#365shots, antara Posterous dan Tumblr

Salah satu ide baru kita di awal tahun 2010 — selain bebibobu tentunya, ehm tunggulah sebentar lagi — adalah ikutan gerakan #365shots di Indonesia yang diprakarsai Pitra dari media-ide. Ide awalnya sih simpel. Mendokumentasikan apa yang terjadi di hidup kita sehari-sehari dalam bentuk artikel gambar setiap hari selama 365 hari.

Menurut Pitra di artikelnya, gerakan 1 hari 1 foto ini salah satunya diprakarsai oleh blogger-fotografer Taylor McKnight di tahun 2004. Di Twitter, pengikut gerakan ini akan mencantumkan hashtag #365shots di tweet-nya. Untuk tahu lebih banyak silakan klik tautan yang sudah saya sebutkan di atas.

Nah, kita sendiri — baik Mr maupun Mrs — berkeinginan berpartisipasi dalam gerakan ini. Just for fun aja, siapa tahu jadi dokumentasi menarik jika kelak kita re-visit 1, 5, 10, bahkan 20 tahun lagi. Begini lho Anggi pas hamil 27 minggu, begitu lho bentuk makanan yang kita makan akhir pekan ini, atau apapun itu yang menarik untuk kita dokumentasikan.

Kembali ke pendokumentasian tadi, kita pengen menggunakan platform yang mudah setup-nya, simpel penggunaannya, dan menarik tampilannya. Mencoba untuk beralih dari format WordPress, pilihan jatuh antara Posterous dan Tumblr.

Berdasarkan “chemistry” yang dirasakan, akhirnya Mr Karimuddin memilih format Posterous, sementara Mrs Karimuddin jatuh hati pada Tumblr. Kenapa Posterous, kenapa Tumblr? Well, tentunya pilihan berdasarkan 3 kriteria di atas. Mr Karimuddin suka platform yang super simpel, tampilan tidak neko-neko, dan update-nya sangat mudah menggunakan email. Garis bawahi update mudah dengan email. Posterous sangat cocok dengan keinginan ini.

Mrs Karimuddin di lain pihak, menyukai themes yang warna-warni dan variatif serta tampilan dashboard yang (juga) menarik. Tumblr tentunya lebih cocok untuk hal seperti ini. Tumblr juga melayani peng-update-an dengan email, tapi tidak menggunakan single email seperti Posterous. Tentunya pilihan ini selera masing-masing ya, tapi kecenderungannya emang cewek lebih suka Tumblr dan cowok lebih banyak yang pilih Posterous 😛

Sentuhan terakhir, kami memanfaatkan kemampuan Posterous dan Tumblr untuk melakukan custom domain mapping menggunakan A-record. Jadilah alamat URL http://mr.karimuddin.com dan http://mrs.karimuddin.com untuk kedua situs tersebut dengan tetap mempertahankan platform CMS aslinya. Kami mencantumkannya di sidebar supaya teman-teman yang tertarik bisa mengklik dengan mudah.

Apapun platform yang dipilih, tentunya jangan lupakan esensi awal gerakan #365shots ini. Gunakanlah kampanye ini sebagai cara kita mendokumentasikan kehidupan kita, lingkungan sekitar, dan hal-hal menarik dengan cara online masa kini yang bermakna seribu kata ketika kita melihat lagi di waktu yang akan datang. Selamat mendokumentasikan! 🙂

Tentang Google Wave

Akhir-akhir lagi hype banget ngomongin Google Wave. Apaan sih tuh? Saya coba ndak jelasin dari sisi pandang teknikal, soal ini silakan menuju About Google Wave dan Google Wave – Wikipedia. Yang saya mau coba cerita — dari sudut pandang orang awam — adalah apa yang bisa kita lakukan dengan Google Wave.

Google Wave sendiri sebenarnya bukanlah pesaing Facebook atau situs jaringan sosial media lainnya. Google Wave adalah alat yang digunakan untuk berkolaborasi dalam menyebarkan informasi, dapat berupa teks, gambar, apapun. Sudah ada beberapa bot yang dibuat untuk Google Wave, di antaranya mengirim update status ke Twitter, ataupun menampilkan listing suatu item dari Amazon.

Kelebihan Google Wave adalah segala sesuatu ini dilakukan secara real time. Anda bisa melihat teman Anda menulis sesuatu huruf per huruf (ingat, bukan per kata atau per kalimat), bahkan jika iseng bisa langsung mengedit tulisan tersebut saat teman Anda belum selesai menulis kalimatnya. Satu “conversation” antara Anda dan teman Anda itu disebut wave. wave bisa dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Lebih ini sebanyak berapapun Contacts yang kita mau.

