Sedih mendengar kabar GBI dijadikan tersangka oleh KPK. Mengapa kauu jadikan beliauu tersangkaa… ? Aku tak relaaa.. Tapi membaca pernyataan beliau, entah kenapa membuat hati tenang. Semogaa.. Allah SWT melindungi Beliau dan institusi yang kucinta ini. Biar keadilan ditegakkan. Dan semoga Allah SWT menunjukkan yang benar adalah benar sedangkan salah adalah salah. Indonesia-ku rindu keadilan.
Berikut pernyataan Bapak Gubernur terkait pemberitaan mengenai Bank Indonesia di media massa pada tanggal 29 Januari 2008 :
Seperti kita ketahui bersama, pemberitaan di media hari ini mengenai aliran dana Bank Indonesia termasuk pemberitaan mengenai saya pribadi begitu gencarnya. Saya merasa sangat terkejut akan hal tersebut, mengingat selama empat tahun perjalanan ini, kita sama-sama meyakini bahwa apa yang telah kita kerjakan dilakukan dengan tulus dan ikhlas untuk mencapai yang sebaik-baiknya.
Tetapi cerita kehidupan tidak seperti itu. Kita tidak merancang masalah-masalah supaya terjadi dan hal ini telah membuat saya merasa masygul. Namun saya tidak bisa terus-menerus terbawa oleh perasaan seperti itu. Pada akhirnya common sense harus muncul dan kembali dari rasa kemanusiaan kita. Kalau tadi malam saya tidak tidur sekejap pun, hal ini mungkin merupakan respon tubuh fisik dalam menyikapi apa yang sedang terjadi. Namun saya tetap berusaha untuk mengembalikan common sense saya.
Masalah yang dihadapi oleh kita, Bank Indonesia, dan oleh saya pribadi, merupakan masalah kebijakan yang diambil secara kolegial. Tidak pernah suatu kebijakan diambil sendiri. Bahwa dalam implementasinya dilakukan secara sendiri hal ini karena mandat dari kebijakan tersebut. Kebijakan bisa saja salah, namun kebijakan tidak bisa dikriminalkan. Oleh karenanya apa yang terjadi saat ini merupakan satu cobaan bagi saya. Saya tidak bisa menghadapi hal ini sendiri dan apa yang bisa saya lakukan adalah mengikuti perjalanan ini dengan sebaik-baiknya, dengan biaya yang sangat berat bagi diri saya dan keluarga saya.
Satu hal yang kita pahami, masalah ini adalah masalah yang kompleks. Suatu masalah yang banyak keterkaitannya dengan pihak-pihak lain. Kompleksitas masalah ini seharusnya tidak dilokalisir menjadi persoalan Bank Indonesia semata, namun menjadi persoalan bagi sebuah sistem, persoalan dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat kita.
Satu hal yang harus kita yakini bahwa kita harus tetap berbesar hati, karena tidak ada persoalan yang tidak berakhir. Pada akhirnya semua persoalan akan menjadi sejarah, meskipun dengan biaya-biaya yang harus ditanggung.
Akhirnya, pada kita semua. Meski begitu besarnya persoalan yang terjadi dan harus saya hadapi termasuk perguliran-pergulirannya di masa depan, kita harus tetap bekerja sebagai seorang profesional. Kita harus bekerja untuk tuntutan-tuntutan yang lebih besar. Bukan tuntutan lembaga kita yang dipentingkan, namun tuntutan-tuntutan dari masyarakat kita, tuntutan dari hal-hal yang lebih besar dari bangsa ini.
Kita tentu ingin menjaga lembaga ini, namun pada akhirnya kecintaan kita hanya bisa ditunjukkan secara profesional dengan prestasi yang dapat dirasakan oleh sebanyak-banyaknya masyarakat kita. Oleh sebab itu, pilihan yang kita miliki bukan untuk merespon persoalan secara emosional, namun merespon secara rasional dengan tetap bekerja secara profesional.
Kita tunjukkan bahwa dalam kondisi yang seperti ini pun, kita masih bisa bekerja dengan baik. Kita masih bisa menunjukkan bahwa keprofesionalan kita di atas segalanya. Kita boleh marah, kita boleh sedih, namun kita bekerja untuk mengabdikan kepada negeri ini, bukan untuk diri sendiri.
Kata-kata ini ingin saya sampaikan kepada Saudara sekalian, karena saya tidak tahu perjalanan besok, lusa dan selanjutnya. Namun saya meyakini bahwa rekan-rekan akan menjaga amanah ini, bukan amanah saya, namun amanah dari nurani kita yang ada di Bank Indonesia ini, untuk bekerja sebaiknya bagi republik kita.
Kata-kata yang cukup mengena. Bekerja sebaiknya bagi republik kita. Nasionalis sejati. I salute you Sir.. Hope everything is going to be alright for you and your family..