Susu UHT vs Pasteurisasi

Setelah Aghnan menginjak 1 tahun, aku memang berniat untuk memperkenalkan dia dengan susu sapi. Kalau baca di wholesomebabyfood, pada saat usia sudah 12 bulan, sudah bisa diberikan wholemilk /cow milk. Dan memang buat anak yang pada waktu bayi nya alergi susu sapi, biasanya menginjak usia 12 bulan, alergi itu sudah tidak ada. Nah, kalau baca-baca beberapa referensi (baik milis/forum/memantau TL ibu-ibu yang anaknya menginjak 1 tahun 😛 ). Rata-rata pada memberikan susu sapi UHT atau pasteurisasi ke toddler nya dibanding sufor. Hal ini disebabkan komposisinya hanya susu sapi segar yang di masak dengan proses UHT atau pasteurisasi. Proses pembuatannya pun relatif tidak lama sehingga membuat nutrisinya masih terjaga.

Kalau tanya kenapa gak sufor? Buat aku UHT dan Pasteurisasi lebih unggul dibanding Sufor. Diantaranya adalah karena proses pembentukan UHT itu lebih alami dibanding proses pembentukan sufor. Dan biasanya karena sufor itu mengenyangkan, jadi buat toddler yang suka minum susu, minum sufor jadi cepat kenyang dan jadi susah makan atau GTM (baca beberapa pengalaman ibu-ibu). Lainnya lagi, pemberian sufor yang BENAR itu lebih ribet. Hehehe karena setahun ini terbiasa kasih ASI langsung buka warung, ngebayangin mesti kasih sufor dan prosedurnya kok males ya. Wkwkwkwkwk. Ya soalnya setau aku, IMHO, bikin sufor itu gak bisa sembarangan. Kalau kata si mama, harus pakai air panas (supaya bakteri-bakterinya mati) dan kalau disajikan ke anaknya harus tunggu dingin dulu. Berita bakteri sakazaki yang heboh ada di sufor kemarin itu, pasti karena waktu menyajikan sufornya cuman pakai air suhu ruangan biasa. Atau bahkan dicampur. Karena berkali-kali di konfirmasi bahwa tidak ada sufor yang mengandung bakteri sakazaki itu. Biasanya karena waktu menyajikan sufor tidak sesuai dengan aturan.

Nah, apa sih perbedaan proses UHT dan Pasteurisasi? Mari kita lihat tabel perbandingan yang sudah aku buat dibawah:

Berdasarkan perbandingan diatas akhirnya aku memutuskan untuk mencoba memperkenalkan UHT ke Aghnan dibandingkan Pasteurisasi. Awalnya Aghnan sempet gak mau, kagok kali sama rasanya. Tapi beberapa kali dicoba akhirnya dia mau-mau juga. Aku cobain yang merk Ultra dan hari ini mau coba yang Greenfields. Doain ya semoga Aghnan gak alergi susu sapi ini. *harap-harapcemas*. Semoga perbandingan diatas dapat memberi pencerahan buat para ibu-ibu yang belum mengerti bedanya susu UHT dan Pasteurisasi yaa.. 🙂

Buat yang kemaren heboh nanya-nanya di twitter “Emang udah gak ASI lagi?”. (Nanggepinnya juga malas sih, soalnya gw mau kasih Aghnan apa ya bukan urusan loe yaa.) Tapi gini prinsip gw. Selama ASI gw masih ada, gw akan terus kasih ke Aghnan. Dan insyaAllah pengennya tetap bisa menyusui langsung sampai 2 tahun. Amiin.

Sumber:

http://en.wikipedia.org/wiki/Pasteurize

http://en.wikipedia.org/wiki/UHT

http://lita.inirumahku.com/health/lita/secuil-tentang-produk-susu-sapi/

52 thoughts on “Susu UHT vs Pasteurisasi

  1. zee_septe says:

    kl aq sepanjang itu dr su2 sapi segar aq bli.bysa ny liat komposi2 ny n nilai gizi ny.tp anak q mou ny cm susu ultra milk n indomilk.kl sufor dy g mow ma s-x.kbtulan dy bru d sapih umur 2th 2buln n bru 3bulanan ne minum su2.dulu2 g mow kl d suruh minum su2.msh keenakan asi

Comments are closed.