Ke depannya, diharapkan akan ada semakin banyak “aplikasi” yang dibuat di atas platform Google Wave, contohnya Anda bisa saja nanti main catur secara online di Google Wave, informasi tentang produk eBay dan Amazon di dalam satu screen, sehingga bisa jadi nantinya browser Anda cukup membuka satu page saja.

Satu hal yang pasti, Google Wave ini tidak akan bekerja secara optimal jika Anda tidak banyak punya Contacts (atau bahkan tidak punya Contacts sama sekali). Tapi memang saat ini undangan untuk mencoba Google Wave sangatlah terbatas. Satu orang biasanya mendapat jatah hanya 8 undangan. Jadi buat yang belum dapat — dan ingin mencoba — silakan bersabar 🙂

Hukum Tidak Puasa untuk Ibu Hamil

Puasa Ramadhan sudah menjelang. Alhamdulillah kita semua masih diberi kesempatan untuk menikmati bulan penuh barokah dan ampunan ini. Sebenernya sih ibu hamil (bumil) seperti istriku juga ingin menyambut Ramadhan dengan berpuasa, tapi mengingat meningkatnya hasrat ingin makan dan tingginya kebutuhan asupan untuk ibu dan calon buah hati, jadinya kita bertanya-tanya, sebaiknya bumil itu perlu ikutan puasa atau enggak. Secara rasional, tentunya akan cukup “menyiksa” bagi bumil dan calon buah hati untuk mengurangi jatah asupan menjadi saat sahur dan buka puasa saja.

Tentunya agama Islam selalu menjadi rahmatan lil alamin bagi semua umat, termasuk di dalamnya bumil. Tidak pernah ada suatu amalan yang memberatkan, di mana selalu ada kemudahan/ruksoh dalam menjalankan setiap ibadah. Menurut para ulama, ada dua pendapat tentang puasa bagi ibu hamil — yang tidak dapat melaksanakan ibadah puasa. Pendapat pertama menggolongkan bumil sebagai orang sakit, sehingga penggantiannya adalah di-qadha/diganti puasanya di hari lain. Pendapat kedua adalah menggolongkan sebagai orang yang tidak mampu berpuasa sehingga harus diganti dengan membayar fidyah, yaitu memberi makan fakir miskin. Ada lagi yang menyatakan perlu kombinasi dari keduanya (qadha dan fidyah) untuk menggantinya.

Kalau kita lihat kondisinya, seorang ibu itu tidak diwajibkan berpuasa saat mengandung, nifas, dan menyusui. Kalau ditotal-total maka minimal 15 bulan seorang ibu tidak wajib puasa. Diteruskan menyusui hingga 2 tahun, bisa hampir 3 tahun seorang ibu tidak ikutan berpuasa. Bagaimana caranya seorang ibu bisa meng-qadha secara total 90 hari puasanya? Secara rasional memang lebih cocok penggantinya dengan membayar fidyah. Untuk pelaksanaan dan kemantapan hati, sebaiknya ditanyakan kepada ustadz/ustadzah yang bumil percayai.

Oh ya, mumpung post-nya masih berhubungan dengan Ramadhan, The Karimuddin mengucapkan mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan yang kami perbuat, selamat menunaikan ibadah puasa, semoga puasa kali ini memberikan barokah untuk kita semua 🙂

[thumbnail image]

Twitter: Antara @replies dan RT

Kebanyakan dari kita baru mengenal layanan microblogging paling lama satu tahun. Di antara sekian banyak layanan tersebut, Twitter adalah de-facto microblogging utama. Twitter digunakan oleh pejabat negara — seperti Barack Obama, selebritis, so-called selebritis, media, corporates, hingga kita-kita.

Secara umum, menggunakan Twitter itu tidak susah. Kita cukup nge-tweet (berkicau) terhadap sesuatu hal yang menurut kita menarik. Fitur umum yang ada dari Twitter adalah menulis status, @replies/mentions, dan direct message (DM). Contohnya adalah sebagai berikut:

amirk: saya makan nasi goreng (status)
dadidedo: @amirk nasi goreng pake apa mas? (replies)
amirk: @dadidedo pake telor dadar dan ayam goreng beb (replies)

dadidedo: sedang menikmati weekend yang menyenangkan dengan @dadidedo dan @amirk , just the two of us 😀 (mentions)
amirk: d dadidedo I’m having great time with u sayangku.. 🙂 (Direct Message)

Simpel bukan? Nah, setelah API Twitter dibuka, yang memungkinkan adanya third party client untuk mengakses Twitter — seperti di PC, Mac, BlackBerry, atau iPhone — muncul satu fitur baru yang sebenarnya tidak secara resmi dikeluarkan oleh Twitter. Fitur ini adalah ReTweet, biasa disingkat RT.

