Becoming Tiger Mom?

Akhirnyaa selesai juga baca buku nya Amy Chua yang Battle Hym of Tiger Mother. Buku ini bercerita tentang seorang chinese mother yang tinggal di AmerikaΒ dan cara dia membesarkan anak-anak mereka in chinese way. Stereotipikal parenting ala Amy Chua ini cukup familiar sama aku. Mungkin karena semakin baca buku ini aku kok merasa kayak melihat gambaran si mama ya di Amy Chua ini. πŸ˜† Bukan karena si mama orang Chinese sih. Cuman kebetulan si mama sama Amy Chua sama-sama ber shio macan (baca: tiger mom). Walau gw akuin, caranya AmyΒ way more extreme than my mom, but I guess they are in the same page. πŸ˜†

Tapi mungkin itulah yang membuat aku sangat menikmati membaca bukunya Amy Chua. Dan gak jarang sampai ketawa-ketawa ngakak guling-guling baca pengalamannya Amy Chua dalam mendidik anak-anaknya. Ketawa bukan karena lucu saja, sebagian besar karena geli melihat respon Amy Chua yang not ordinary sebagai seorang ibu, dan sebagian kecil kok kayanya mengingatkan aku sama si mama ya.. πŸ˜†

Kalau menurut aku chinese parenting ini yang kebanyakan dianut sama orang-orang tua kita ya. Tapi jaman makin berkembang dan sekarang lebih banyak yang menganut western parenting di Indonesia. Aku sendiri gimana? Bisa dikatakan aku mengiyakan beberapa prinsip dari Amy Chua ini, dan berniat akan mengaplikasikannya ke gaya parenting aku ke Aghnan. Lagipula Aghnando is a Tiger Kid looh. So I guess I need to become a little bit more like Tiger Mom. πŸ˜†

Anihoo, beberapa prinsip Amy Chua yang aku suka adalah:

