Kenapa kita perlu berinvestasi? Apakah menabung saja tidak cukup? Dua pertanyaan itu selalu terngiang-ngiang di kepala kita akhir-akhir ini, seiring makin gencarnya promo edukasi perencanaan keuangan oleh berbagai pihak. Kembali ke pertanyaan awal, saya bilang bisa saja menabung tanpa berinvestasi, asal dana yang ditabung untuk keperluan masa depan (kadang untuk 20-30 tahun lagi) itu bisa berjumlah ratusan juta sebulan. Mengapa begitu besar? Tak lain dan tak bukan adalah perbedaan/disparitas antara return tabungan yang “cuma” 2-3% setahun dibanding inflasi yang bisa mencapai 8-10%. Setiap tahun nilai uang kita turun, begitu juga nilai tabungan yang kita kumpulkan.
Continue reading
Tag: investasi
Menyamakan Visi Rencana Keuangan
Jujur saja selama ini keuangan keluarga itu yang atur kebanyakan si mas. Iyah harusnya kan istri yah yang seharusnya mengatur keuangan keluarga, tapi dalam rumah tangga itu Ayah yang sangat berperan. Alasannya ya karena aku sangat sangat sangat kacau kalau disuruh megang duit. Pasti bisa bubar jalan gak karuan kalau aku yang disuruh ngatur. Bisa-bisa tengah bulan udah gak ada cash karena habis buat belanja A, belanja B dan belanja lainnya. Tentunya dengan segambreng alasan. π
Yaah sadar dong dengan kelemahan diri sendiri, akhirnya keuangan rumah tangga kita diatur sama si mas. Aku cuman tau beres dan dapat kartu sakti bernama magical shopping account. Istilahnya debit card buat aku belanja per bulan sampai abis bis bis bis.. π Untungnya aku sama mas itu super terbuka. Jadi cashflow itu transparan banget satu sama lain. Dan gak ada main rahasia-rahasiaan. Mangkanya susah kalau sok sok mau kasih surprise ke mas. Ujung-ujungnya pake CC dulu dan ujung-ujungnya cerita juga nonimal kadonya berapa. π
Tapi yah, lama-lama sadar diri juga sih jadi istri. Dan kayaknya aku mesti belajar juga seperti mas bagaimana mengatur rencana keuangan keluarga kita. At least menyamakan visi nya deh. Mangkanya waktu mommies daily buka talk show tentang Financially Fit bersama Ligwina Hananto, langsung deh daftar. Guess what, aku pendaftar nomor 100 (terakhir bow). Jadinya kayanya memang sudah meant to be ikut deh. Padahal waktu itu cuman iseng buka mommies daily. Bayarnya pun cuman 100k IDR. Kayaknya untuk ilmu yang dapat merubah hidup itu worth it bangeet.
Pas cerita ke mas aku mau ikut talk show nya Ligwina, dia cuman senyum-senyum saja. Dan tentunya dengan senang hati men transfer kan uang untuk bayar talk show itu. Kebetulan banyak teman-teman di ranah maya yang ikutan. Jadi seneng deeh.
Acaranya mulai jam 10.00. Tapi aku sudah jam 09.00 nongkrong di Foodhall Belezza. Abisan takut macet dan telat. Sampai sana kepagian tapi gpp, jadi bisa sarapan dulu bareng si mas di Foodhall. Btw, mashed potato bolognaise nya foodhall endaang bok..
Anihoo, sekitar jam 09.45 aku naik keatas, dan langsung duduk manis di sebelahnya bheboth. Akhirnyaaaa kenalan langsung juga ya mak. Ternyata orangnya rame bok, tidak menyangka, abisnya di foto keliatannya pendiam nan malu-malu siih.. π Gak lama datang emak-emak yang sudah aku kenal. Ada Yesi, Lia, Dhita, Mira, Vania dan Indah. Terus akhirnya ketemuan juga sama Amel mamanya Tanaya dan Itiii mamanya ZK (akhirnyaaaaaaaa π ). Btw aku suka banget make over hair nya Iti. Keren banget aslinya. π
Setelah makan snack acarapun di mulai. Oh iya ini dia bahan yang dibahas waktu talk show kemarin:
- Menabung saja tidak cukup!
