Apa dan Bagaimana Reksadana

Kenapa kita perlu berinvestasi? Apakah menabung saja tidak cukup? Dua pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepala kita akhir-akhir ini, seiring makin gencarnya promo edukasi perencanaan keuangan oleh berbagai pihak. Kembali ke pertanyaan awal, saya bilang bisa saja menabung tanpa berinvestasi, asal dana yang ditabung untuk keperluan masa depan (kadang untuk 20-30 tahun lagi) itu bisa berjumlah ratusan juta sebulan. Mengapa begitu besar? Tak lain dan tak bukan adalah perbedaan/disparitas antara return tabungan yang “cuma” 2-3% setahun dibanding inflasi yang bisa mencapai 8-10%. Setiap tahun nilai uang kita turun, begitu juga nilai tabungan yang kita kumpulkan.

Investasi adalah jawaban untuk mempertahankan nilai uang sekaligus mencapai tujuan finansial yang kita inginkan. Banyak orang yang mempertanyakan risiko investasi. Memang tidak ada produk investasi yang tidak berisiko. Betul, ada risiko bahwa pengumpulan dana untuk investasi mungkin tidak mencapai suatu nilai yang diharapkan, tetapi menabung memiliki risiko PASTI tidak mencapai tujuan jika tidak memiliki dana yang besar untuk dikumpulkan setiap bulannya. Salah satu instrumen investasi yang saya rekomendasikan adalah reksadana. Reksadana adalah produk investasi yang risiko dan return-nya cukup terukur dan memberikan pilihan sesuai dengan tipe risiko investor dan jangka waktu kebutuhan.

Jenis-jenis Reksadana

Banyak teman-teman yang masih banyak yang belum paham tentang reksadana dan di sini saya coba membantunya dari sisi sesama orang awam. Saya coba jelaskan pengertian reksadana, jenis-jenis reksadana (dan kecocokan peruntukan investasinya), serta bagaimana cara membeli produk reksadana ini dari sudut pandang saya yang masih belajar tentang produk investasi keuangan ini. Buat saya, memiliki pengetahuan yang cukup terhadap produk investasi berarti mengurangi satu risiko. Jikalau ada teman-teman yang ingin mengkoreksi informasi atau memberi tambahan, saya persilakan karena masih sama-sama belajar πŸ™‚

Reksadana sendiri adalah produk derivatif (turunan) investasi. Turunan karena produk investasi yang pada akhirnya dialokasikan oleh manajer investasi bermacam-macam. Jika dibilang “Reksadana saham”, artinya dana yang dikumpulkan secara dominan (bisa di atas 80-85%) akan diinvestasikan ke pasar saham. Jika dibilang “Reksadana pendapatan tetap” berarti sebagian besar akan diinvestasikan ke pasar obligasi. Sisanya, sekitar 10-20%, bisa diinvestasikan ke produk-produk dengan tingkat risiko lebih rendah, seperti deposito.

Lalu pertanyaannya kenapa perlu berinvestasi di reksadana kalau kita bisa berinvestasi langsung? Kuncinya ada dua hal: [1] Manajer Investasi yang memiliki pengetahuan tentang produk dan risikonya [2] jumlah modal. Yang pertama jelas, orang yang mengerti bidangnya (dan dibuktikan dengan sertifikat) akan memiliki keunggulan dibanding kita-kita yang cenderung minim pengalaman soal ini. Kalau ada orang yang mau membantu dengan harapan return 20% setahun misalnya (tentunya dengan sedikit fee), kenapa capek-capek belajar ilmu saham yang njlimet dan belum tentu untung?

Yang kedua, jumlah modal ini berkaitan dengan (pengurangan) risiko yang perlu ditanggung. Jika Anda punya duit IDR 10 juta berapa besar risiko jika Anda hanya bisa berinvestasi di satu sektor saja? Tentu sangat besar risikonya. Sekarang kalau IDR 10 juta tersebut dikumpulkan ke dalam satu keranjang senilai IDR 1 Triliun. Lalu dana tersebut disebar ke berbagai sektor. Jika ada satu atau dua sektor yang jatuh sekalipun, pasti akan ada hedging dari sektor yang lain, jadinya jatuhnya tidak akan terjun bebas. Tentunya gak ada yang melarang jika Anda berinvestasi langsung di pasar saham jika memiliki alokasi modal dan ilmu yang cukup.