  • Assume Strength, not fragility. Amy Chua mempunyai kepercayaan bahwa anaknya akan bisa melakukan lebih dari yang biasa saja. Dan itulah yang dia coba “push” dalam gaya parenting nya dia. Dia ingin anaknya mengejar target lebih dari yang standar (tidak sekedar puas dengan yang standar atau batas minimum kali ya). Dan dia percaya bahwa anaknya bisa mencapai itu. Aku senyum senyum baca bagian yang ini. Hal ini dikarenakan dulu waktu kecil aku suka protes kenapa sih si mama selalu pasang standar yang tinggi sama aku. Jawaban si mama adalah “karena mama yakin kamu bisa, jangan mau jadi orang yang biasa-biasa saja”. Dan somehow walau aku dulu sebel setengah mati sama si mama karena kesannya gak pernah puas sama achievement aku. Tapi itu membuat aku percaya diri untuk selalu mencapai sesuatu yang lebih tinggi lagi. πŸ™‚
  • Give our children clear expectation and constantly challenged them. Untuk ini aku super sepakat sama Amy. Sama seperti hal nya kita kerja dan hidup lah. Anak-anak harus mengerti bahwa ada goals yang harus mereka kejar. Hal ini tentunya akan membuat anak itu untuk belajar hidup lebih terarah dan fokus. Dan tentunya harus selalu di challenge. Karena apa? Betul kata Amy Chua. Achievement does build confidence. Dan tentunya itu yang aku pengen bangun di pribadi Aghnan juga. Dia bisa yakin dan percaya sama kemampuan dirinya sendiri. Dan aku ingin menanamkan rasa percaya diri ke Aghnan bahwa jika dia punya mimpi/tujuan, jika dia bekerja keras untuk itu, pasti insyaAllah akan tercapai. Doktrin ini juga ditanamkan oleh orang tua saya. Dan aku bersyukur akan itu. Dan aku ingin Aghnan kelak jadi pribadi yang suka akan tantangan dan bukan jadi orang yang ciut dan menghindar seribu alasan jika bertemu tantangan. πŸ™‚
  • Support our children all the way. Hebatnya Amy Chua, walaupun dia menuntut “kesempurnaan” dalam permainan piano dan biolanya Sophia dan Lulu. Dia pun mendukung latihan piano dan biola nya Sophia dan Lulu secara total. Dia selalu mendampingi waktu latihannya Sophia dan Lulu. Walau gaya nge”drill” nya dia over the top banget (bayangin aja, masa waktu liburan Sophia dan Lulu tetap disuruh latihan per 3 jam/hari -.-” ) tapi itu dia lakukan demi Sophia dan Lulu agar tetap jadi yang terbaik. Hal ini tentunya akan aku praktikan pada saat Aghnan sudah menunjukan minat pada suatu hal , walau kayaknya aku bakal ngejeblosin Aghnan buat main alat musik piano/biola/flute meskipun dia belum menunjukkan minat pada apa pun :lol:. Eitts, kan dicobain dulu, siapa tau dia suka πŸ™‚ Yang jelas gw percaya jika otak kanan sering dirangsang sebanyak kita merangsang otak kiri anak kita, itu akan membuat dia hidupnya lebih seimbang. Yang jelas, aku mau lebih involve seperti Amy Chua dalam hal ini. Aghnan harus belajar musik dan offkors olahraga juga (masih belum decided apakah sepak bola atau basket πŸ˜† )
  • Children need to be taught for responsibility. Yang ini plus satu milyar lah sama Amy Chua. Sedini mungkin aku harus mengajarkan Aghnan untuk bertanggung jawab akan segala perilakunya dia. Dan kayanya semenjak tantrum nya Aghnan sudah mulai unjuk gigi, hal ini sudah aku ajarkan. Pernah kapan dia heboh berontak dari gendongan mbak Tarni yang menyebabkan dia jadi kejedut pintu kulkas. Kalau di sinetron pasti ibunya langsung marah-marahin baby sitter nya (tentunya dengan efek mata mendelik dan suara melengking tinggi :lol:) . Aku ajak ngomong Aghnan baik-baik. Well I know dia baru 1 tahun. Tapi aku percaya dia pintar dan mengerti maksud aku. Aku kasih penjelasan kalau Aghnan kejeduk pintu kulkas karena berontak di gendong mbak Tarni. Dan itu bukan salah mbak Tarni yang sudah meminta Aghnan untuk tenang. Tapi karena Aghnan kurang nurut sama mbak Tarni.

Kurang lebih itu sih yang aku ingat. Bukunya ada di rumah, jadi nanti di rumah aku update lagi kalau ada yang kurang. Tapi tentu saja semua pengalamannya Amy Chua ini tidak aku praktekan mentah-mentah. BIG NO NO buat aku untuk mengatakan Aghnan itu sebagai “sampah” atau ucapan insulting lainnya seperti “bego, bodoh, malas” dll. Sudah belajar waktu kelas hypnoparenting kalau itu tidak akan membuat anak menjadi anak yang lebih baik. Itu akan menyakiti hati anak itu. Dan tentunya aku tidak mau menyakiti hati anak. Pola didikan yang tegas, disiplin dan strict tentunya akan aku terapkan. Tapi tentunya dengan limpahan kasih sayang yang banyak buat Aghnan. Agar Aghnan bisa menghormati ayah bunda nya tapi tetap bisa berbicara (baca: curhat) ke kedua orang tuanya.

Yang jelas adaptasi chinese parenting ini cukup efektif diterapkan jika diimbangi dengan dosis kasih sayang yang melimpah. Dan tentunya beberapa ground rules yang harus diterapkan agar tidak se ekstrim Amy Chua. Gw sendiri produk didikan dari seorang Tiger Mom. And I forever grateful for her parenting style. Walaupun tentunya tidak ada manusia yang sempurna yaw.