- Dana Pendidikan
- Dana Pensiun
- Komponen Rencana Keuangan
- Cek Arus Kas
- Switch & Activate Your Money
- Investasi = Risiko + Tujuan + Hasil Investasi
- Reksadana
- Aset Aktif
- Asuransi
- Action Plan
Ligwina mulai dengan fakta mengejutkan tentang Dana Pendidikan anak kita nantinya. Sebetulnya aku gak begitu kaget sih, soalnya kan sudah pernah terkaget-kaget sampai guling-guling koprol sebelumnya di postingan ini. Cuman yah lumayan deg-deg an siiih. Satu anak aja biayanya sudah begitu banyaknya. Pigimana kalau dua anak? Jadi mikir lagi deh mau nambah anak.
Intinya sih Ligwina menunjukkan, dengan lifestyle seperti kita ini di Jakarta, terus dengan inflasi biaya pendidikan itu biasanya lebih tinggi daripada inflasi per tahun negara, kalau kita menabung saja tidak mungkin itu terkejar biaya pendidikan anak kita yang jumlahnya bombastis itu. Ligwina bilang rata-rata kenaikan harga sekolah pertahun itu sampai 20%. Dan dia menjadikan patokannya itu sekolah swasta. Memang sih pengennya aku sama mas, Aghnan bisa masuk PTN negeri kayak orang tua nya. Tapi kalau kita gak siapin baik-baik, kalau Aghnan gak keterima PTN terus gak sekolah gitu? Yang bener ajaa. Masa iya orang tuanya sarjana anaknya lulusan SMA aja. Maluuu ituuu maluuuuu..
Untuk itu kita perlu investasi untuk dana pendidikan anak kita. Sebetulnya investasi ini bukan hanya untuk dana pendidikan anak kita. Balik lagi ke Tujuan Loe Apa? Yang jelas kalau kita mau merencanakan keuangan ya kita harus tau tujuan nya kita, kondisi kita sekarang seperti apa, target waktu tercapainya kapan, dan bagaimana cara mencapai tujuan itu. Β So financial check up sebelum bergerak itu penting π
Yang jelas selama talk show berlangsung aku makin terkagum-kagum sama si mas dan semakin bersyukur punya suami seperti mas. Soalnya yaa, semua yang Ligwina bilang itu sudah dilakukan sama si mas. Well let see:
- Bebas Hutang CC (checked) –> CC sih masih dipakai, tapi biasanya karena promo dah biasanya langsung lunas bulan sesudahnya.
- Dana Darurat (checked)
- Nabung minimal 10% dari penghasilan (checked)
- Investasi Dana Pendidikan Aghnan di reksadana (checked)
- Investasi Dana Pensiun Kita di reksadana (checked)
- Komponen Rencana Keuangan yang seimbang (checked) –> salah satunya cicilan hutang < 30% dari total penghasilan kita
Si mas juga sudah mengalokasikan masing-masing tujuan kita ke masing-masing reksadana. Jadi 1 RD = 1 Tujuan kita. Kita bahkan sudah mulai investasi sejak sebelum menikah. Si mas sendiri jatuh hati sama servis nya Bank Asing warna kuning itu. Jadi kalau untuk investasi dan beli beli reksadana kita ke Bank itu. Sebetulnya investasi reksadana ada banget risiko nya. Cuman Ligwina menerangkan kalau “the risk of NOT investing is greater than investing”.
Overall sih rencana keuangan kita sudah dalam jalur yang benar. Tinggal komitmen kita saja nih (baca: komitmen gw) supaya bisa berjalan sesuai rencana. Mungkin pe-er nya kita adalah belum membuat Asuransi Jiwa buat si mas. Kalau aku kayaknya bakal ada tunjangan dari kantor kalau terjadi apa-apa sama aku. Cuman besarnya berapa? Mesti cek ricek lagi. Kemudian strategi kapan membuat Asuransi Kesehatan buat kita, terutama buat si mas ya. Soalnya kalau aku pensiun, mas tidak ditanggung lagi sama kantor aku. Yang jelas masih subject to disscuss sama kita deh.
