vaksinasi PCV/IPD. Cuman dr. Yovita menyarankan pada saat 15 bulan saja. Nunggu PCV-10, biar lebih komplit untuk booster nya. Jadinya kemarin varicella sama hepatitis A aja dulu. Aku sama mas keluar ruang dokter dengan hati yang puas. Pasti bakal balik ke dr. Yovita lagi buat next visit. Kadung jatuh cinta. Aghnan juga sih kayanya.. ๐Ÿ˜†

Anihoo, setelah dari RS. Puri Indah. Kita langsung meluncur ke Grand Indonesia. Judulnya mau belanja bulanan tapi sebelumnya mampir lunch dulu di Social House. Everthing went well. Pesen-pesen makanan. Dan pas makannya pun menyenangkan sekali. Aghnan aku cobain makan omellete isi keju sama turkey. Anaknya suka bangeet dan habis setengah porsi. Roti panggangnya pun dia doyan. Udah hepi melihat makannya Aghnan, langsung berubah khawatir begitu melihat mulutnya Aghnan yang tiba-tiba bengkak dan benjol-benjol. Astaghfirullah, Aghnan terkena reaksi alergi. Langsung dong curiga sama turkey nya. Soalnya telor (putih dan kuning), keju sama roti kan Aghnan sudah lolos 3 hari alergi.

Tadinya masih pede mau lanjut ke Ranch Market buat belanja. Tapi begitu habis disusuin, kok makin menyebar ke belakang leher. Mulai gak tenang akhirnya memutuskan balik ke rumah. Sampai di rumah, reaksinya mendingan. Aghnan pun masih bisa ketawa-ketawa. Trus bobo siang deh. Eh baru setengah jam dia bangung sambil nangis-nangis. Di cek, ternyata reaksi alerginya sudah menyebar ke seluruh tubuh dia. Dan makin parah. Mata dan bibir sampai bengkak. Dan menjalarnya sampai ke selangkangan Aghnan. ๐Ÿ™

Aghnan pun nangis terus-terusan dan gak berhenti garuk sana garuk sini. Aku patah hati banget melihat Aghnan begitu. Rasanya pengen itu semua penyakitnya dikasih ke aku semua. Sediiiih banget rasanya dan kalau gak ditahan-tahan pasti udah nangis T_T. Ya ngeliat anak yang biasanya ceria banget dan full senyum, jadi nangis-nangis kesakitan gitu. Hiks.. Hiks.. Cuman melihat para eyangs yang udah nangis bombay. Aku harus tough. Langsung deh telpon dr. Yovita buat cari solusinya. Aku sempat curiga apa mungkin reaksi alergi dari imunisasi nya? Cuman kata dr. Yovita kalau mulai bentolnya dari mulut berarti kemungkinan besar karena makanan.

Disarankan, buat kasih antihistamin seperti CTM dan Cetirizine (Ozen / Ryvell drops) jika gatalnya sudah sangat mengganggu. Dan kalau alerginya sudah berat (mata dan bibir bengkak banget) itu harus segera dibawa ke rumah sakit karena takut pembengkakan terjadi di saluran pernafasan yang bisa fatal kalau tidak segera diobati (biasanya kalau separah itu harus segera suntik adrenalin) . Langsung deh suruh ayah beli Ryvell drops seperti yang disarankan dokter Yovita. Sementara aku (seperti yang diminta dokter Yovita) mengirimkan foto Aghnan ke emailnya dokter Yovita. Melihat fotonya Aghnan, dokter Yovita menilai alerginya tidak terlalu berat sampai harus dibawa ke RS. Beliau menyarankan untuk di berikan antihistamin dan observasi 2-3 jam sambil terus kabari dia perkembangannya.

Alhamdulillah setelah diberi antihistamin, Aghnan langsung bisa bobo. Tapi sempat kebangun malamnya kemudian muntah cukup banyak terus lanjut bobo lagi (kayaknya muntahin penyebab alergi nya dia). Dan maunya bobo kalau digendong. Jadinya sampai jam setengah 2 pagi aku gantian nungguin dan gendong sama si mas. ย Alhamdulillah, pas bangun paginya dia udah tersenyum lagi. *sujud syukur*.ย Besoknya sempat muntah sekali lagi, yang membuat aku memutuskan agar dia di karantina dulu deh dan jangan keluar-keluar dulu. Tapi Aghnan sudah kembali ceria seperti biasanya. ๐Ÿ˜€

Bersyukur bisa tetap tenang melewati masa-masa horor itu. Dan semoga gak kejadian lagi deh *amit-amitgebrakgebrakmeja*. Jadi nambah obat yang wajib bawa di kotak P3K kita. Hiks memang ya alergi itu gak bisa ketebak. Bersyukur banget juga bisa ketemu sama dsa yang mau digangguin via telpon dan email kaya dr. Yovita di hari yang sama. Dan kita pun di guide terus agar terus rasional. Alhamdulillah ya Allah.