Hosh, mayan panjang juga postingannya. Buat yang masih penasaran, monggo dibaca buku ini ya. Gw waktu itu beli di Aksara. Harganya lupa berapa.

Next, giliran Ayah yang baca buku ini ya. Baru kita lanjut diskusi lagi.. πŸ™‚

The Book

Akhirnya dapat juga buku perdana nya Ligwina Hananto πŸ™‚ . Pesan di inibuku.com dapat diskon 25%. Sayang rada kecewa sama pelayanannya inibuku.com . Gak ada kejelasan apakah bayarnya COD, pakai transfer atau CC. Di email balik gak dibalas. Cuman dapat konfirmasi. Dan email selanjutnya adalah konfirmasi pengiriman dan ternyata pembayarannya COD. Untung orang rumah punya uang cadangan. Kalau gak kan repot. Tapi berhubung diantarnya cepat jadi gak begitu kecewa.

Semalam baru mulai baca dan langsung sampai halaman 117 dan akan aku habiskan hari ini. Enak banget baca bukunya, tata bahasanya mengalir. Dan buku pun di tulis dengan gaya bahasa nya Ligwina yang khas. Lugas, sedikit nyentil tapi komprehensif dengan menyajikan data-data yang akurat.

Ini buku WAJIB PUNYA buat semua golongan menengah Indonesia ya. For better Indonesia, kita harus benahi diri kita sendiri agar bisa membantu sesama πŸ™‚ Syemangaatt!! *pasangikatkepala*

Update: Buku ini candu banget, akhirnya aku bisa selesai baca juga (kira-kira 3 jam dari nulis post ini. hehehe curi-curi waktu sambil nungguin kerjaan jalan). In the end aku semangat banget. Apalagi Ligwina mencantumkan daftar 100 langkah / checklist untuk tidak miskin. Buat aku, itu kayak goal dan tantangan. Uhm.. I love challenge!! Dan gak sabar untuk mewujudkan 100 langkah tersebut. Colek ayah, kemudian mengucap bismillah. InsyaAllah, we can make it πŸ™‚

About Deceptively Delicious

Okay.. Gw janji ini postingan terakhir malam ini. Bistu harus bobo dan bangun pagi. Minggu lalu aku pergi ke Kinokuniya Plaza Senayan. Maksud hati ingin cari bukunya Annabel Karmel yang Top 100 Finger Foods eh kok malah nyangkut dan end up beli buku Deceptively Delicious ini. Pernah baca reviewnya di TUM sebelumnya. Cuman karena bacanya sekilas gak mudeng banget kerennya apa ini buku. Yang jelas feeling gw ini bukunya kayanya another must have.

Gw suka tampilan bukunya yang colourfull dan banyak ikon-ikon gambar petunjuknya. Dan yang jelas, tata bahasanya bikin kita enak bacanya walaupun dalam bahasa Inggris.

Pas mulai dibaca, baru ngeh kalau Jessica Seinfeld yang ngarang buku ini ternyata istri dari Jerry Seinfeld. Ternyata Jessica ini punya 3 orang anak dan memasak sendiri makanan untuk anak2nya. Kalau pengalamannya si Jessica, dia cukup kewalahan menghadapi anak pertama nya yang lumayan picky eater dan kurang suka sama sayuran. Jessica belajar bagaimana mensiasati agar anak dia bisa makan sayuran tanpa harus melewati masa-masa berantem sama dia. Dan di dalam buku inilah dia share segala tips and triknya.

Masuk ke bagian awal-awal bukunya bicara tentang bagaimana membuat berbagai macam puree. Peralatan yang dibutuhkan. Cara menyimpan dan membekukan Puree. Okay, I’m kinda lost pas di bagian ini. Gw mikirnya emang anak toddler masih makan puree. Terus berlanjut bicara tentang nutrisi yang dibutuhkan oleh anak-anak kita. Yang mengisi bagian ini adalah seorang nutritionist yang namanya Joy.