Abis dari talk show itu rasanya seru juga kalau ada talk show lanjutan untuk membahas ini lebih dalam lagi. Bahkan mungkin si mas perlu ikutan training untuk membuat rencana keuangan? Hehehe we’ll see deh. Yang jelas, semogaa 2011 ini rencana keuangan The Karimuddins bisa lebih fit dan proper. Dan bisa memenuhi target. Amiiin.
Btw, mau rangkuman lengkap seminar kemarin bisa lihat di post nya Indah atauΒ post nya bheboth (canggih euy ngerangkumnya aku malash sekalii π ) and Β more info about financial planning, check out QM Financial nya Ligwina saja yaa.. π
Asuransi vs Investasi
Ada pembaca kita yang bertanya soal asuransi dan investasi. Kedua hal ini sebenarnya buat saya adalah dua spesies yang berbeda. Investasi sebagai kita tahu adalah cara mem-preserve keuangan kita untuk lebih tinggi dari inflasi dan mencapai suatu tujuan finansial tertentu, misalnya dana pensiun, dana beli rumah, dana liburan, dana pendidikan, dll. Asuransi di sisi lain adalah suatu teknik “sedia payung sebelum hujan” untuk KESEHATAN kita dan (sebagian) kesehatan finansial kita dan keluarga.
Di sini saya coba bahas tentang asuransi. Kenapa kita perlu asuransi? Kita perlu payung jika sewaktu-waktu hujan, payung dapat digunakan untuk melindungi kita. Kalau tidak ada hujan? Gak apa-apa juga punya payung, hari ini tidak hujan bukan berarti besok pasti tidak hujan juga kan? Itu gambaran umumnya. Saya sebenarnya cukup awam dengan detil asuransi, jadi lebih baik dibahas dari pandangan awam juga. Asuransi secara besaran dibagi menjadi dua, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. Karena pasti sudah pada tahu artinya, kita skip langsung ke bagian kapan seharusnya kita apply kedua asuransi tersebut.
Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa sebaiknya di-apply jika hidup keluarga bergantung pada kepala keluarga misalnya. Jikalau ayah yang membiayai hidup keluarga tiba-tiba dipanggil olehNya, keluarga tentu juga tiba-tiba tidak memiliki stream income yang biasa dinikmati. Asuransi jiwa ini berguna untuk meng-cover biaya hidup keluarga yang ditinggalkan.
Jadi misalnya biaya pertanggungan/santunan adalah IDR 100 juta, maka jika kepala keluarga passed away, duit 100 juta itu yang digunakan untuk membiayai hidup keluarga, sampai misalnya ibu mencari stream income baru. Kapan tidak perlu memiliki asuransi jiwa? Jika Anda masih single dan tidak ada tanggungan yang secara finansial “kehilangan” (misalnya orang tua) jika tidak ada stream income yang dihasilkan oleh Anda.
Asuransi Kesehatan
Berikutnya adalah asuransi kesehatan. Kebanyakan dari Anda yang menjadi pegawai tentunya sudah memperoleh jaminan asuransi kesehatan. Meskipun demikian harus Anda telaah dalam-dalam hal apa yang di-cover dan yang tidak. Jangan sampai Anda over-confident bahwa semua penyakit bakal di-cover oleh asuransi kesehatan tempat Anda bekerja. Bisa saja ternyata hal-hal tertentu sama sekali tidak tercantum di klausul asuransi kesehatan kantor. Silakan cek dan ricek lagi. Juga pastikan berapakah besaran rawat inap per malamnya yang ditanggung.
Sebagai contoh, ada asuransi kesehatan yang meng-cover biaya rawat inap IDR 400 ribu per malam. Ini kira-kira setaraf kamar kelas dua di RS ternama. Jika Anda ingin mendapatkan perawatan di kelas yang lebih tinggi, Anda bisa menyiasati dengan memiliki asuransi kesehatan dari 3rd party yang bisa menambah kekurangan (jika ada) reimburse biaya perawatan sakit Anda (dan/atau keluarga). Ingat sebagai tambahan, bukan sebagai sarana cari untung dengan me-reimburse ke kantor dan 3rd party sekaligus.
Asuransi Kesehatan Setelah Pensiun?