Nah, setelah mengerti apa itu reksadana, mari kita lihat jenis-jenis reksadana:

[1] Reksadana Pasar Uang

Reksadana ini kebanyakan alokasinya ke deposito dan instrumen investasi berisiko rendah lainnya. Return yang diharapkan sekitar 5-8% per tahun. Dengan return dan risiko rendah, reksadana ini cocok untuk kebutuhan jangka pendek, kira-kira di bawah 5 tahun. Keuntungan produk ini ketimbang deposito adalah bisa diambil sewaktu-waktu, tidak seperti deposito yang memiliki kontrak jangka waktu tertentu. Disarankan untuk Anda yang memiliki profil risiko rendah — tidak sanggup menanggung risiko terhadap pokok investasi

[2] Reksadana Pendapatan Tetap

Reksadana ini kebanyakan alokasinya untuk obligasi perusahaan-perusahaan besar dengan rating bagus. Kadang-kadang ada reksadana yang berinduk pada Obligasi Ritel Indonesia (ORI). Return yang diharapkan sekitar 10-15% per tahun, bergantung pada jatuh tempo obligasinya. Cocok digunakan untuk investasi dengan tujuan jangka waktu 5-10 tahun. Disarankan untuk Anda yang memiliki profil risiko moderat — sanggup menanggung risiko terhadap pokok investasi tapi tetap hati-hati

[3] Reksadana Campuran

Disebut campuran karena biasanya reksadana ini mencampurkan dua macam jenis investasi, obligasi dan saham. Dengan mix antara dua dunia ini diharapkan return yang diperoleh cukup lumayan dengan risiko yang diminimalisir. Tentunya kebijakan porsi mana yang lebih besar bergantung pada keputusan Manajer Investasi sebagai pengelola. Return yang diharapkan sekitar 15-25+% setahun dan cocok untuk tujuan investasi jangka waktu 10-15 tahun mendatang. Disarankan untuk Anda yang memiliki profil risiko moderat ke tinggi — sanggup menanggung risiko terhadap pokok investasi tapi tetap hati-hati

[4] Reksadana Saham

Reksadana saham seperti namanya memiliki mayoritas alokasi investasi ke pasar saham. Karena risikonya yang tinggi, tentunya return yang diharapkan tinggi pula. Return yang diharapkan rata-rata 25+% per tahun dan cocok untuk tujuan investasi jangka panjang >15 tahun. Disarankan untuk Anda yang memiliki profil risiko tinggi [risk taker] — sanggup menerima risiko tinggi dengan harapan imbalan investasi yang lebih tinggi

[5] Reksadana Indeks

Alokasi reksadana ini mirip dengan Reksadana Saham, tapi porsi penyebarannya mirip dengan proporsi yang ada di Indeks benchmark-nya. Sebagai contoh, Reksadana Indeks terhadap Jakarta Islamic Index berarti investasi dilakukan terhadap saham-saham yang termasuk dalam indeks tersebut dengan proporsi yang relatif bersesuaian. Risiko dan return yang diharapakan tidak jauh berbeda dengan Reksadana Saham dan cocok untuk tujuan jangka panjang.

[6] Reksadana Terproteksi

Produk ini alokasinya mirip dengan Reksadana Pendapatan Uang (banyak ke obligasi perusahaan yang ratingnya bagus) tapi dengan kontrak jangka waktu tertentu seperti deposito dan pokok investasi tidak akan berkurang. Produk ini mensyaratkan nasabah yang memasukkan dananya untuk tidak bisa mengambil dana tersebut hingga masa jatuh tempo. Reksadana Terproteksi biasanya dikeluarkan sewaktu pasar saham gonjang-ganjing, misalnya saat 2008 lalu, supaya investor memiliki ketenangan dengan dana investasinya karena bagaimanapun dana masyarakat (dana pihak ketiga) dibutuhkan oleh perusahaan pengelola investasi untuk diputar lagi. Profil risiko lebih rendah ketimbang Reksadana Pendapatan Tetap dengan return tidak jauh berbeda.

Tentang Reksadana Berbasis Syariah

Reksadana berbasis syariah sesungguhnya memiliki alokasi produk yang sama, apakah itu ke obligasi atau saham, tetapi jenis perusahaan yang diinvestasi tertentu berdasarkan acuan Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI.Β Ketentuannya semua jenis perusahaan boleh diinvestasi dengan syarat TIDAK bergerak di bidang-bidang sebagai berikut: [1] Perjudian [2] Perbankan konvensional (karena sudah ada fatwa haram perbankan konvensional dari MUI)Β [3] Produsen/distributor/penjual minuman dan minuman yang diharamkan [4] Produsen/distributor/penjual yang merusak moral dan berbahaya.

Selain itu meskipun bidang usahanya tidak termasuk empat yang disebutkan di atas, DSN bisa jadi tidak mengeluarkan suatu produk saham/obligasi jikalau ternyata rasio utangnya terlalu besar sehingga tidak sehat untuk kelangsungan bisnis perusahaan tersebut.

