Diskusi Teknis Upacara Adat dan Perlengkapannya

Kemarin pulang kantor aku, mama dan papa pergi ke rumah ibu Kiky. Si papa ingin diskusi mengenai teknis upacara adat dan perlengkapannya kepada ibu Kiky. Berikut ingin meminjam beberapa beskap dan blangkon untuk dapat dicoba panitia pada saat rapat panitia ketiga Sabtu besok.

Pada dasarnya semua peralatan dan perlengkapan Adat kita di provide oleh Kamaratih, namun timeline nya mengenai kapan perias di jemput, kapan tumpengnya ada dll itu yang masih belum jelas. Naah pas tadi ketemu ibu Kiky dijelaskan deh semuanyaa..
Continue reading

Ternyata Namanya Baju Lakha..

Jadinya kan akhirnya foto pre wed studio kita jadinya Sabtu ini. Semoga tidak mundur lagi ya. Waktu itu diundur karena Teh Nea (make up artis nya Payu) gak bisa karena sedang megang make up untuk Wedding. Secara kita juga tidak terburu-buru, jadinya ya sudah tak apa lah kalau diundur. Dimundurin seminggu doang sih, cuman persiapan dari kita berdua kayanya lemot banget. Sabtu mau pre wed, sampai kemarin kostum belum siap semua. Aku saja sampai kelupaan buat ambil kain jarik yang sudah di wiron di penjahit. Duh.. dudul sekali yaa akhir-akhir ini..

Kebaya aku sih sudah ready, si mas juga sudah beli jas dan kemeja baru spesial buat pre wed ini. Tapi kan berhubung nanti akan ganti kostum jadi 3 kali. Nah kostum nya si mas ini yang belum lengkap. Rencananya si mas akan 3 kali ganti kostum. Dengan jas, Teluk Belanga dan batik. Yang Teluk Belanga ini yang rada ribet, soalnya kan kudu sewa. Bingung sewa dimana, akhirnya tanya-tanya tantenya si mas deh. Akhirnya disarankan ke Sanggar Diyah di daerah Rawasari.
Continue reading

Pengiriman Air Siraman Ke Tempat CPP

Jadi dalam adat Jawa, salah satu proses menjelang pernikahan adalah siraman. Siraman dilaksanakan untuk menyucikan diri dan juga membuang segala kejelekan Calon Pengantin yang ada, agar calon pengantin dapat memulai hidup baru dengan hati yang bersih dan suci. Siraman dilakukan oleh 9 orang sesepuh termasuk sang Ayah. Jumlah sembilan tersebut menurut budaya Keraton Surakarta untuk mengenang keluhuran Wali Sanga, yang bermakna manunggalnya Jawa dengan Islam. Selain itu angka sembilan juga bermakna ’babahan hawa sanga’ yang harus dikendalikan.

9 orang sesepuh yang memberi siraman itu ada kriterianya sendiri, antara lain adalah :

  1. Harus sudah mantu (menikahkan anaknya)
  2. Harus monogami (tidak berpoligami atau tidak dipoligami)
  3. Tidak pernah bercerai

Continue reading

Update Template Buku Panduan Pernikahan Adat Jawa

Pagi-pagi cek email, eh dapat email dari mbak Niken Soekanto. Aku pikir soal konfirmasi ketemuan dengan ibu Kiky. Hehehe ternyata mbak Niken cerita habis lihat-lihat Love Journal ini.. Alhamdulillah responnya baguuus.. Bikin aku semangat pagi-pagi deh. Hehehe..

Ternyata mbak Niken lihat template buku panduan pernikahan ku yang sebelumnya aku upload di blog ini. Mbak Niken menambahkan beberapa item tambahan di template buku panduan itu. Aduuh mbak Niken baik bangeet. Tambahan-tambahan dari mbak Niken ini lebih detail dan aku personally merasa, hal-hal tersebut cukup penting dan tidak boleh terlupa pada saat prosesi berlangsung.
Continue reading

Jaga Kesehatan Ya..

Kemarin pas iseng browsing sore-sore pulang kantor, tiba-tiba lihat notifikasi email dari multiply. Ternyata mbak Niken Soekanto (anaknya ibu Kiky) kirim message ke aku. Isinya seperti ini niih :

Ass. wr.wb.Mbak Anggi…

Gak kerasa..2 bulan lagi ya? Counting down bener2 niy heheheh..Btw Mbak apa ada lagi yang bisa kami bantu atau mungkin Mbak Anggi masih ada pertanyaan karena ada yg kurang jelas dari sisi rias, busana maupun adat pernikahan jawa? Never hesitate to contact me yaaa..Aku cuma titip pesen Mbak Anggi dan calon suami jaga kesehatan bener2..soalnya pengantin2nya Ibu Kiky yg bulan2 Oktober kemarin banyak yg sakit pas hari H karena kecapek’an..=( Moga2 Mbak Anggi selalu sehat dan proses pernikahannya lancar, selamat dan orang2 yg datang ke acara silaturahminya membawa berkah..Amin..

Matur nuwun Mbak…contact2 ya..

Wassalamualaikum.wr.wb.
Niken Soekanto

Continue reading