Nah pas masuk ke dalam resep-resepnya aku baruu ngeh. Jadi triknya si Jessica menghadapi anaknya yang kurang suka makan sayur adalah dengan menyisipkan sayuran ke dalam makanan favorit anak-anaknya adalah dengan menggunakan puree sayuran dan buah ke dalam resepnya. Wiii, this is simply genius. Anak jadi makan sayur dan buah setiap hari tanpa mereka tau kalau mereka makan sayur dan buah. Β Ini diberlakukan oleh Jessica buat breakfast, main course even dessert.

Keren banget gak sih. Kebayang gak, kayak misalnya bikin French Toast tapi dalam adonannya French Toast dimasukin Puree Butternut Squash. Terus bikin Burger yang adonan burgernya dimasukin puree wortel. Atau bikin Chocolate Cupcakes yang didalamnya disisipin puree Alpukat dan Kembang Kol. Anak akan senang dengan masakan kita dan kita pun tenang bahwa nutrisi yang dibutuhkan si anak tercukupi Β dan seimbang.

Sebetulnya buku ini sih belum gw butuhin buat sekarang. Yaa secara Aghnan masih baru aja mau mulai MPASI πŸ˜† Β . Tapi beberapa resepnya kayanya bisa dibuat menjadi finger foodsnya Aghnan. Efektif mungkin terpakai semua resepnya kalau Aghnan sudah makan solid food full ya. Tapi yang jelas, sedikit lega kalau segambreng peralatan untuk membuat puree yang sekarang gw beli ternyata bisa berumur lebih panjang lagi. Hihihihihi… πŸ™‚

Oh ya, pas google di Internet, ternyata Jessica Oktober besok akan mengeluarkan lanjutan dari Deceptively Delicious ini. Judulnya Double Delicious. Ah gak sabar pengen baca dan lihat deh. Semoga masuk ke Indo nya cepet yaa. πŸ™‚

Friday Night Date With Hubby :)

Setelah 2 minggu terjebak di nista nya sertifikasi moneter itu.. Akhirnya aku minta refreshing sama hubby. Mau date night hari Jumat malam pulang kantor πŸ˜€ . Biasanya sih nonton, cuman kemaren kepengen banget ngupdate wawasan kuliner kita. Iya nih, semenjak ada Aghnan kan ke mall jadi jarang. Kesempatan nyobain restoran-restoran baru juga makin jarang. Hehehe sekalian bisa ngerasain masa-masa pacaran duluu..

Aghnan sendiri ngapain? Hehehe dia mah di rumah saja, asik main sama om dan para eyang nya. Hihihi gini nih, enaknya tinggal dekat sama orang tua.. πŸ˜‰ Hari Jum’at kemarin emang bikin capek banget. Ujian ada dua dan kayaknya otak udah fully loaded bangeet. Alhamdulillah sih lulus dua-duanya, jadi tenang deh menjalani wiken.. πŸ™‚ Pulang dari tempat sertifikasi pun udah hampir setengah 6. Alhasil langsung deh janjian ketemu di Grand Indonesia sama si mas.

Sebelum ngider aku yang sudah kelaparan langsung narik si mas buat makan ke Yoshinoya. Bah, ngeliat antriannya (iyesss, masih ngantri aja gituu) langsung banting setir ke restoran Ismaya yang terbaru di GInd. Namanya Mr. Curry. Ini juga kita telat dikit masuk langsung waiting list aja gitu.. T_T

Ini restoran setali dua uang dengan Pasta de Waraku. Plus dekorasi dalamnya juga mirip-mirip. Semua replika makanannya di pajang di luar restorannya. Terus susunan menu, gaya waiternya plus harga-harganya juga mirip-mirip dengan Pasta de Waraku. Mungkin melihat lakunya Pasta de Waraku, Ismaya ingin membuka restoran yang mirip namun dengan spesialisasi makanan yang berbeda yaah.