Nah, yang seharusnya jadi masalah adalah jika pensiun bagaimana? Biasanya kebanyakan kantor hanya meng-cover selama Anda bekerja di perusahaan tersebut. Jika sudah berumur 55 tahun dan pensiun, perusahaan mempersilahkan Anda untuk membiayai urusan kesehatan sendiri, padahal justru kebanyakan penyakit mulai menyerang setelah usia pensiun.
Ligwina Hananto mengkonfirmasi bahwa di Indonesia saat ini belum ada asuransi yang meng-cover mulai masa pensiun ini (di luar sepertinya ada, belum cek sih). Kebanyakan sih harus dimulai dari sekarang, meskipun belum tentu sekarang butuh (ingat dua perlindungan itu terlalu berlebihan jika coverage dari kantor sudah lebih dari cukup). Jadi sekarang cara mempersiapkannya adalah.. dengan membuat investasi dana kesehatan π buatlah perencanaan dana kesehatan di masa pensiun sebagaimana persiapan dana pensiun. Jangan salah, jangan ambil dana pensiun untuk dana kesehatan! Kalau dana pensiun diambil salah satu, gimana pasangan kita mau menghidupi diri kalau begitu?
Unit link?
Bagaimana dengan unit link?? Hampir semua perencana keuangan independen — artinya tidak ada afiliasi dengan produk tertentu — tidak menyarankan produk seperti ini. Mengapa? selain tujuan awalnya berbeda, dua spesies dalam satu produk tentunya tidak memudahkan kita mengatur porsi besaran mana alokasi asuransi dan mana alokasi investasi. Jangan sampai ternyata alokasi investasi Anda malah tersedot untuk asuransi. Saya pribadi tetap menyarankan untuk memisahkan di antara dua produk ini. Silakan pilih investasi dan pilih asuransi, jangan pilih asuransi+investasi. Percayalah akan lebih enak mengaturnya jika dipisah seperti itu π
Update: salah satu tulisan Ligwina Hananto menyebutkan sejumlah alasan kenapa unit link itu tidak direkomendasikan. Kesimpulan saya, dua spesies dalam satu produk artinya benefitnya tidak optimal, baik dari sisi asuransi maupun dari sisi investasi.
Financial 101: Pengaturan keuangan keluarga
Nampaknya masalah yang sama yang dihadapi oleh pasangan muda adalah bagaimana mengatur keuangan. Pengaturan di sini tentu saja tidak hanya berhubungan dengan belanja bulanan, tapi juga berkaitan dengan rencana finansial jangka pendek, menengah, dan panjang. Yang termasuk rencana tersebut di antaranya dana pensiun, dana naik haji, dana sekolah dan kuliah anak, beli rumah, beli mobil, liburan ke luar negeri, dll, yang pastinya bikin mata jureng kalo nge-list satu-satu.
Kecuali kita ini masih keturunan konglomerat, hal seperti ini tentunya adalah masalah pelik yang harus dipecahkan sedini mungkin. Sebagai referensi, silakan pantengin Hard Rock FM, 87.6 MHz (Jakarta only, atau bisa streaming lewat Internet dan Indovision) hari Kamis pagi. Acaranya Financial Clinic yang digawangi oleh Ligwina Hananto dari QM Financial.
Selain perencanaan keuangan, perlu dipikirkan pula tentang pembagian aset. Di Barat ada yang disebut sebagai prenuptial agreement yang mengatur pembagian aset antara suami dan istri. Budaya Timur tentunya tidak seterang-terangan seperti itu, biasanya sih common practice-nya adalah kebanyakan harga keluarga atas nama suami, sehingga jika suami meninggal lebih dahulu, hak warisnya tentu akan langsung jatuh ke istri. Di sisi lain, jika aset itu atas nama suami, pembagiannya (secara Islam misalnya) akan lebih berat ke anak lelaki.
Kembali ke perencanaan keuangan, aku dan istri biasanya menggunakan pendekatan pendapatan suami untuk keluarga dan pendapatan istri adalah hak mutlak istri untuk pemakaiannya. Ini kami sesuaikan dengan syariat Islam. Bedanya, biasanya saya potong dulu untuk membayar zakat dan utang Kartu Kredit BCA (bisa langsung dengan Internet Banking) sebelum dialokasikan sepenuhnya sesuai dengan rencana istri.
