Perth and Bali Trip Part 1: Bell Tower and Perth City

Liburan lama itu sebetulnya menyenangkan ya. Persis kayak waktu honeymoon kita dulu yang total 8 hari. Trip kita kemarin ke Perth dan Bali juga kurang lebih 8 hari lamanya. Dulu aja yang cuman ke Bali dan cuman berdua aja rasanya capek. Kali ini bawa toddler umur 17 bulan tentunya sangat menantang. Benar-benar harus menyiapkan diri buat yang terburuk. Apalagi jika ada skenario yang kurang terantisipasi. Hihihihi..

Kita berangkat tanggal 2 September malam. Jadi kita menggunakan 2 maskapai penerbangan yang berbeda. Buat pp CGK-DPS kita naik Garuda, sedang untul DPS-PER kita naik Air Asia. Asumsinya dan teori nya perjalanan malam itu enak buat yang bawa toddler. Karena pasti si toddler bobo terus. Cuman ya ternyata kurang berlaku buat Aghnan. Terutama buat perjalanan DPS-PER. Dia sering kebangun, dan tiap bangun pasti nangis. Bersyukur masih menyusui, jadi tiap bangun langsung kasih nenen. Jadi dia lebih tenang.
Continue reading

Bahasa Kasih

Memang betul kata orang, punya anak capek fisiknya itu biasanya yang ditahun-tahun pertama nya saja. Namun semakin anak beranjak besar yang biasanya bikin capek itu ya capek hati. Eh ini konotasinya bukan berarti capek hati ngadepin anak nakal. Cuman capek hati lebih ke betapa kita akan selalu mikirin kondisi anak 24/7. Dia mikirin apa, pendapat dia tentang kita, dia lagi hobi apa, teman-temannya baik apa tidak dan lain sebagain. Aku yakin semakin Aghnan beranjak besar list nya itu akan semakin banyak di aku. Tapi aku gak ngeluh ya, ini adalah tantangannya punya anak. Yang bilang jadi orang tua itu gampang, maaf ya, buat aku mungkin loe gak merasakan betapa besar tanggung jawab yang loe hadapin. Dan gak sekedar tanggung jawab duniawi aja. Dunia akhirat cuy.. Cuman berharap kalau amanah besar ini betul-betul bisa aku jaga dan didik sehingga bisa jadi orang yang baik hidup di dunia ini.
Continue reading

Setelah MPASI, Lalu?

Setelah jadi toddler tentu saja ASI sudah bukan asupan utama buat Aghnan. Malahan ASI sudah jadi pendamping. Dan konsumsi utama dia adalah makanan. Alhamdulillah Aghnan sudah bisa makan nasi. Jadi betul betul di skip fasi makan nasi tim. Dan makannya pun frekuensi nya 3x sehari, dengan snack 2x sehari dan biasanya ASIP/UHT 2x selama ditinggal kantor (berkurang banget ya frekuensinya.

Buat makanannya sendiri untuk belanjanya masih aku pisahin, dan masih menggunakan golden standard. Daging ayam masih yang ayam kampung, Telur masih yang ayam kampung organik, Daging sapi nya yang prime (tanpa lemak), Beras organik dan offkors sayurannya yang organik. Tapi untuk gula garam sudah mulai dikasih dengan porsi yang sangat teramat sedikit (sejumput kecil). Cuman biar mulai kenal rasa sih. Untuk makanan yang digoreng, juga sudah dicobain. Tapi juga gorengnya pakai minyak Happy Oil (dari kedelai) / Minyak Canola (dari biji bunga matahari) dan penggunaannya sekali pakai. Untuk kaldu-kalduan masih buat sendiri dan disimpan di baby cubes.

Udah lewat setahun boleh lah sedikit koboi. Dan yang jelas, menu makanannya disesuaikan dengan table food kita sehari-hari. Walau yang ngebedain kadar gula garam nya.

Aku sendiri udah gak buatin menu bulanan seperti MPASI dulu. Modelnya dibuat kayak bikin menu sehari-hari di rumah. Di buat list menu makanan yang biasa di masak, kemudian di coret satu persatu setiap sudah dibuat. Jika sudah dibuat semua baru boleh mengulang menunya. Kemudian untuk pembuatannya, walau menunya sama dengan kita, cuman pas pembuatannya masih terpisah. Hal disebabkan karena faktor gula garam nya. Dan kayak nasi, karena dia masih pakai beras organik, jadinya dibuat di mini rice cooker sendiri (khusus buat Aghnan).  Biasanya masih aku yang masakin sendiri masakannya, namun jika masakannya tipe masakan yang harus di masak fresh (kayak sayur bayam) biasanya aku minta tolong mbak Tarni buat masakin (surprisingly, masakannya dia enak, alamat naik gaji bentar lagi 😆 ) Biasanya selama weekdays aku pengen dia terbiasa dengan makanan Indonesia (pepes tahu, pepes ayam, sayur bayam). Baru pas wiken kita sok ber berat-barat dengan masak pasta-pastaan wkwkwkwk.. 😛

Berikut contoh list menu yang aku susun buat seminggu. Aku bagi berdasarkan karbohidrat, protein, sayuran, buah dan ada makanan kombinasi. Nanti tinggal digabung-gabung aja, dan diselingi  setiap harinya. Biasanya kalau sudah masak makanan kombinasi lebih enak, soalnya semua yang 4 sehat udah komplit ada di makanan. Paling tinggal tambah buah aja. Resepnya juga disamain kayak resepnya kita, kecuali komposisi gula garam yang sedikit ya.  Kecap-kecapan juga sudah aku kenalin.

List ini gak terlalu baku sih. Soalnya kalau tiba-tiba ada inspirasi buat masak apa yang tinggal go show di dapur 🙂 . Dan tergantung persediaan makanan di dapur juga. Enak ya kalau anak udah setahun dan udah bisa makan table food. Imajinasi buat bikin menu baru juga makin liar. 😆 Apalagi tantangannya adalah bagaimana menciptakan makanan enak, tapi tetap kaya vitamin dan mineral di dalamnya (baca: bagaimana, cara menyelipkan sayuran ke dalam makanan enak) 😛

Oh iya, buat ngenalin jenis makanan baru aku juga masih pakai aturan 3 hari toleransi alergi loh. Kemarin yang baru aku kenalin antara lain ya susu UHT, kacang polong sama (ini yang paling penting), putih telur. Alhamdulillaaah hasilnya TATA (Tidak Ada Tanda Alergi) *lonjaklonjakbahagia* 🙂 Yang mungkin aku tahan dulu pengenalannya adalah seafood semacam udang, cumi, kerang sama kepiting. Udang sama cumi aku pengen cobain mungkin beberapa bulan kedepan. Tapi kalau kepiting sama kerang mungkin kalau Aghnan sudah 2 tahun deh.

So, semoga postingan ini menjawab rasa penasaran teman-teman tentang makanan Aghnan pasca MPASI.. 🙂 Nanti coba di share resep-resep modifikasi lainnya yaa.. 😀