Suasana di Mr. Curry

Untuk Mr. Curry ini, sesuai dengan judul makanannya, spesialis mereka adalah Curry. Dari seafood, ayam, daging, telur semuanya disiram dengan saus curry andalan mereka. Pilihan saus curry nya juga terdiri dari 3 tingkat kepedasan. Non spicy, spicy dan very spicy.

Chicken Katsu Curry

Aku sih kalo di restoran baru milih makanannya yang best seller di mereka. Untungnya kalo disini kita gak perlu nanya-nanya lagi. Di meja sudah tersedia list top ten best seller mereka. Jadinya aku pesan Chicken Katsu Curry Rice (58k IDR) pakai original curry sauce spicy yang katanya nomor 1 best sellernya mereka..

Gak pake lama, makanan kita pun datang. Awalnya sih kecewa, kok tidak sebesar yang dibayangkan.. Hihihi.. Tapi berhubung lapar jadi langsung sikaat. Enak rasanyaa.. Dan karena enak langsung tandas seketika. Enaknya tiap porsi curry didampingi dengan extra salad. Jadi rasa pedas curry nya bisa diimbangi dengan segarnya salad. Yang aku gak suka cuman bentuk piringnya aja sih. Menurut gw kurang ergonomic. Sisanya.. Puaass.. Mau balik lagi kesini untuk coba menu yang lain.. πŸ™‚

Setelah perut kenyang langsung deh jalan ngiderin Grand Indonesia. Tujuannya sih masih gak jauh-jauh sama urusannya Aghnan. Hihihihi.. πŸ˜† Mau ke Zara lihat sale Zara baby nya.. Iyaa Zara baby nya aja.. Emaknya blom mau belanja Zara melihat baby fat di perut masih menggelantung dengan manisnya.. Ntar aja deh kalo badan dah kayak dulu lagi baru mau belanja di Zara lagi.. πŸ˜›

Terus mampir Gramedia buat beli buku Puree keluaran Ayah Bunda. Buku Puree ini sudah aku nanti-nantikan, soalnya buat persiapannya MPASI nya Aghnan nanti. So far, ini buku MPASI yang cukup memuaskan buat aku. Bukunya tebal, resep-resepnya ada banyak, panduannya jelas tentang MPASI, segala peralatan perang MPASI dijabarin disini plus panduan membekukan MPASI juga kompliit.. Terus udah bukunya tebal harganya pun cuman 35k IDR saja.. Wiih puas to the max bangeet deeh..Walau kayaknya satu dan lain hal perlu dibandingkan lagi dengan wholesomebabyfood .

Puree

Abis dari Gramedia, mampir ke La Senza dulu. Nyari strapless bra buat pake kebaya. Iyeee, naiknya ukuran cup membuat strapless bra yang dulu-dulu sudah tidak bisa dipake. Dan akhirnya mampir ACE deh. Ngapain? Beli tong sampah gede buat menampung limbah nya Aghnan yang banyak itu.. Hihihi.. Kalo pake tong sampah yang sekarang kasian si mbak beresinnya. Sehari sekali mesti ganti plastiknya deh.. πŸ˜› Akhirnya aku sama mas beli tong sampah yang sekalian gede. Ukurannya 50L.. Hikikiki..

Selesai di ACE langsung pulang deh. Pegel encok.. Kencan yang gw harapkan ternyata ujung-ujungnya beresin kebutuhan domestik rumah tangga yak.. Daaan gak jauh-jauh sama urusannya Aghnan. Hihihihihi.. πŸ˜† Yaah namanya udah ada Aghnan, pasti pikiran kita makin kompak, mikirin Aghnan. Yang jelas selama kencan, aku senang bisa berkolaborasi pikiran dengan si mas tentang Aghnan. Bagaimana perkembangan dia, concern kita apa saja, dan style parenting kita mau bagaimana ke dia. Huhuhu, he’s my perfect partner in life yang jelas.. Kita betul-betul sehati dan seirama.. Alhamdulillah πŸ™‚

Saatnya Belajar Tentang..

