Wedding Day Story Part 2 : Upacara Panggih Yang Sangat Berkesan

Setelah si mas berganti dengan beskap pengantin, baru deh upacara panggih dapat dimulai. Upacara Panggih ini sebenarnya asli tradisi Jawa untuk pengantin. Jadi kan kalau dalam Islam itu sah nya setelah Ijab Kabul. Kalau tradisi masyarakat Jawa, sah nya itu setelah dilakukan upacara panggih. I love upacara panggih karena mempunya makna yang segudang dan dalam. I will tell u all in the detail arti dari setiap prosesi yang dilakukan.. 🙂

Upacara panggih didahului dengan Upacara Pasrah Sanggan. Ini adalah acara dimana wakil ibu dari mempelai pengantin pria menyerahkan tebusan pisang sanggan kepada mama saya. Pisang sanggan ini adalah syarat utama sebelum upacara panggih di mulai. Setelah dilihat syaratnya sudah lengkap, pisang sanggan ini diserahkan kepada Anggoro, adikku. Dan prosesi berikutnya bisa di mulai.
Continue reading

Pre Wedding Ceremony Part 3 : Malam Midodareni

Malam midodareni adalam malam menjelang ijab kabul dan panggih. Menurut masyarakat Jawa, pada malam midodareni ini para bidadari dari kayangan akan turun ke bumi dan bertandang ke kediaman calon pengantin wanita, untuk menyempurnakan dan mempercantik calon pengantin wanita.

Untuk riasan pada malam midodareni ini, calon pengantin wanita biasanya tidak di dandani se optimal mungkin. Tetap riasan yang halus, namun sudah memakai konde khas Jawa dan sudah dikerik dan di gambari bentuk paes di dahinya. Ada istilah lainnya, yaitu sudah di bentuk congkorongan atau di alub alub. Waktu Malam midodareni aku kemarin sih, aku beneran bosan. Soalnya yaa disuruh nunggu teruuus dikamar.. Huekekeke.. Sampai saatnya tantingan tiba, abis itu teteuup suruh nunggu di kamar mpe bosen. 😛 Untung ada temen-temenku tercinta yang dateng. Ailafuuu all..
Continue reading

Pre Wedding Ceremony Part 2 : Siraman

Siraman menurut aku adalah momen yang sangat berkesan saat acara kemarin, tentunya setelah ijab kabul yaah. Makna siraman itu sendiri adalah untuk menyucikan diri dan membuang segala kejelekan Calon Pengantin yang ada, tujuannya agar calon pengantin dapat memulai hidup baru dengan hati yang bersih dan suci. Sebelum siraman, akan dilakukan terlebih dahulu sungkeman calon pengantin kepada kedua orang tua calon pengantin.

Pada sungkeman ini, intinya adalah mohon maaf kepada kedua orang tua atas kesalahan-kesalahan kita terdahulu, mohon pamit karena kita akan memulai hidup baru dengan calon pasangan kita dan mohon doa restu agar orang tua selalu meridhoi jalan kita nanti. Kesannya saja mudah untuk dilakukan, namun pada prakteknya, beuuuhh…. Rasanya luaaarrr biasaaaa..
Continue reading

Resmi Dipingit dan Puasa Mutih

Sebenarnya si mama menyuruh aku pingitan mulai tanggal 1 Februari kemarin. Which is 2 minggu sebelum hari H. Namun karena kita harus “gladi resik” dengan ibu Kiky tanggal 4 Februari kemarin dan harus mengambil seserahan dan mahar jadinya baru resmi bener-bener dipingit per tanggal 8 Februari 2009.

Naahh pengertian dipingit disini tidak seketat orang jaman dulu sih. Kalau orang jaman dulu kan dipingit itu gak boleh keluar rumah. Ini aku masih kerja sampai besok hari Rabu. Soalnya aku baru ambil cuti hari Kamis (H-2). Soalnya biar bisa lama hanimunnya. Huekekekekeke.. Jadi aku cuman boleh ke kantor sama Taman Sari sama mama (buat perawatan). Tapi kalau ketempat lain tidak boleh. Dan itu disuruh pakai supir mama terus kalau ke kantor dan ke Taman Sari. Daan yang jelaaas tidak boleh bertemu dengan si mas. Huaaaa…
Continue reading

Kancing Gelung ala Aceh

Kancing Gelung itu dalam adat Jawa itu seperangkat pakaian pengantin pria yang biasanya diberikan oleh Bapak CPW kepada CPP pada saat malam Midodareni. Kancing Gelung inilah yang akan dipakai pada saat akad nikah nanti. Normalnya sih kalau orang Jawa itu isinya beskap, blangkon, keris dan kain wiron yaa.. Namun kan aku sama mas akan ada sentuhan adat Acehnya, dimana pada saat akad nikah si mas akan menggunakan pakaian pengantin adat Aceh dan baru menjelang acara panggih berganti pakaian dengan beskap ala Jawa.

Tadinya sih sempat bingung, pakaian apa yang akan ditaruh menjadi Kancing Gelung ini. Jawa atau Aceh ? Tapi setelah konfirmasi dengan ibu Hesti dan ibu Kiky, disepakati pakaian yang ditaruh menjadi Kancing Gelung adalah pakaian yang dipakai pada saat Akad Nikah nanti. 🙂 Jadinya pakaian adat Aceh deeh.. Kancing Gelung ala Aceh kalau begitu. Huekekekekekeke..
Continue reading