Lengkapnya soal panduan berbasis Syariah dari Bursa Efek Indonesia dapat dibaca di sini. Contoh daftar terbaru (hingga November 2011) perusahaan-perusahaan yang masuk daftar Jakarta Islamic Index dapat dilihat di sini [PDF].

Cara Memilih Reksadana

Untuk tahu produk mana yang bagus, tentunya Anda harus tahu siapakah pengelolanya (manajer investasinya), ke produk apa saja dana diinvestasikan dan komposisinya, serta bagaimana performanya selama ini. Dua hal yang pertama bisa Anda baca di prospektus produk, sementara yang terakhir bisa Anda lihat di berbagai situs di Internet. Saya sarankan untuk membaca analisis tentang rating dan performa reksadana yang biasanya dimuat di sejumlah majalah bisnis dan keuangan setiap bulannya. Tentunya pilihan produknya juga harus disesuaikan dengan tujuan finansial yang diinginkan.

Cara Membeli Reksadana

Setelah mengetahui jenis-jenis reksadana dan sudah yakin dengan pilihan produknya, sekarang tinggal bagaimana cara membeli (dan menjual) reksadana. Reksadana bisa dibeli melalui dua cara. Pertama adalah langsung ke penyedia reksadana dan kedua melalui bank sebagai reseller. Bank yang setahu saya bertindak sebagai reseller adalah Commonwealth, HSBC, Citibank, Permata, Mandiri (untuk Mandiri setahu saya tidak di semua cabang). Silakan ditambahkan jika ada lagi yang belum tercantum di sini.

Dari pengalaman saya, membeli via bank ternyata jauh lebih gampang. Setelah membuka akun di sana, Anda yang ingin berinvestasi ke Reksadana bisa menggunakan Internet banking (atau mobile banking dan mobile app) untuk top up. Kadang malah ada diskon subscription fee jika membeli via Internet banking. Selain itu nominalnya pun lebih fleksibel, bahkan cuma 100-250 ribu pun saya yakin bisa. Saat redeem pun tinggal ke kantor cabang yang terdekat dan mengisi satu form.

Jika membeli via penyedia reksadananya, selain Anda perlu mengirim formulirnya via pos tercatat (atau layanan pengiriman macam TIKI atau JNE), setiap transfer ke bank kustodian (yang biasanya tidak common, seperti Deutsche Bank, Standard Chartered, dll) Anda juga perlu mengirim via fax atau via pos tercatat bukti transfernya. Untuk redeem pun form redemption harus diisi dan dikirim via pos tercatat.

Meskipun demikian tidak semua produk reksadana unggulan memiliki reseller melalui bank. Untuk ini Anda “terpaksa” melewati prosedur standar untuk memilikinya. Apapun itu kenyamanan saya serahkan kepada masing-masing pihak.

Selamat berinvestasi di instrumen reksadana πŸ™‚

17 thoughts on “Apa dan Bagaimana Reksadana

  1. ura says:

    nice post anggi, udah lama pengen dapet info soal reksadana ini tapi dengan bahasa yg awam πŸ™‚
    Anyway, sudah nyobain invest dgn logam mulia ga? kalo udah boleh ya dibahas di blog kapan2 hehehe

    Thanks anyway πŸ™‚

  2. ura says:

    ohhh hihihi sorry ga merhatiin mr. apa mrs. karimuddin nya πŸ˜€

    nice post mas Amir, namanya kaya nama Ayah saya πŸ˜€ *oot

  3. Farah says:

    Hai Anggi,

    Salam kenal.. thanks banget udah posting ini. Jujur pengen ambil reksadana tapi minim info dan pengetahuan. Setelah baca postingan mu ini, aku jadi tau harus milih yang mana :). Thank for sharing

  4. Verhakay says:

    Salam kenal Mas Amir dan Mbak Anggi serta Aghnan yang pinter..
    selama ini saya termasuk silent readernya the karimuddin, blog yang keren dan sangat informatif..
    kali ini saya termotivasi sekali buat komen, karena sedang bingung dengan reksadana..
    mau nanya..bedanya reksadana syariah dengan non syariah itu apa?
    thanks before

  5. Mr.Karimuddin says:

    halo, terima kasih pertanyaannya. Saya ternyata miss di Reksadana yang related dengan syariah. Nanti saya tambahkan ya.

    Intinya Reksadana yang related dengan syariah, produk investasinya sudah approved oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).