Persiapan menjelang persalinan dan all about babies..

Iya nih, menjelang trimester ketiga kayanya sudah saatnya aku buka mata lebar-lebar dan mulai belajar tentang segala macem pernak pernik menjelang persalinan dan tentunya, belajar tentang pernak pernik bagaimana merawat/mengasuh Baby K nanti. Hahaha bohong banget gak nervous. Emang bener yah kata orang-orang 9 bulan itu rasanya cepat banget. Gak berasa aja dan tiba-tiba kita sudah ada di ruang persalinan aja gitu. πŸ˜† Maaakk.. dah siap belom ya jadi seorang Bunda.

Siap gak siap ya here we go.. Kalau kata Phantom Of The Opera, aku sudah berada di “points of no return” Hahahahaha.. Ya harus belajar sebaik mungkin dong yaa. Dan harus menanamkan rasa percaya ke diri kita kalau aku insyaAllah bisa.

Jujur saja menjelang persalinan aku bisa dibilang cuek bebek (halah kayak udah deket aja). Bahasa kerennya sih fearless. Yaah proses melahirkan memang sakit. Dah defaultnya begitu. Tapi yaa aku sih percaya rasa sakitnya akan terbayar dengan melihatnya si Baby bukan? *masihsangatpositivethinking πŸ˜† . Ditawarin caesar saja biar gak sakit aku pun menolak. Tapi aku mah selalu percaya kalau cara natural adalah cara yang terbaik deh. Mangkanya suka malas kalau dengar orang cerita betapa aduhainya rasa sakit melahirkan normal (yang cenderung nakut-nakutin weekkss). Tapi ya udah jalanin aja. Toh selama ini kaum wanita sudah dilatih tiap bulan dengan datangnya tamu bulanan bukan? Hehehe anggap saja ini ujian to the next level.

Pokoknya aku selalu menanamkan afirmasi ke diri sendiri kalau insyaAllah bisa melewati persalinan dengan sukses dan perkasa. Halah.. Yaah aku selalu percaya kekuatan pikiran dan keyakinan diri sendiri itu pengaruhnya kuat banget ko. Nah konsep percaya kekuatan pikiran ini pas banget dengan cara Hypnobirthing yang lagi trend. Aku sih baca sekelibat tentang ini di blog nya Icha dan Nongs. Terus penasaran deh beli bukunya. Baca sekilas dan ternyata kurang lebih mengajarkan hal yang sama. Hehe me like this.

9 Fabulous Months-1

Oh iya, buat catatan saja, di bukunya mengandung CD prakteknya yaa. Buat make sure saja, soalnya temanku dapat Bukunya tanpa CDnya gitu. Kayak ada yang ngambil sebelumnya. Buku Hypnobirthing ini jadi buku pertama yang aku beli hari ini. Waktu itu pernah diajakin Nochan buat ikutan acara Hypnobirthing di Metro TV. Tapi berhubung pas sama ulang tahunnya si Mama jadi aku batalin deh. Berharap bisa ikutan salah satu kelasnya nanti pas trimester 3. πŸ™‚

Sebetulnya dibanding persalinannya, aku lebih parno after that nya. Yak saatnya merawat Baby K dengan baik dan benar. Huaaaa, parenting and stuff.. Itu masih jadi tanda tanya besar ke aku. Yang ini betul-betul harus banyak belajar dan berguru sama nyokap dan teman-teman yang sudah berpengalaman. Plus pengen coba belajar dari buku ini juga. The Baby Book. Panduan merawat bayi sampai umur 2 tahun. Ini sih rekomendasi temanku. Dan katanya cukup bagus. Yah pelan-pelan di baca deh. Soalnya sampai sekarang pun aku cluelessnya poll tentang merawat bayi. Yah ngerti sih dikit-dikit, cuman memang pengalaman langsung mungkin guru yang paling berharga. Kayak masalah bayi perlu di bedong apa gak. Dulu kan katanya ada yang bilang gak bagus. Tapi baru baca Ayah Bunda yang kemarin katanya Bayi di bedong itu kembali “in”. πŸ˜› Terus belum lagi segambreng hal-hal lainnya. Hahahaha.. Memang merawat anak gak bisa sembarangan.. Tanggung jawabnya poll..