- Pelunasan utang-utang. Utang kartu kredit harus dilunasi secepatnya, sedangkan utang model Kredit Rumah, Kredit Mobil atau Kredit Alat Elektronik seharusnya secara total tidak boleh lebih dari 30% total pendapatan keluarga per bulannya
- Penyediaan dana darurat. Dana darurat itu ditekankan oleh Ligwina berkali-kali karena dana darurat sangatlah berguna saat kita misalnya tidak mempunyai pendapatan dalam jangka waktu tertentu sementara kebutuhan tetap harus dipenuhi. Besarnya dana darurat ini berbeda-beda tergantung kebutuhan dan gaya hidup. Saya sarankan setidaknya keluarga muda (belum punya anak) dengan pendapatan tetap memiliki dana darurat sebesar 4-6 kali pengeluaran bulanan. Penyimpanannya dapat berupa 1 kali pengeluaran bulanan di rekening dana darurat, 3 kali pengeluaran bulanan di deposito atau reksadana pasar uang, dan sisanya dapat disimpan dalam bentuk emas atau reksadana pendapatan tetap/campuran. Sebagai awalan, coba sisihkan 10-20% pendapatan keluarga setiap bulan dan dalam waktu setidaknya 1 tahun target dana darurat bisa terpenuhi
- Investasi. Investasi seharusnya menjadi gaya hidup masa kini. Kenapa sih kita butuh investasi? Kita hidup di jaman yang sangat berbeda dengan jaman Bapak Ibu kita dulu. Gadget dan alat elektronik bertebaran di mana-mana, kartu kredit memudahkan kita melakukan segala macam pembayaran, sementara inflasi naik setiap saat dengan kejamnya. Menabung saja tidak cukup karena interest yang diperoleh sangat jauh jika dibandingkan dengan kenaikan inflasi dan kebutuhan di masa mendatang. Pembahasan investasi ini nampaknya bisa dipisah di satu post tersendiri, untuk sekarang ini cobalah mulai menyisihkan 10% saja dari pendapatan per bulan di akun reksadana saham. Perencanaan ini difokuskan sebagai biaya hidup saat pensiun kelak. Setelah stabil, silakan naikkan hingga mencapai 30% dari pendapatan bulanan.
- Passive Income. Setelah poin 1-3 terpenuhi, artinya secara disiplin kita bisa menyisihkan pendapatan kita untuk ketiga hal di atas, sudah saatnya kita melangkah lebih jauh untuk mencapai passive income. Biasanya sih dana untuk passive income kita kumpulkan dari dana sisa setelah dipotong sana-sini. Pembahasan tentang passive income juga bisa menjadi post tersendiri, tapi garis besarnya bisa berupa properti (apartemen, rumah, ruko, lapak di ITC) untuk disewakan, joint venture untuk membuat bisnis, dan investasi di bursa saham
Saya pikir banyak jalan menuju Roma, di mana Roma di sini adalah kebahagiaan sebagai tujuan akhir, sementara perencanaan keuangan adalah salah satu jalan terbaik untuk mencapainya. Sharing yuks tentang perencanaan keuangan keluarga masing-masing π
Our First “Belanja Bulanan”..
Karena aku sama mas sudah gajian. Hehehe saatnya kita menyusun budget bulanan pengeluaran kita. Jujur saja ya, semenjak pesta kemarin keadaan keuangan kami berdua harus di-review dan di perkokoh lagi. I don’t say that we’re broke.. Hehehe, cuman secara standarnya aku pada dasarnya tinggi jadi memang harus di perkokoh lagii.. Mengingat jika nanti misalnya.. ada tanggung jawab lebih besar yang dititipkan ke kita. Mau tidak mau kita harus siap, apalagi u know laah, semuanya sekarang apa-apa mahal. Dan aku selalu pengen yang terbaik. Jadi harus siap-siap dari sekarang.. π
Secara aku sudah resmi jadi Menteri Keuangan rumah tangga kita.. Hihihi.. Aku harus pintar-pintarnya mengatur budget untuk semuanya..Β Sebenarnya sih jagoan si mas urusan financial management.. Cuman pak penghulu waktu itu bilang berkali-kali kalau yang atur keuangan harus istri.. Dan kan udah pakai acara kacar-kucur segala bukan ? Huekekeke, dimana semua penghasilan si mas di kasih ke aku semuaa..Β Jadinya aku harus pintar-pintarnya mengatur semuanyaa..