  6. dinhie says:

    Salam kenal Mas Amir & Mba Anggi πŸ™‚

    Menarik sekali postingan ini dan cocok buat saya yang emang lagi tertarik ttg reksadana..klo ga keberatan..bisa dijelaskan sedikit ttg reksadana syariah. Terimakasih banyak πŸ™‚

  7. aan says:

    Hai mas amir dan mb anggi,
    Salam kenal πŸ˜€ saya suka banget dengan blog ini. Selama ini saya juga menggunakan reksadana untuk investasi. Pilihan saya reksadana campuran dan reksadana saham syariah, mungkin karena saya tipe yang agresif dan risk taking kali yaa :). Hasilnya/returnnya dari reksadana cukup menggembirakan, kira-kira 20-30% per tahun.
    Nah, merasa agak bosan di reksadana, karena kok hasilnya segitu-gitu aja ya cuma sedikit ngalahin inflasi, tiga bulan lalu saya coba berinvestasi di logam mulia. Ternyata hasilnya oke banget. Tiga bulan lalu saya beli emas 24 karat dengan harga Rp. 405.000,
    /gram sebanyak 25 gram. Hari ini saya cek harganya sudah melambung jadi Rp 457.000/gram, which is investasi saya sekitar rp 10 juta-an naik jadi kurleb rp 11.5 juta dalam waktu 3 bulan. Jauh banget deh dengan si reksadana.
    Ya mungkin sedikit masukan aja, mungkin bisa divariasiin investasinya dengan instrumen yang lain. Salam. πŸ˜€

  8. Mr.Karimuddin says:

    halo, terima kasih komentarnya. Soal emas lain kali saya bahas ya. Kebetulan bahasannya untuk reksadana di mana belum semuanya paham.

    Setuju soal diversifikasi. Saya tetap mengacu bahwa prinsip perencanaan keuangan tetap berdasarkan tujuan, instrumen investasi adalah kendaraannya.

  9. icha says:

    langsung bookmark. many thanks ya buat postingan ttg reksadana yang sangat jelas sejelas2nya ini. Bahasanya sangat mudah dimengerti πŸ™‚

  10. wiwi says:

    Met siang Mas Amir, setahun lalu sy pernah tanya sama Mas Amir masalah investasi, dan disarankan untuk ambil RD.
    Setelah baca-baca, ditimbang-timbang, dan negeyel-ngeyel sm suami, akhirnya di April lalu sy jd ambil RD secara instalment di Mandiri untuk anak saya yg kedua.
    Anak saya yang pertama masih ikut Axa + Bumiputera, sudah ikut 4 tahun. Apakah baiknya ditutup atau dilanjutkan saja ya?
    Di satu sisi sayang jika ditutup (rugi), di sisi yang lain saya seperti kurang percaya diri dlm melakukan invest di RD, dalam artian apakah strategi saya invest di RD sudah tepat (sy msh terus baca-baca ttg RD), takutnya langkah saya salah shg investasi gak berkembang. Yah maklum Mas, dananya mepet.
    Mohon saran dari Mas Amir apa yang hrs saya lakukan dengan asuransi ini, dan strategi apa yg bisa saya terapkan dengan invest RD saya.
    Terima kasih banyak Mas, salam buat Mbak Anggi (yg lagi sibuk siap-siap, hehe), dan Dik Aghnan yang pinter.

  11. Mr.Karimuddin says:

    halo mbak Wiwi,

    Untuk Axa + Bumiputera ini maksudnya unit link kah? Saya pribadi memang cenderung tidak mendukung, lebih baik asuransi dan investasi secara terpisah.

    Soal rugi, seberapa besar kerugiannya? Penting mengetahui (termasuk untuk kepercayaan kepada produk yg dimaksud) apakah besar “kerugiannya” dapat diubah menjadi keuntungan jika dialihkan produk investasi (dalam hal ini RD)

    Untuk strategi RD sebenernya cuma tiga:
    (1) tujuannya untuk apa
    (2) apakah risiko yang diambil sudah sebanding dengan jangka waktu yang ditentukan
    (3) apakah nilai investasi (bulanannya) sudah berdasarkan perhitungan untuk kebutuhan (tujuan) yang akan datang tersebut

    Jika Mbak hitung-hitung dengan cermat, semakin cepat Mbak memulai investasi, semakin kecil pula sebenarnya biaya yang dibutuhkan per bulannya, bahkan bisa cuma 100-200 ribu sebulan! πŸ™‚

  12. hilman says:

    superb blog mas πŸ˜€ saya masih mahasiswa, pengen sedikit2 belajar invenstasi, pengen tau gimana rasanya reksadana, hasil googling dan tanya2 jadi bingung tapi jadi tambah pengen masuk reksadana, apalagi setelah baca reviewannya ini. untuk reksadana syariah jangka pendek itu bagaimana cara dan sistemnya?

Comments are closed.