The Baby Book

Buku ini gak cuman dibaca buat para ibu loh. Yang jelas para suami harus ikutan baca. Kita kan partnership dalam urusan merawat anak ya. Apalagi dalam posisi aku sebagai calon working mother. Aku bilang para suami gak bisa tutup mata telinga hati dalam urusan merawat dan mendidik anak. Harus sama repotnya. πŸ™‚ Soalnya kan memang tanggung jawab berdua bukan? Thank God punya suami yang super sweet. Pas aku beli bukunya dia udah langsung tanya. “Aku baca yang mana aja nih?” Hihihihi.. Aku jawab.. “semuanya dunk mas.. πŸ˜€

Dua buku itu sih yang masuk ke dalam daftar bacaan aku selanjutnya. Oh iya sebelum itu aku juga sempat mencari buku tentang doa dan dzikir ibu hamil menjelang persalinan. Soalnya terinspirasi ceritanya Icha waktu melahirkan (duh cha, u inspired me so much nii πŸ˜› ). Eeeh pas mau cari bukunya sudah dibeliin lebih dulu sama si mama. Ailafyu deh mah. InsyaAllah bermanfaat buat menenangkan jiwa raga menjelang detik-detik perjuangan itu nanti. Amiin.

Doa dan Dzikir Ibu Hamil

Pokoknya cukup senang tahun 2009 akan segera berakhir. Alhamdulillah program kerja tahun ini sudah rampung semua. Tinggal sisa birokrasinya saja yang harus dirapihkan. Kuartal I 2010 kan biasanya kerjaan masih santai. Masih rapat inisiasi kiri kanan jadi pikiran bisa full ke Baby K.. Baby K.. dan Baby K.. πŸ™‚ Tapi mau kerjaan sebanyak apapun pun tetep pikiranku selalu ada ke Baby K.. Baby K.. Baby K.. πŸ˜† Btw semakin besar Baby K di dalam sana, baby bump ku juga semakin besar. Hahaha jadi manuver kalau jalan, belok kiri kanan, harus lebih diperhatikan. Hahaha.. Kayak waktu kapan sembarangan nengok, perutku nyentuh tumpukan kertas dipinggir meja yang alhasil membuat kertas-kertas itu jatuh. πŸ˜† Dasar hippo.. Atau si mamah bilangnya aku makin kayak Winnie The Pooh.. πŸ˜†

Oh iya, buku terakhir yang aku beli ini lebih fun. Ini semacam buku scrap book buat menyimpan segala macam catatan tumbuh kembangnya Baby K sampai umur 5 tahun. Dulu pernah beliin buku yang sama buat Cadut-nya Nongs. Dan aku ngebatin, kalau punya baby mau beli buku yang sama ah. Terus nanti dihias-hias. Taro fotonya dia beserta segambreng catatan-catatan menarik dalam perkembangannya dia. Aaahh pokoknya gak mau ketinggalan mengabadikan semua perkembangannya Baby K aaaah..

My First Five Years

Bukunya aku beli di Kinokuniya Grand Indonesia. Dan kayanya cuman di Kinokuniya itu saja yang jual. Dari segambreng buku pertumbuhan baby. Yang paling lucu kayanya memang yang ini deh. Dari covernya sudah keliatan yaaa.. Hihihihi.. Me love this. Gak sabar mulai menghias-hias isi di dalamnya. Dan yang jelas buku ini termasuk yang wajib di bawa ke Rumah Sakit nanti. Jadi kalau ada tamu yang berkunjung bisa langsung tulis comments and messages buat Baby K langsung ke buku itu.. πŸ™‚