RT ini semacam fitur Forward di email. Sebagaimana nature-nya Forward, yang kita lakukan adalah “meneruskan” suatu tweet yang dianggap menarik, dengan kadang-kadang menyelipkan opini pribadi. Bentuk umum ReTweet adalah “RT @.. <tweet>”, tapi bisa juga dimodifikasi menjadi “<tweet> (via @..)”. Contohnya sebagai berikut:

dadidedo: ada restoran Jepang baru di Pacific Place.. (status)
amirk: Ingin berkunjung secepatnya RT @dadidedo: ada restoran Jepang baru di Pacific Place.. (RT)
amirk: ada restoran Jepang baru di Pacific Place.. (via @dadidedo) (RT)

Sebenarnya mengikuti “aturan” ini simpel. Masalahnya, banyak orang — sayangnya kebanyakan orang Indonesia — yang baru ikutan Twitter dan merasa bahwa RT itu “lebih cocok” digunakan sebagai ReplyTo. Padahal bukan itu tujuan awalnya. Walhasil, tweet pun rasanya makin ribet karena terlalu banyak informasi di dalamnya. Coba saya contohkan dengan contoh yang ada di awal:

amirk: saya makan nasi goreng
dadidedo: di mana mas? RT @amirk: saya makan nasi goreng

Biasanya, alasan terhadap penyalahgunaan seperti ini adalah yang bersangkutan bisa kehilangan informasi tentang topik atau bahasan yang mana yang dibicarakan. Bandingkan jika tweet-nya hanya seperti ini:

dadidedo: @amirk di mana?

Kemungkinan @amirk bingung terhadap pertanyaan @dadidedo cukup besar karena tidak mengerti maksud pertanyaannya. Nah, salah satu “cara” supaya pengguna Twitter tidak kehilangan jejak pembicaraan adalah menggunakan “re:<topik>”, persis seperti apa yang dilakukan dalam pembicaraan email. Contohnya sebagai berikut:

dadidedo: @amirk di mana? re:nasi goreng

Sesuai contoh di atas, @amirk seharusnya tidak ada akan bingung karena topik pembicaraan ini adalah tentang nasi goreng. Jika Anda peduli pada “penggunaan Twitter yang baik dan benar” dan Anda merasa melakukan kesalahan dalam penggunaannya, silakan perbaiki kebiasaan ini 😎

[thumbnail image]

Sop Kaki Kambing Dudung Roxy

Dudung Roxy ini salah satu yang jadi andalannya keluarga Anggi untuk urusan “perkambingan”, terutama sop kakinya. Jadi ceritanya sebagai anggota baru keluarga, saya diajak mertua untuk nyobain. Anggi sendiri tidak ikut, jadinya cuman saya, Bapak dan Anggoro. Lokasinya secara emang gak jauh dari rumah. Tepatnya berada di Jl. Biak di daerah Roxy.

Dudung ini warung pinggir jalan tapi rame banget. Dibanding warung-warung di sebelahnya, yang rame cuma Dudung doang. Lucunya salah satu “added value” dari Dudung ini kita gak perlu bayar parkir. Pas parkir di pinggir jalan, tukang parkirnya ngasih kupon. Pas balik, ternyata kasih kupon itu udah jadi alat pembayarannya. Mungkin Dudung yang menanggungnya?

Sop Kaki Kambing Dudung Roxy

Lokasi Sop Kaki Kambing Dudung Roxy

Pas masuk, satu hal yang belum pernah saya temui adalah kita bisa memilih hal apa saja yang dimasukkan dalam sop. Saya kira cuma sop kaki aja. Ternyata hampir semuanya ada, cuma kata Bapak biasanya ada “torpedo”, tapi udah abis. Saya pilihnya cukup konservatif, kaki dan otak. Males pilih-pilih jerohan kambing yang lain 😀 Selain sop, kita juga memesan sate kambingnya.

Tak berapa lama makanannya datang. Bentuknya emang rada beda dengan sop kaki kambing kebanyakan. Biasanya kan modelnya jernih, cuma kasih bawang dan seledri. Yang ini modelnya kayak Soto Betawi. Bahkan bisa jadi mirip Soto Betawi Bang Husen, karena kuahnya lebih mirip pake susu dibanding pake santan. Bedanya ini kuahnya ada kuning-kuningnya. Setelah dikonfirmasi ke wifey ternyata pake minyak samin, biar gak bau kambing kali ya.

Sop Kaki Kambing dan Sate Kambing

Kalau ngomongin rasa emang maknyus sih sop kakinya. The best sop kaki kambing so far yang pernah saya cobain. Sayangnya enak sop kakinya tidak diimbangi oleh sate kambingnya. Masih rada bau kambing dan lada hitamnya lagi kebanyakan. Emang kata Bapak untuk sate dia biasa saja. Ada favorit Bapak yang lain untuk sate kambing, yaitu di daerah Pejompongan.

Well, mungkin next time dilanjutin wisata kuliner berkolesterol tingginya 😀