Setelah MPASI, Lalu?

Setelah jadi toddler tentu saja ASI sudah bukan asupan utama buat Aghnan. Malahan ASI sudah jadi pendamping. Dan konsumsi utama dia adalah makanan. Alhamdulillah Aghnan sudah bisa makan nasi. Jadi betul betul di skip fasi makan nasi tim. Dan makannya pun frekuensi nya 3x sehari, dengan snack 2x sehari dan biasanya ASIP/UHT 2x selama ditinggal kantor (berkurang banget ya frekuensinya.

Buat makanannya sendiri untuk belanjanya masih aku pisahin, dan masih menggunakan golden standard. Daging ayam masih yang ayam kampung, Telur masih yang ayam kampung organik, Daging sapi nya yang prime (tanpa lemak), Beras organik dan offkors sayurannya yang organik. Tapi untuk gula garam sudah mulai dikasih dengan porsi yang sangat teramat sedikit (sejumput kecil). Cuman biar mulai kenal rasa sih. Untuk makanan yang digoreng, juga sudah dicobain. Tapi juga gorengnya pakai minyak Happy Oil (dari kedelai) / Minyak Canola (dari biji bunga matahari) dan penggunaannya sekali pakai. Untuk kaldu-kalduan masih buat sendiri dan disimpan di baby cubes.

Udah lewat setahun boleh lah sedikit koboi. Dan yang jelas, menu makanannya disesuaikan dengan table food kita sehari-hari. Walau yang ngebedain kadar gula garam nya.

Aku sendiri udah gak buatin menu bulanan seperti MPASI dulu. Modelnya dibuat kayak bikin menu sehari-hari di rumah. Di buat list menu makanan yang biasa di masak, kemudian di coret satu persatu setiap sudah dibuat. Jika sudah dibuat semua baru boleh mengulang menunya. Kemudian untuk pembuatannya, walau menunya sama dengan kita, cuman pas pembuatannya masih terpisah. Hal disebabkan karena faktor gula garam nya. Dan kayak nasi, karena dia masih pakai beras organik, jadinya dibuat di mini rice cooker sendiri (khusus buat Aghnan). ย Biasanya masih aku yang masakin sendiri masakannya, namun jika masakannya tipe masakan yang harus di masak fresh (kayak sayur bayam) biasanya aku minta tolong mbak Tarni buat masakin (surprisingly, masakannya dia enak, alamat naik gaji bentar lagi ๐Ÿ˜† ) Biasanya selama weekdays aku pengen dia terbiasa dengan makanan Indonesia (pepes tahu, pepes ayam, sayur bayam). Baru pas wiken kita sok ber berat-barat dengan masak pasta-pastaan wkwkwkwk.. ๐Ÿ˜›

Berikut contoh list menu yang aku susun buat seminggu. Aku bagi berdasarkan karbohidrat, protein, sayuran, buah dan ada makanan kombinasi. Nanti tinggal digabung-gabung aja, dan diselingi ย setiap harinya. Biasanya kalau sudah masak makanan kombinasi lebih enak, soalnya semua yang 4 sehat udah komplit ada di makanan. Paling tinggal tambah buah aja. Resepnya juga disamain kayak resepnya kita, kecuali komposisi gula garam yang sedikit ya. ย Kecap-kecapan juga sudah aku kenalin.

List ini gak terlalu baku sih. Soalnya kalau tiba-tiba ada inspirasi buat masak apa yang tinggal go show di dapur ๐Ÿ™‚ . Dan tergantung persediaan makanan di dapur juga. Enak ya kalau anak udah setahun dan udah bisa makan table food. Imajinasi buat bikin menu baru juga makin liar. ๐Ÿ˜† Apalagi tantangannya adalah bagaimana menciptakan makanan enak, tapi tetap kaya vitamin dan mineral di dalamnya (baca: bagaimana, cara menyelipkan sayuran ke dalam makanan enak) ๐Ÿ˜›

Oh iya, buat ngenalin jenis makanan baru aku juga masih pakai aturan 3 hari toleransi alergi loh. Kemarin yang baru aku kenalin antara lain ya susu UHT, kacang polong sama (ini yang paling penting), putih telur. Alhamdulillaaah hasilnya TATA (Tidak Ada Tanda Alergi) *lonjaklonjakbahagia* ๐Ÿ™‚ Yang mungkin aku tahan dulu pengenalannya adalah seafood semacam udang, cumi, kerang sama kepiting. Udang sama cumi aku pengen cobain mungkin beberapa bulan kedepan. Tapi kalau kepiting sama kerang mungkin kalau Aghnan sudah 2 tahun deh.

So, semoga postingan ini menjawab rasa penasaran teman-teman tentang makanan Aghnan pasca MPASI.. ๐Ÿ™‚ Nanti coba di share resep-resep modifikasi lainnya yaa.. ๐Ÿ˜€