Wiken Ko Berantem?!?

Gak ada yang mau juga ko sebetulnya, wong harusnya Jum’at malam kemarin kita bersenang-senang. Padahal It started very good. Tapiii, gara-gara suatu hal. Aku jadi snap out banget. Walaupun sepele dan gak ada hubungannya dengan kita berdua secara langsung, tapi menurut aku fundamental. Alhasil abis dinner aku langsung minta pulang deh. Sampai rumah pun masih diem-dieman.

Aku sibuk depan komputer, si mas sibuk sendiri main Storm nya.. 2 jam berlalu.. masih diem-dieman. Aku sih bodo amat, nungguin si mas ngaku salah dulu.. Walau sih ini hati udah gemes.. “Kok lama bangeeet siih minta maaf nya, aku kan udah kangeeen..” ๐Ÿ˜† Halah.. berantem kok ya kangeeen.. ๐Ÿ˜› Tapi ya itu, kalau kita berantem, pasti masih memperhatikan antara kita lagi pada ngapain. Walaupun muka sok gak perduli, tapi pasti sesekali curi-curi pandang ke arah si mas, lagi ngapain. Wekekekeke..

Tapi si mas kok kayanya gak bergerak-gerak deh. Uhm.. gimana ini *masihgengsisoalnyabukanakuyangsalah.. ๐Ÿ˜› Aku pakai body splash deh biar badanku wangi. Huehehehe.. trik gak penting tapi akhirnya, si mas mulai melancarkan serangan minta maafnya. *manatahanyaboksamaistriyangwangi.. ๐Ÿ˜› Hehehehehe, aku awalnya masih tolak mentah-mentah. Tapi lama kelamaan ya gak kuat jugaaa.. Aaaah kan wiken harusnya sayang-sayangan to the MAX.. ๐Ÿ˜› Dan ya udah akhirnya kita baikan deeeehh.. ๐Ÿ˜€

Duuh semoga gak kayak gini lagi ya mas. Walaupun kalau berantem sekali-kali juga gpp siih, biar gak bosen. Hehehehe.. Abisnya gimana, kalau berantem nya seru, “kegiatan” buat baikannya juga makin seru siiih… Hoahoahaoahoahoahoahoa… ๐Ÿ˜†

[thumbnail image]

Menemani Istri Belanja

Suatu kisah klasik. Sudah kodratnya (mungkin) bahwa wanita (istri) itu dilahirkan untuk “senang” berbelanja. Kita-kita para suami biasanya dihadapkan di pilihan yang sulit. Pilihan pertama adalah menemani istri berbelanja, ke manapun melangkah. Kita harus dengan senang hati menemani pasangan pergi ke toko A, B, ataupun C untuk berikutnya kembali ke toko A karena toko A ternyata memberikan pilihan barang yang lebih dan harga yang lebih bersaing. Suami yang memilih pilihan ini biasa selalu peduli dengan apapun yang dipilih oleh pasangannya, karena berbelanja dianggap suatu bagian dari suatu hubungan yang harmonis.

Pilihan kedua adalah mencari kesibukan lain, misalnya melihat-lihat barang kesukaan, pokoknya tidak ikut-ikutan sama sekali. Para suami yang memilih pilihan ini akan mencari tempat favorit untuk menghabiskan waktu, seperti Ace Hardware ataupun toko gadget. Suami yang memilih opsi ini cenderung tidak peduli dengan barang apapun yang dibeli oleh pasangan, tentunya asalkan sesuai budget. Saya pribadi selalu memilih pilihan yang pertama.

shopping

Mungkin sudah dari sananya saya terbiasa menemani wanita berbelanja. Sejak kecil, saya selalu diajak menemani nyokap muter-muter sekeliling supermarket, seminggu bisa beberapa kali. Kebiasaan ini ternyata berakar hingga sekarang. Saya betah-betah saja menemani mantan pacar (bener dunk, kan sudah jadi istri) untuk muter-muter ngalor ngidul mencari barang-barang idaman. Saya senang saja memberikan saran-saran, mana yang bagus/cocok untuk istri, meski pastinya bukan dari kacamata pakar fashion.

Seringkali saya dapati para pria yang dengan muka bete menunggu pasangannya berbelanja. Saya pribadi dapat mengerti perasaan mereka. For them, doing such thing is kinda like wasting plenty ofย  “useful time”. Pria biasanya sebelum berbelanja sudah tahu apa yang mereka inginkan. Misalnya mo beli kemeja kantor. Pria sudah tahu mo datang ke toko mana dan warna apa yang ingin dibeli. Fungsionalitas selalu menjadi prioritas.

Wanita, di lain pihak, biasanya memilih barang berdasarkan kesukaan hati. Mereka memilih baju Zara berdasarkan warna, aksesoris, rimpel, atau apapun yang appealing di hati. Dan itu biasanya tidak pernah direncanakan sebelumnya.

Saya rasa menemani istri berbelanja adalah bagian dari berterimakasihnya seorang suami terhadap “pelayanan” istri di rumah. Istri (istriku tentunya seperti ini) sudah bersusah payah bangun pagi-pagi dan berjibaku di dapur untuk menyiapkan bekal makan siang, dalam jangka waktu yang sebenarnya tidak terlalu banyak. They are willing to spend their precious time for us, why can’t we give something in return?

Percayalah bapak-bapak sekalian, jikalau Anda meluangkan waktu “sedikit” saja untuk menemani pasangan kita, pasti gak ada ruginya deh. Bukankah mereka berdandan cantik-cantik untuk menyenangkan hati kita-kita juga? Pastinya jangan lupa mengerem mereka jika sudah keluar dari budget yang ditentukan ya ๐Ÿ˜€

[Foto ilustrasi oleh Glenn Buchanan]