Disclaimer: Tulisan ini merupakan bagian dari kampanye Nissan Motor Indonesia yang bertajuk 7 days with March. Ikuti keseluruhan rangkaian cerita yang terdiri dari 7 tulisan dengan tag berikut ini. Semua yang ditulis di sini bersifat obyektif.
Bagian ini pasti termasuk yang ditunggu-tunggu. Yang namanya orang Indonesia secara kebanyakan, pasti saat beli budget car yang dipikirkan terlebih dahulu adalah seberapa irit penggunaan bahan bakarnya, setidaknya apakah mereka masih bisa menggunakan bahan bakar yang disubsidi.
Pertama, Nissan March sebenarnya bisa menggunakan bahan bakar disubsidi yang memiliki oktan 88. Meskipun demikian dengan rasio kompresi 10.2:1, seyogyanya mobil ini menggunakan oktan yang lebih tinggi, beroktan 92 setidaknya. Ok, mungkin ada di antara Anda yang “kecewa” dengan kenyataan ini, tapi hei bukankah lebih baik menggunakan bahan bakar yang semestinya ketimbang mesin ngelitik dan tidak bagus untuk kesehatan mesin secara jangka panjang? 🙂
Masuk ke konsumsi bensin, saya mesti bilang ini mobil paling irit yang pernah saya coba. Lebih irit dari Avanza, Vios, bahkan dibandingkan Fiesta sekalipun. Wajar dengan mesin 1200 cc 3 silinder yang teroptimalisasi, akan sangat mengherankan apabila dia ternyata lebih boros.
Kapasitas tangki bensinnya secara full adalah 41 Liter. Di dashboard, terdapat 8 bar indikator bensin, artinya secara kasar 1 bar mewakili sekitar 5 Liter. Di perjalanannya, 50-60 km pertama sama sekali tidak menggerakkan bar untuk berkurang. Tapi yang jelas indikatornya tidak rusak. Memang mobil ini sangat irit.
Di berbagai ujicoba, untuk perjalanan luar kota Nissan March bisa digunakan untuk mencapai lebih dari 20 km untuk setiap 1 Liter bensin. Ujicoba Jakarta-Yogyakarta yang berjarak sekitar 600 km membuktikan bahwa tim jurnalis yang mencobanya tidak perlu mengisi lagi satu kalipun hingga mencapai Yogya. Tim internal Nissan March mencoba menjajal mobil ini untuk rute Jakarta – Cikampek dengan prinsip ecodriving, dan bisa mencapai angka konsumsi sekitar 23 km untuk setiap liternya.
Bagaimana dengan kondisi moderat dalam kota seperti Jakarta sekalipun? Pengalaman saya beberapa hari ini menunjukkan angka di dashboard memberikan fakta 1:13. 1 L untuk 13 km. Saya yakin ini tidak 100% shahih, untuk kondisi riil perlu dites dengan pengisian bahan bakar, tapi karena bahan bakarnya masih banyak toh saya tidak begitu concern dengan angka eksaknya.
Buat keluarga muda, apalagi sudah punya anak, yang memang budget-conscious, fakta ini memberikan angka yang menyenangkan. Jika moderately Anda bisa menghabiskan bensin Nissan March dari penuh hingga kosong dalam jangka waktu 1.5 – 2 minggu, bayangkan berapa besar dana yang bisa dihemat setiap bulannya.
Coba Anda hitung dengan asumsi bahan bakar beroktan 92 saat ini adalah Rp 8200. Jika Anda cuma mengisi 2 kali sebulan, biaya bulanan untuk bensin yang dikeluarkan tidak sampai 800 ribu Rupiah. Mungkin ada di luaran sana ada yang mengklaim kok masih lebih hemat pakai bensin bersubsidi ya, tapi kembali ke argumen saya tadi, mending menggunakan bahan bakar sesuai yang direkomendasikan.
Lagipula mengapa hari gini masih mendukung pemborosan APBN senilai 130 Triliun (untuk subsidi BBM) setiap tahun yang bisa digunakan untuk hal lain yang jauh bermanfaat bagi rakyat, seperti dana kesehatan, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.
Kembali soal fakta konsumsi bensin yang dihasilkan oleh Nissan March, cukup menyenangkan bukan?
setuju om!
*toss dulu*
Ih lagipula ya.. Malu tau punya mobil bagus tapi belinya bensin bersubsidi. Kalau mampu beli mobil bagus tandanya kan gak perlu subsidi. 130 Triliun buat subsidi bahan bakar. Trus gak tepat sasaran pula. Banyak bangeeet orang gak butuh subsidi tapi menggunakan fasilitas subsidi bahan bakar. Mending duit APBN bertriliun tiap tahunnya buat fasilitas transportasi umum yang lebih layak dan memadai lah…
Mbak Anggi kalo sama fiesta kabin depan+belakang lebih enak mana utk bawa newborn + toddler?
untuk kabin, lebih tinggi dan sedikit lega Nissan March. Tapi kenyamanan tentunya jauh lebih nyaman Ford Fiesta. Ada uang, ada baranglah 🙂
Sekarang tergantung Anda pertimbangan utamanya lebih ke mana