Untuk sekarang belum bicara soal investasi, plan masa depan dan sebagainya siih, belom jagoo, masih kudu belajar lebih banyak dari si mas. Yang sekarang bagaimana menyeimbangkan pengeluaran dengan savings. Untuk investasi kita masih lihat-lihat prospek yang bagus. Apalagi yah, semenjak krisis finansial global kemarin. Semua investasi kita yang berbau-bau reksadana saham sudah kita tarik dan kita masukin sebagai savings biasa. Dan sampai sekarang masih belum tau mau investasi kemana lagi. Emas sih udah ada (hehehe beberapa dari mahar kemarin), cuman kan ga semuanya diinvestasikan ke emas juga bukan ? Kita masih butuh yang lebih liquid.. Humm.. anyway.. jadi ngelantur gini.. π Back to topic.. Huehuehuehue..
Aku mengatur budget bulanan (plus tracking-nya) dengan file excel yang keren iniih. Judul filenya Family Budget Plan, dan kalian bisa donlot disini :Β family-budget-plan-ver-210.xls . Lumayan lah membantu untuk membagi-bagi budget bulanan untuk apa saja.. π Dan tentunya plus tracking, apakah kita sudah melebih budget apa belum..
Karena anggaran untuk bulan ini sudah disetujui Bapak Karimuddin.. Huehehehe.. Aku sebagai Menteri Keuangan dan Menteri Logistik Rumah Tangga langsung deh melakukan belanja bulanan. Huekekekeke.. Belanjanya yaa biasa kebutuhan-kebutuhan sehari-hari , nyetok ransum makanan dan beli bahan makanan yang tidak dijual di pasar tradisional biasa, terutama sih buat bekalnya si mas. Yup, buat penghematan juga siih, aku sama mas rencananya mau bekalan dari rumah aja aah. Lebih sehat plus aku bisa mengasah kemampuan memasakku. Gak yang ribet-ribet dulu. Start from the simple things. Lagipula ada mbak juga dirumah, jadi ada bantuan juga akuu.. π Buat urusan deterjen dan lain sebagainya, secara tinggal tetanggaan sama mama dan tentunya menghemat tenaga jadi kita patungan beli segala macam itunya..
Kita belanjanya di Kem Chick Pacific Place. Hehehe sebenernya sih sekalian aja siih, soalnya aku lagi ngidam Sour Sally and pengen potong rambut di Talents.. Hihihi iyaaa, aku potong rambut juga akhirnyaa.. Pendeek looh.. Hihihi biar gampang kering laah kalau abis keramas.. Ahiahiahiahiahiahia… π Kayak gini niih.. Bagus ga ?
Abis potong rambut baru belanja deeh. Duh menyenangkan sekali yaa ternyata belanja sama hubby. Huhuhuhuhu berasa banget mandirinyaa.. Selama belanja langsung muter deh di kepala apa saja yang mau dibeli, dan mau dimasak apa aja.. Huekekekeke.. Thank God, kita kemarin dapat satu paket tupperware dari saudara, jadi bisa buat storage macem-macem di kulkas.. Uhuuuyy.. π Kemudian selesai belanja baru deh mam Sour Sally.. Enyak..enyak..enyak..
Pulang ke rumah langsung disuruh ketemu papa mama di rumah sebelah. Ternyata mereka abis dari Balikpapan dan beliin kepiting kenari yang super yummmyyy… Kenyaaang deh sama Kepiting, terus leyeh-leyeh deh sama si mas sambil sibuk milih baju buat dipakai ke kawinannya si Ayu besok. Hehehe.. seneng deh aku, karena masih anget juga kali yaa jd pengantin barunyaa.. Aah tapi aku mau kayak gini terus aaaah… π Amin deeh…